Rabu, 28 September 2016

METODE PENELITIAN SIKRIPSI KUANTITATIF



BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data kualitatif yakni data dalam bentuk bukan angka, dapat berupa teks, dokumen, gambar, artefak atau objek-objek lain yang dikemukakan di lapangan selama melakukan penelitian.[1] Penelitian  kualitatif yaitu sebagaimana menurut Bogdan dan litian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[2]
Selain definisi yang dikemukan oleh Bogdan dan Taylor di atas, Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiyah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (metode yang biasa di manfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen).[3] Sesuai dengan definisi tersebut penelitian ini berlatar alamiyah yakni berdasar pada fenomena yang peneliti temukan.
Sedangkan jenis penelitian ini termasuk pada studi kasus yang bersifat deskriptif. Menurut Suharsimi penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam laporan bentuk penelitian.[4] Dalam hal ini peneliti berharap dapat memetakan apa adanya tentang suatu variabel mengenai manajemen pengambangan kurikulum pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Amien Jambu Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

1.         Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat mutlak diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan dilakukannya penelitian. Dan  tidak bisa diwakilkan, karena jika berbeda peneliti maka besar kemungkinan hasil penelitiannya juga akan berbeda. Dalam hal ini peneliti datang secara intensif dan memotret keadaan yang terjadi dan langsung mencatat dan menginterpretasikannya dengan menggunakan tekhnik-tekhnik yang dapat memudahkan memahami secara keseluruhan dari bagian-bagian penelitian.
Sebelum terjun kelapangan, peneliti sudah mengenal beberapa informan sebagai sumber informasi, diantaranya kepala sekolah, waka kurikulum dan beberapa ustad/ustdzah di Madrasah Aliyah Al-Amien Jambu Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Disamping itu peneliti di lapangan sudah diketahui statusnya sebagai peneliti informan. Kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai persiapan untuk memudahkan dan menfokuskan terhadap penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

2.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Madrasah Aliyah di Al-Amien Jambu yang berlokasi di desa Jambu kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep. Secara geografis Madrasah Aliyah Al-Amien Jambu berada dipinggir jalan raya mudah dikenal oleh banyak orang, karena letak yang strategis dimana Madrasah Aliyah Al-Amien ini bisa dilalui dengan berbagai alat transformasi. Madrasah Aliyah Al-Amien masih berada di naungan Pondok Pesantren Mathlabul Ulum. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti manajemen pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang diterapkan Madrasah Aliyah Al-Amien jambu bagian putri.
  
3.       Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Moleong  adalah kata-kata,  dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.[5]
Dalam penelitian ini jenis datanya adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh subyek dari penelitian sesuai dengan seperangkat pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti dengan merujuk pada fokus penelitian yang ada sebagai pedoman, pengamatan dari peneliti serta dokumentasi yang bersifat penguat pembuktian dari data yang diperoleh berdasarkan pada pernyataan subyek penelitian tersebut.
Sumber data dalam penelitian ini adalah manusia dan non manusia. Sumber data manusia adalah waka kurikulum, kepala sekolah, guru-guru yang mengajar mata pelajaran PAI, para siswa. Sedangkan sumber data yang non manusia adalah dokumentasi yang ada seperti silabus, RPP, buku hafalan siswa (buku suratu kafaat) dan lain sebagainya.
 
4.      Prosedur Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian kualitatif pada umumnya sebagai berikut:
a.       Tekhnik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[6] Secara garis besar ada dua macam jenis wawancara. Wawancara terstruktur dan wawancara  tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstruktur, peneliti melakukan tatap muka dengan informan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan  sebelumnya. Pedoman wawancara terstruktur ini penting bagi peneliti agar mereka dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan dalam wawancara.[7] Sedangkan dalam wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Setiap peneliti mempunyai keterampilan bertanya.[8]
Metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Dalam  hal ini mula-mula peneliti  menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian diperdalam  dengan mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
Adapun informan yang akan diwawancarai dan informasi yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah waka kurikulum, kepala sekolah, guru-guru PAI berkenaan dengan pengembangan kurikulum apa saja yang diberikan serta siswa.
b.      Tekhnik Pengamatan (Observasi)
Tekhnik observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis data dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok.[9] Ada beberapa alasan mengapa tekhnik ini digunakan dalam penelitian kualitatif, diantaranya sebagai berikut:
1)   Tekhnik pengamatan ini didasarkan pada pengamatan secara langsung. Seorang peneliti akan memperoleh keyakinan tentang keabsahan data dengan mengamati sendiri atau mengalami langsung suatu peristiwa.
2)   Tekhnik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3)   Tekhnik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit situasi-situasi yang rumit ika peneliti ingin memperhatikan tingkah laku sekaligus.
Jadi, pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian perilku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap fenomena dari segi pengertian subyek. Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek penelitian[10].
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi partisipan dan non partisipan. dalam observasi partisipan peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Sedangkan dalam observasi non partisipan seorang peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan.
Pengamatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini  adalah pengamatan partisipan, peneliti hanya sebagai pengamat penuh. Peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara lalu diajukan kepada informan. Dan peneliti mengamati hal-hal yang terjadi di lapangan mengenai manajemen pengembangan kurikulum PAI meliputi pengahafalan suratul kafaat, juz ‘amma dan lain sebagainya.
c.       Tekhnik Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk tuisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan, transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti, dan lain sebagainya. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, sketsa. Dokumen yang berbentuk karya seni misalnya gambar, patung film, dan lain-lain.
Tekhnik dokumentasi merupakan pelengkap dari tekhnik wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari wawancara dan observasi akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumentasi yang ada disekolah tersebut baik yang berupa bentuk buku atau foto kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa di Madrasah Aliyah Al-Amien jambu.
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai kurikulum yang dipakai di Madrsah Aliyah Al-Amien Jambu Kurikulum 2006/ KTSP seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Absensi Siswa, jadwal perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan pengembangan kurikulum.

5.      Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.[11]
Dalam penelitian kualitatif, analisis data bisa dimulai sejak peneliti mengumpulkan data di lapangan. Analisis data dapat dilakukan sejak dari akan masuk lapangan, sedang berada di lapangan, dan sesudah selesai mengumpulkan data di lapangan. Sebelum masuk lapangan, peneliti telah mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang ada pada sasaran penelitian. Supaya tidak terdorong untuk mengumpulkan segala apa yang ia temui, maka data yang dikumpulkan ini, perlu dianalisis apakah relevan atau tidak dengan fokus penelitiannya.[12]
Menganalisis data adalah menetapkan tahap-tahap, langkah-langkah kegiatan terhadap data yang sedang dan sudah dikumpulkan, dengan tujuan untuk menarik kesimpulan.
Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian suatu kegiatan ilmiyah. Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Tujuan utama dari analisis data ialah untuk meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji. Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu:

a.       Reduksi Data
Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting. Ketika peneliti melakukan penelitian otomatis data yang diperoleh jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dilkukan analisis data melalui reduksi data sehingga memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencainya bila diperlukan.[13]
Tujuan pokok dari reduksi data selain untuk menyederhanakan data, juga untuk memastikan bahwa data yang diolah itu adalah data yang tercakup dalam scope penelitian, yakni dalam scope penelitian inilah permasalahan penelitian berada.[14] Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam mendisplay data yaitu sebagai berikut:
1)    Cheking data
Pada langkah ini, peneliti harus mengecek lagi lengkap tidaknya data penelitian, memilih dan menyeleksi data. Sehingga hanya data yang relevan saja yang digunakan dalam analisis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain: a. meneliti lagi lengkap tidaknya identitas subyek yang diperlukandalam analisis data. Misalnya nomor urut, jenis kelamin, kelas, asal daerah, pekerjaan dan sebagainya. b. meneliti apakah instrumen pengumpulan data sudah secara lengkap diisi, jumlah lembarannya tidak ada yang sobek, dan sebagainya. Hasil cheking ini berupa pembetulan kesalahan.[15]  Pengecekan data dilakukan dengan memeriksa kembali lembar transkip data wawancara dan observasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kelengkapan data atau informasi yang diperlukan.
2)    Organizing (Pengelompokan)
Pengelompokan data dilakukan dengan memilah-milih atau mengklasifikasikan data sesuai dengan arah fokus penelitian dalam lembar klasifikasi data.
3)        Coding (Pemberian Kode)
Pemberian kode dimaksudkan untuk menentukan data atau informasi berdasarkan tekhnik pengelompokan data (wawancara dan pengamatan). Adapun kode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)      Kode wawancara (W/S/L)
W= Wawancara
S= Sumber/Informan
L= Lapangan /Tempat
b)      Kode Observasi
O= Observasi
S= Sumber/Informan
L= Lapangan/Tempat
c)      Kode Dokumentasi
D= Dokumentasi
b.      Penyajian Data
Setelah selesai melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dengan demikian maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
c.       Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara atau tentatif, dan hal itu akan berubah jika tidak ada bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, jika kesimpulan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belu pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga yang diteliti menjadi jelas, dan berupa hubungan kausal atau interaktif.[16]

6.      Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini benar-benar valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka yang harus dilakukan peneliti adalah mengeceknya kembali secara cermat dan teliti (cross chek), agar penelitian yang dilakukan tidak sia-sia yang hanya terjebak pada simbolisme. Untuk mengecek terhadap validitas temuan dari data yang diperoleh, berikut beberapa tekhnik yang akan digunakan oleh peneliti:
a.    Ketekunan /Keajegan pengamatan
Ketekunan peneliti dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sesuai dengan permasalahan yang sedang diamati. Pengamatan dilakukan dengan teliti secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
b.    Triangulasi
Dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.[17] Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data atau mengumpulkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan tekhnik yang sama. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan antara wawancara yang diungkapkan di depan umum dengan apa yang dikatakan pribadi.
Sedangkan triangulasi metode yaitu membandingkan data dari beberapa sumber dengan metode yang sama, seperti membanding antara data yang diperoleh dari dari wawancara dengan dokumentasi yang ada.
c.    Uraian rinci
Data yang diperoleh diurakan secara rinci, sehingga pembaca dapat mengerti dan mengetahui temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian. Dalam hal ini mengacu pada fokus penelitian yang telah dibuat peneliti. 


7.      Tahap-Tahap Penelitian
Ada tiga tahap yang digunakan peneliti oleh peneliti dalam proses penelitian yaitu sebagai berikut:
a.    Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan adalah tahap di mana peneliti menetapkan apa saja yang harus dilakukan sebelum peneliti masuk ke lapangan objek studi. Dalam hal ini meliputi: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian dan mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan, persoalan etika penelitian.[18]
b.    Tahap Pekerjaan Lapangan
Setelah pekerjaan pra lapangan dianggap cukup, maka peneliti bersiap-siap untuk masuk ke lokasi penelitian dengan membawa pembekalan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya agar bisa masuk ke lokasi penelitian dengan mulus, yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta dalam mengumpulkan dan sekaligus menganalisa data.
c.    Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan meliputi menyusun kerangka dan isi laporan hasil peneliian yang telah dilakukan. Adapun mekanisme yang diambil dari penyusunan laporan disesuaikan dengan buku panduan penulisan karya ilmiyah yang telah ditentukan oleh STAIN Pamekasan.



[1] Jonatan Sarwono, Metode Penelelitian Kualitatif dan  Kuantitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 194
[2] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya , 2010), hlm. 4.
[3]Ibid., hlm. 5.
[4] Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 3
[5] Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 157.
[6] Ibid., hlm. 186.
[7] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 80.
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif  dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 195
[9] Buna’i, Penelitian Kualitatif (Pamekasan Press, 2008), hlm. 95.
[10]Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 174-175. 
[11]Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 248.
[12] Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif- kuantitatif  (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 352.
[13] Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 431.
[14]Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif- kuantitatif , hlm. 369. 
[15] Ibid., hlm. 119-124.
[16] Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, hlm.438.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif  dan R&D, hlm. 330.
[18]Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif- kuantitatif , hlm. 281-284.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT