Minggu, 18 September 2016

peran guru dalam proses pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Dalam proses pembelajaran guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupaka inti dari proses pendidikan keseluruha.
            Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam siusi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, diman dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru.
            Dan Ketampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristik umum dari seorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Ketampilan dasar mengajar (teaching skill) pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja peran guru dalam proses pembelajaran?
2.      Apa saja keterampilan seorang guru dalam mengajar?

C.       Tujuan Permaslahan
1.      Untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran
2.      Untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Mengoptimalkan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
            Saat ilmu pengetahuan masih sedikit (terbatas), dan teknologi masih belum berkembang seperti saat ini, maka peran utama guru disekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga perlu dilestarikan. Dengan pernyataan seperti itu maka seorang guru sebagai sumber belajar bagi siswa, dan siswa akan belajar dari apa yang disampaikan oleh seorang guru. Maka dari itu, terdapat pepatah mengatakan  “bagaimana pintarnya, maka tidak mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru[1]. Mengingat kondisi saat ini, dimana tekhnolgi yang semakin canggih, apakah kondisi tersebut masih tetap bertahan dan apakah ilmu pengetahuan yang sebagai warisan masa lalu hanya dapat dikuasai dengan mendengarkan ucapan seorang guru? Tentu saja tidak akan bisa bertahan, karena dengan adanya teknologi dan informasi yang semakin berkembang dan canggih maka siswa dapat belajar dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
            Namun, meskipun demikian guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat penting dan komplek. Mengingat hebatnya toknologi dan informasi yang semakin berkembang peran guru akan tetap diperlukan. Kecanggihan tekhnologi yang memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, hal itu tidak akan bisa mengubah peran seorang guru. Terdapat beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
1.      Guru Sebagai Sumber Belajar
Guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Siswa bisa menilai baik atau tidak seorang guru itu dari penguasaan materi. Dikatakan guru yang baik oleh peserta didik manakala guru bisa menguasai pelajaran yang baik sehingga ia berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Apapun yang ditanyakan oleh peserta didik yang berkaitan dengan materi, seorang akan menjawab pertnyaan itu dengan penuh keyakinan[2]. Namun sebaliknya, dikatakan guru yang kurang baik manakala ia tidak memahami materi yang diajarkan. Dan apabila ada pertanyaan dari siswa yang berkaitan dengan materi, ia malah tidak menghiraukan dan mengalihkan pembicaraan. Ketidak pahaman seorang guru terhadap materi ditunjukkan dari tingkah laku dan gerak gerik tubuhnya, misalnya guru tidak berani melakukan kontak mata, dan sering duduk di kursi sambil membaca. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri siswa dan sulit mengendalikan dan mengeola kelas.
Guru sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaklah guru melakukan hal-hal sebagai berikut[3]:
  1. Seorang guru harus mempunyai bahan bacaan (refrensi) yang lebih banyak. Hal ini untuk menambah pemahaman baik pada guru tentang materi yang akan disampaikan pada siswa, serta siswa mudah memahami.
  2. Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memilki kecepatan di atas rata-rata siswa yang lain.
  3. Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pembelajaran, misalnya dengan menentukan materi inti yang dipelajari peserta didik, mana materi tambahan, mana materi yang harus diingat kembali dan lain sebagainya[4].
2.      Guru Sebagai Fasilitator
Dalam hal ini, guru berperan dalam memmberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Usaha sungguh-sungguh yang dilakukan seorang guru, karena ia ingin guru menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Dalam proses penyajian bahan pelajaran menunjukkann bahwa proses pembelajran berorientsi pada guru. Penyajian bahan pembelajaran tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah mempermudah peserta didik dalam belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pebelajaran[5].
Agar dapat melakukan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya pada hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran[6].
  1. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media. Pemahaman akan fungsi media sangat diperlukan, karena belum tentu media cocok digunakan untuk mengajakan semua bahan pembelajaran.
  2. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancan suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimilki seorang guru profesional. Dengan perancangan media yang cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
  3. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan tekhnologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan tekhnolgi mutakhir. Berbagai perkembangan tekhnolgi informasi memungkingkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang di anggap cocok.
  4. Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan peserta didik menangkap pesan sehingga dapat meningkat motivasi belajar siswa.
3.      Guru Sebagai Pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh peserta didik. Dalam hubungan dengan pengelolaan pembelajaran, Alvin C. Eurich dalam buknya Wina Sanjaya menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru[7], sebagi berikut:
  1. Segala sesuatu yang dipelajari peserta didik, maka ia harus mempelajari sendiri.
  2. Setiap peserta didik yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
  3. Seorang peserta didik akan belajar lebih banyak manakala setiap setelah melaksanakan tahapan kegiatan diberikan rainforcement.
  4. Penguasaan secara penuh darii setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
  5. Apabila peserta didik diberi tanggung jawab, maka ia lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada 2 macam kegiatan yang harus dilakukan yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan belajar peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memilki empat fungsi umum[8], yaitu:
1)      Merencanakan tujuan belajar
2)      Mengorganisasikan sebagai sumber beajar untk mewujudkan sumber belajar
3)      Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa
4)      Menguasai segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Fungsi merencanakan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perncanaan diantaranya memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus dan RPP dan lain sebagainya.
Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan program pendidikan yang telah direncanakan.
Fungsi pemimpin adalah fungsiya yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan mengawasi peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun.
4.      Guru Sebagai Demonstrator
Guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Terdapat dua konteks Guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Kedua, sebagai demonstrator guru harus menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi peajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa[9].
5.      Guru Sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setaip pebedaan. Artinya tidak ada individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin mereka ada kemiripan tetapi pada hakikatnya mereka berbeda baik dalam bidang bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus brperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilkinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar agar dapat mencapai dan melaksnakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
Agar seorang guru sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki, di antaranya: pertama, guru harus memilki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran[10].
6.      Guru Sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis.yang sangat penting, sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan karena kemampuannya yang kurang tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, bisa dikatakan siswa yang beerprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah pula, etapi mungkin disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan tidak adanya dorongan dan motivasi.
Motivasi adalah suatu ungkapan atau dorongan yang bisa membuat individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku seseorang atau tindakan yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung pada motivasi.
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal guru yang kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa petunjuk yang dikemukakan, yaitu[11]:
  1. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah ke arah mana yang hendak dicapai
  1. Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka mamilki minat untuk belajar. Mengembang minat belajar merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.
  1. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya munkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.
  1. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.
  1. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingi memperoleh nillai bagus. Untuk itu siswa belajar dengan giat. Bagi sebagian anak nilai merupakan motivasi anak dalam dalam belajar.
  1. Berilah komentar pada hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaann. Penghargaan bisa dilakukan dengan komentar yang positif, berupa bagus, tingkatkan prestasimu, lebih ditingkatkan lagi.
  1. Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses belajar siswa.
7.      Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penilaian (evaluator) perlu dilakukan, karena dalam penilaian guru dapa mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, serta ketetapan metode mengajar yang digunakan. Tujuan lain penilaian antara lain ialah mengetahui kedududukan siswa didalam kelas dan kelompoknya.
Dengan cara menelaah pencapian tujuan mengajar, guru dapat mengetahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan efektif , cukup memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Maka jelas bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksankan penilain, karena dalam penilaian guru dapat mengetahui mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksakan proses pembelajaran[12].
Dalam evaluator atau penilaian bukan hanya melaksakan tes pada siswa, namun penilaian tes itu hanya sebagian, namun penilaian tersebut bisa dillaksanakan dengan mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar dikelas. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar mengajar, dimana umpan balik disini djadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajr kedepannya.
Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator, pertama, evaluasi untuk menentukan keberhasilan peseta didik. Kedua, evaluasi untuk menentukan keberhasilan seorang guru[13].
1)      Evaluasi Untuk Menentukan Keberhasilan Peseta Didik
Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan peserta didik, evaluasi megang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat menetukan apakah peserta didik yang diajarkan sudah memilki kompetensi yang telah ditetapkan sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru, atau sebaliknya.
2)      Evaluasi Untuk Menentukan Keberhasilan Seorang Guru
Evaluasi dilakukan bukan hanya pada pesrta didik, akan tetapi dapat digunakan untk menilai kinerja guru itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan atau belum, dan apa saja yang perlu diperbaiki. Evaluasi yang dilakukan untuk menentukan keberhasian seorang guru tentu saja tidak sekomplek untuk menilai keberhasilan peserta didik, baik dilihat dari waktu pelaksanaan maupun dari aspek pelaksanaan.

B.       Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Guru
            Ketampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristik umum dari seorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Ketampilan dasar mengajar (teaching skill) pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan sembilan keterampilan mengajar, yaitu:
  1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
  1. Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pempelajaran. Membuka pelajaran adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajar untuk memciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efekyang positif terhadap kegiatan belajar.
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan guru, karena dengan permulaan yang baik akan mempengarui jalannya kegiatan belajar selanjutnya. Bila berhasil melakukan kegiatan pembukaan, maka sangat dimungkinkn kegiatan inti dan penutup akan berhasil.
Menurut Permindiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah:
  1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
  2. Melakukan apersepsi, yaitu mengkaitkan pengetahuan sebelumnya dan meteri yang akan dipelajari
  3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
  4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP
Komponen-komponen keterampilan membuka  pelajaran[14] meliputi:
  1. Menarik perhatian siswa
  2. Menimbulkan motivasi dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan,  memperhatikan minat siswa disertai dengan kehangatan dan keantusiasan.
  3. Memberi acuan melalui berbagai usaha
  4. Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang dikuasai oleh siswa.
  1. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri pelajaran. Usaha menutup pelajaran memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat pencpaian siswa dan tingkat keberhasilan guru[15].
Cara yang dapat dilakukan oleh dalam menutup pelajaran adalah:
  1. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan erangkum inti dan membuat kesimpulan.
  2. Mendorong siswa secara psikologis dan sosial kepada siswa
  3. Memberi petunjuk untuk pelajaran atau topik berikutnya
  4. Mengevaluasi, bentuk evaluasi dapat berupa memberikan soal-soal tertulis, mengungkapkan pendapat siswa sendiri.



  1. Keterampilan Bertanya
Bertanya adalah salah satu teknik untk menarik perhatian para pendengarannya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan prlu dipertanyakan[16]. Untuk mengembangkan potensi dan aktualisasi diri dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara bertanya. Bertanya sangat biasa dilakukan siswa dlam tiap kesempataan, untuk it guru harus mampu menfasilitasi kemampuan bertaya siswa untuk digunkan dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan tanya jawab harus dilakukan secara tepat, berkenaan dengan memberikan pertanyaan yang baik menurut Uzer Usman ada beberpa ciri, yaitu:
  1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
  2. Berisi informasi yang cukup agar siswa bisa menjawab pertanyaan.
  3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
  4. Berikan waktu yang cukup pada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan
  5. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata
  6. Berikan respon yang ramah dan menyenagkan sehingga timbul kebernian siswa untuk menjawab dan bertanya.
  7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
  8. Diusahakan menghindari kebiaasaan yang perlu dihindari[17]
·         Mengulangi pertanyaan sendiri
·         Mengulangi jawaban siswa
·         Menjawab pertanyaan sendiri
·         Membuat pertanyaan yang memancing jawaban serentak
·         Membuat pertanyaan ganda

  1. Keterampilan Menjelaskan
Mnjeaskan adalah mendiskripsikan secara lisan tentang suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimilki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menurut guru untuk memberikan penjelasan[18]. Oleh karena itu keterampilan guru perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Keterampilan menjelaskan salah satu keterampilan yang amat yang penting. Secara garis besar komponen menjeaskan terdiri dari:
a.       Pengarahan
b.      Bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami
c.       Memberikan contoh yang banyak dan sesuai dengan topik yang disajikan.
d.      Struktur materi yang disampaikan harus jelas dengan penekanan pada pokok-pokok materi.
e.       Penuh variasi dalam penyampaian materi
f.       Melakukan latihan dan umpan balik.
  1. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan untuk meciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan apabila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti menghentikan perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu daam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif[19].
            Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen mengelola kelas adalah:
  1. Kehangatan dan keantusiasan
  2. Penggunaan bahan-bahan yang menentang akan meningkatkan gairang belajar siswa
  3. Perlu dipertimbangkan penggunaa variasi media, gaya belajar, dan pola interaksi.
  4. Diperlukan keluesan tingkah laku dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.
  5. Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian dap hal-hal yang negatif
  6. Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
Komponen yng harus dperhaatikan dalam mengelola kelas[20], yaitu:
  1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
  2. Keteramilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
  3. Menemukan dan memecahkan tingkah yang menimbulkan masalah[21]

  1. Ketermpilan Memberi Penguatan (Reinforcement skills)
Penguatan (Reinforcement skills) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dan modivakasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mu’alajat Amradh al-qulub mengemukakan, bahwa satiap kali seorang anak menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insiatif dengan sesuatu yang mengembirakannya atau ditujukan pujian kepadanya di depan orang sekitar[22].
Jenis-jenis penguatan
  1. Penguatan Verbal
Penguatan Verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik pujian, penghargaan dan persetujuan
  1. Penguatan non verbal
a.       Penguatan dengan gerak isyarat
b.      Penguatan mendekati anak
c.       Pendekatan dengan sentuhan
d.      Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
e.       Penguatan berupa simbol atau benda[23]
  1. Keterampilan Variasi Stimulus
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekukanan, serta penuh partisipasi.
Ada tiga variasi stimulus yang dapat dilakukan guru[24], yaitu:
  1. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi: penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan atau kebisuan guru, mengadakan kontak pandang, gerak guru, mimik (ekspresi wajah) dan pergantian posisi guru serta gerak guru didalam kelas.
  2. Variasi dalam penggunaan media pembelajaran. Variasi penggunaan alat media pembelajaran, variasi atau alat yang dapat dilihat, didengar seta bisa diraba, seperti audio visual.
  3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Penggunaan pola ineraksi dimaksudkan tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupakan suasan kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

  1. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Atau Perorangan
pengajaran kelompok kecil atau perorangan untuk melibatkan antara tiga sampai deapan orang untuk kelompok kecil dan tentu saja tidak menghadapi satu kelompok saja akan tetapi  guru menghadapi banyak kelompok dan banyak siswa yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara kelompok dan perorangan.
Dalam hal ini, peran guru lebih banyk berfungsi sebagai berikut[25]:
  1. Organisator kegiatan belajar mengajar
  2. Sumber informasi bagi siswa pendorng siswa untuk belajar
  3. Penyediaan materi belajar bagi siswa
  4. Mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan
  5. Peserta kegiata yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lain.

  1. Keterampilan Membimbing Diskusi Dalam Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang meibatkan sekelompok orang dari tiga sampai lima orang peserta dalam kelompok, sebagai interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.
Keterampilan membimbing diskusi dalam kelompok kecil bertujuan sebagai berikut[26]:
  1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru untuk memecahkan masalah.
  2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi
  3. Siswa terlibat dalam perencanaan pengambilan keputusan.

  1. Keterampilan Mengadakan Evaluasi
  1. Memperhatikan dan mengadakan penjajakan kemajuan murid
  2. Mengadakan diagnosa dan kelemahan murid dalam segi tertentu
  3. Mencari pemecahan yang bersifat mengatasi kesulitan, kelemahan dalam segi-segi tertentu
  4. Mengembangkan berbagai cara mengadakan evluasi
  5. Mendorong agar murid berani mengadakan evaluasi pada dirinya.[27]







BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat penting dan komplek. Mengingat hebatnya toknologi dan informasi yang semakin berkembang peran guru akan tetap diperlukan. Kecanggihan tekhnologi yang memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, hal itu tidak akan bisa mengubah peran seorang guru. Terdapat beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu: guru sebagai sumber belajar, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai motivator, guru sebagai evaluator.
Ketampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristik umum dari seorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan sembilan keterampilan mengajar, yaitu:
  1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
  2. Keterampilan Bertanya
  3. Keterampilan Menjelaskan
  4. Keterampilan Mengelola Kelas
  5. Ketermpilan Memberi Penguatan (Reinforcement skills)
  6. Keterampilan Variasi Stimulus
  7. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Atau Perorangan
  8. Keterampilan Membimbing Diskusi Dalam Kelompok Kecil
  9. Keterampilan Mengadakan Evaluasi


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib. Strategi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Posda Karya. 2014)
Marno. Strategi dan Metode Pengajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2009)
Rusman. Model-model pembelajaran. (jakarta: Raja Grafindo  Persada. 2013)
Saiful Arif. Etika Profesi. (Surabaya: Pena Salsabila. 2014)
Waqiatul Masruroh. Praktek Mengajar 1. (Surabaya: Pena Salsabila. 2013)
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana. 2006)




[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 20
[2] Saiful Arif, Etika Profesi, (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), hlm. 67
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hlm.21
[4] Saiful Arif, Etika Profesi, hlm. 68
[5] Ibid, hlm. 69
[6] Ibid, hlm. 69
[7] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hlm. 23
[8] Saiful Arif, Etika Profesi, hlm. 71
[9] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hlm. 25
[10] Ibid, hlm.26
[11] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hlm. 28-30
[12] Rusman, Model-model pembelajaran, (jakarta: Raja Grafindo  Persada, 2013), hlm. 64
[13] Saiful Arif, Etika Profesi, hlm. 78-80
[14] Waqiatul Masruroh, Praktek Mengajar 1, (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 24
[15] Ibid, hlm. 24-25
[16] Abdul Mujib, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Posda Karya, 2014), hlm. 234
[17] Masruroh, Praktek Mengajar 1, hlm. 28-29
[18] Masruroh, Praktek Mengajar 1, hlm. 27-28
[19] Rusman, Model-model pembelajaran, hlm. 90
[20] Masruroh, Praktek Mengajar 1, hlm. 27
[21] Rusman, Model-model pembelajaran, hlm. 91
[22] Abdul Mujib, Strategi Pembelajaran, hlm. 236
[23] Marno, Strategi dan Metode Pengajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 135-137
[24] Abdul Mujib, Strategi Pembelajaran, hlm. 239-240
[25] Masruroh, Praktek Mengajar 1, hlm. 34-35
[26] Abdul Mujib, Strategi Pembelajaran, hlm. 246
[27] Masruroh, Praktek Mengajar 1, hlm. 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT