BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem dan pendidikan sebagai suatu sistem
- Pengertian sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “systema” yang
berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Istilah sistem digunakan secara luas. Istilah itu secara
umum berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi yang
terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut
bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu[1].
Zahara Idriz (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas-atas komponen-komponen atau elemen-elemen sebagai sumber-sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang
saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Sedangkan menurut Oemar Hamalik istilah sistem adalash suatu
konsep yang abstrak yakni seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[2] Senada dengan pendapat di atas, Ruestiyah
berpendapat bahwa sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen untuk
mencapai tujuan yag telah di tentukan.
Istilah sistem tidak berdiri sendiri tetapi terbagi ke dalam
sub sistem, sistem, dan supra sistem.
Sub sistem adalah bagian dari system yang terdiri dari
berbagai komponen dari system itu tersendiri. Misalnya silabus adalah suatu
sistem, sedangkan sub sistemnya adalah komponen-komponen yang berhubungan
dengan silabus seperti SK, KD dan materi pokok.
Sistem adalah suatu peristiwa, benda, atau prosedur yang
mempunyai ruang luas, lebih luas dari sub system. Seperti sepeda motor dianggap
sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem seperti, ban, tempat duduk, dan
sebagainya.
Sedangkan luas dari suatu sistem dikenal dengan suprasistem
seperti sarana transportasi yang salah satu kumpulan sistemnya adalah sepeda
motor, karena sepeda motor itu termasuk salah satu dari sarana transportasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa sistem
adalah;
Adanya berbagai komponen (unsur);
Berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari berbagai komponen),
saling hubugan serta ketergantungan antar komponen;
Adanya keterpaduan (kesatuan organis-integrasi) antar
komponen;
Adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam dan di luar
sistem);
Adanya gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen
tersebut mengarah ketercapayan tujuan sistem yang telah di tetapkan lebih
dahulu.
Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu
kesatuan integral dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah
pada pencapaian satu tujuan.
Pendidikan sebagai suatu sistem
mcAhsan (1983) mendefinisikan sistem sebagai strategi yang
menyeluruh atau rencana dikomposisi, oleh satu set elemen, yang harmonis,
merepresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri
yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.[3]
Sistem itu adalah sebagai suatu strategi, cara berpikir,
atau model berpikir. Ini berarti ada model berpikir sistem dan ada berpikir
nonsistem.Semua yang ada di dunia bisa dipandang sebagai suatu sistem mulai
dari yang besar seperti tata surya, bumi, Negara, orang, peredaran darah,
sampai dengan satu biji gigi dapat dipandang atau dipikir sebagai suatu
sistem.Begitu pula pendidikan dapat dilaksanakan sebagai sistem, kalau suatu
sekolah dipandang sebagai sistem, maka sistem-sistem lain yang ada di
sekitarnya seperti perumahan, pasar, sungai, dan sebagainya disebut suprasistem.Antara
sistem dengan suprasistem ada kalanya berhubungan dan ada kalanya tidak.Bila
tidak berhubungan maka disebut sistem tertutup seperti jam, kipas, dan lain
sebagainya.Sebaliknya Bila sistem itu berhubungan, maka disebut sistem terbuka
Seperti pasar manusia, dan sebagainya.
Ciri-ciri sistem terbuka adalah sebagai berikut:
Memiliki deferensiasi, yaitu spesialisasi-spesialisasi/
Ada kestabilan yang dinamis
Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk
mencapai tujuan
Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar.
Memiliki pemproses. Pendidikan memproses peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
Menghasilkan output atau mengekspor materi, energi, dan
informasi. Pendidikan disamping menghasilkan lulusan, juga memberi pengaruh
positif terhadap pembangunan masyarakat.
Merupakan kejadian yang berantai.
Memproses input pendidikan (peserta didik) merupakan
kegiatan yang berulang-ulang dan berkaitan. Pendidikan merupakan sistem
terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan
baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya. Pendidikan berada di
masyarakat, ia adalah milik masyarakat. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan
bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab pemerintah/sekolah, orang tua,
dan masyarakat. Model/sistem terbuka:
Gambar di atas, mengilustrasikan apa yang biasanya di sebut
“model sistem terbuka”[1].
Disebut terbuka karena menggambarkan model sistem pada umumnya yang berlaku
atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dalam bidang
pendidikan:
Sisterm baru merupakan masukan mentah (raw input) yang
akan diproses menjadi tamatan (output)
Guru dan tenaga non guru, administrasi, sekolah, kurikulum,
anggaran pendidikan, sarana dan prasarana merupakan instrumental (instrumental
input) yang memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi
tamatan.
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan,
politik, dan keamanan Negara merupakan factor lingkugan atau masukan lingkugan (environmental
input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap
berperannya masukan instrumenl dalam pemrosesan masukan mentah.
Yang sudah banyak ditulis dalam kepustakaan tentang
pendidikan sebagai sistem adalah sistem pengembangan input menjadi
output atau pengembangan peserta didik baru masuk sampai keluar adalah
sebagai berikut:
Telaah filosofis tentang sistem
Immegar (1972) mengatakan esensi sistem adalah merupakan
suatu kesuluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara
sistematis, bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain, serta peduli
terhadap konteks lingkungannya.
Istilah sistem dapat dimaknai sebagai suatu entity
atau keseluruhan yang memiliki komponen-komponen saling berinterfungsi untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.Komponen-komponen yang terdapat
dalam sebuah sistem saling bersinergi untuk mencapai sebuah tujuan.
Banathy, (1987) mengemukakan empat karakteristik penting
yang dapat mencerminkan eksistensi sebuah sistem.[2]
Interdependent mempunyai makna bahwa setiap komponen yang
terdapat dalam sebuah sistem memiliki ketergantungan untuk mencapai suatu
tujuan dan kinerja secara keseluruhan.
Synergistic berarti kinerja dari keseluruhan komponen yang
terdapat dalam sebuah sistem akan berperan lebih optimal jika dibandingkan
dengan kinerja setiap komponen yang bekerja secara masing-masing.
Dynamic berarti sebuah sistem memiliki kemampuan untuk
meyesuaikan diri dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Sebuah sistem menerima masukan atau input, malakukan proses dan
menghasilkan produk atau output bagi lingkungannya. Sebuah sistem senantiasa
berubah secara dinamis mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Cybernetic mempunyai makna bahwa setiap elemen yang terdapat
dalam sebuah sistem akan berkomunikasi secara efisien. Komunikasi ini mengarah
pada upaya untuk pencapaian tujuan.
Contoh mudah untuk dipahami, yang dapat digunakan untuk
menjelaskan eksistensi dari sebuah sistem, adalah perangkat komputer. Kinerja
sebuah perangkat komputer akan terganggu apabila salah satu komponennya tidak
dapat berfungsi secara optimal. Komponen yang terdapat dalam sebuah perangkat
komputer akan memberi informasi kepada komponen yang lain jika tidak dapat
bekerja sama maksimal. Sebagai contoh monitor akan memberi informasi jika CPU
diserang oleh virus komputer. Pada umumnya, sebuah sistem selalu melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem juga melakukan sebuah
proses di dalamnya. Sistem menerima masukan atau input dari
lingkungannya dan melalui sebuah proses atau transformasi untuk mengubah input
menjadi output.
Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem penyelenggaraan pendidikan atau lebih singkat sistem
pendidikan dalam persefektif makro merupakan satu kesatuan organis-dinamis
antar bidang kehidupan dalam subsistem kehidupan masyarakat, bangsa, dan
Negara.Sedangkan sistem pendidikan dalam persefektif mikro merupakan
serangkaian kesatuan hubungan organis-dinamis antara pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.[3]
Dwi Siswoyo (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi
Siswoyo, 1995) menegaskan bahwa proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi
antar komponen pendidikan itu adalah tujuan pendidikan, pendidik, peserta
didik, isi atau materi pendidikan, alat, dan metode, serta lingkungan
pendidikan.
Dalam kenyataan dewasa ini, pendidikan sebagai suatu sistem
menghadapi banyak tantangan akibat adanya perubahan sosial-budaya yang dipicu
oleh kemajuan teknologi.Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin mempertahankan
serta mengembangkan eksistensinya, hendaknya selalu berupaya untuk menjadikan
sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis dan responsif terhadap
berbagai perubahan serta kecendrungan yang sedang berlangsung. Kegagalan dalam
mengembangkan sistem pendidikannya akan mengakibatkan terperangkapnya sistem
pendidikan ke dalam kegiatan “rutinisme” sehingga kegiatan pendidikan menjadi
kegiatan yang steril dari pengaruh perubahan zaman. Hal ini berakibat pada
munculnya keterbelakangan pendidikan yang pada gilirannya menyebabkan
keterbelakangan bangsa.
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu subsistem
dari sistem sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka lembaga
pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan maka hasilnya akan
berpengaruh terhadap sistem sosial. Antara lembaga pendidikan dan sistem sosial
terjadi hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Dengan demikian akan selalu
terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan
interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Agar kita dapat lebih
memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi
pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kegiatan disekolah, yaitu: 1) kegiatan belajar mengajar, 2) faktor internal dan
eksternal, dan 3) sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan.
Dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah diatur dengan
aturan yang dibuat oleh pemerinah.Penanggung jawab pendidikan di Indonesia
adalah Departemen pendidikan Nasional yang mengatur seluruh sistem berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang di berlakukan[4].
[1] Umar
Tirtarahardj, S.L.a Sulo, 2005, pengantar pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 61.
[2] Benny A.
Pribadi, 2009, model desain sistem pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat,
hlm, 24
[3]Arif Rohman,
2009, Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Laksbang
Mediatama, hal. 82.
[4]Udin
Syafaefudin Sa’ud, 2010, inovasi pendidikan, Bandung: Alfabeta, hal. 58.
[1]Kasful anwar
Us, hendra harmi, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Bandung:
ALFABETA, hal. 34
[2]Ibid.
[3]Made Pidarta, 2007,
landasan kependidikan, Jakarta:Renika Cipta, hal. 27
Jelaskan maksut Bagan tersebut
BalasHapus