Kamis, 18 Oktober 2012

Pengertian sistem dan pendidikan sebagai suatu sistem



BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem dan pendidikan sebagai suatu sistem

  1. Pengertian sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Istilah sistem digunakan secara luas. Istilah itu secara umum berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu[1]. Zahara Idriz (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas-atas komponen-komponen atau elemen-elemen sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Sedangkan menurut Oemar Hamalik istilah sistem adalash suatu konsep yang abstrak yakni seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[2]  Senada dengan pendapat di atas, Ruestiyah berpendapat bahwa sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen untuk mencapai tujuan yag telah di tentukan.
Istilah sistem tidak berdiri sendiri tetapi terbagi ke dalam sub sistem, sistem, dan supra sistem.
Sub sistem adalah bagian dari system yang terdiri dari berbagai komponen dari system itu tersendiri. Misalnya silabus adalah suatu sistem, sedangkan sub sistemnya adalah komponen-komponen yang berhubungan dengan silabus seperti SK, KD dan materi pokok.
Sistem adalah suatu peristiwa, benda, atau prosedur yang mempunyai ruang luas, lebih luas dari sub system. Seperti sepeda motor dianggap sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem seperti, ban, tempat duduk, dan sebagainya.
Sedangkan luas dari suatu sistem dikenal dengan suprasistem seperti sarana transportasi yang salah satu kumpulan sistemnya adalah sepeda motor, karena sepeda motor itu termasuk salah satu dari sarana transportasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa sistem adalah;
Adanya berbagai komponen (unsur);
Berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari berbagai komponen), saling hubugan serta ketergantungan antar komponen;
Adanya keterpaduan (kesatuan organis-integrasi) antar komponen;
Adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam dan di luar sistem);
Adanya gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah ketercapayan tujuan sistem yang telah di tetapkan lebih dahulu.
Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen-komponen itu terarah pada pencapaian satu tujuan.

Pendidikan sebagai suatu sistem
mcAhsan (1983) mendefinisikan sistem sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana dikomposisi, oleh satu set elemen, yang harmonis, merepresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.[3]
Sistem itu adalah sebagai suatu strategi, cara berpikir, atau model berpikir. Ini berarti ada model berpikir sistem dan ada berpikir nonsistem.Semua yang ada di dunia bisa dipandang sebagai suatu sistem mulai dari yang besar seperti tata surya, bumi, Negara, orang, peredaran darah, sampai dengan satu biji gigi dapat dipandang atau dipikir sebagai suatu sistem.Begitu pula pendidikan dapat dilaksanakan sebagai sistem, kalau suatu sekolah dipandang sebagai sistem, maka sistem-sistem lain yang ada di sekitarnya seperti perumahan, pasar, sungai, dan sebagainya disebut suprasistem.Antara sistem dengan suprasistem ada kalanya berhubungan dan ada kalanya tidak.Bila tidak berhubungan maka disebut sistem tertutup seperti jam, kipas, dan lain sebagainya.Sebaliknya Bila sistem itu berhubungan, maka disebut sistem terbuka Seperti pasar manusia, dan sebagainya.


Ciri-ciri sistem terbuka adalah sebagai berikut:
Memiliki deferensiasi, yaitu spesialisasi-spesialisasi/
Ada kestabilan yang dinamis
Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan
Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar.
Memiliki pemproses. Pendidikan memproses peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menghasilkan output atau mengekspor materi, energi, dan informasi. Pendidikan disamping menghasilkan lulusan, juga memberi pengaruh positif terhadap pembangunan masyarakat.
Merupakan kejadian yang berantai.
Memproses input pendidikan (peserta didik) merupakan kegiatan yang berulang-ulang dan berkaitan. Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya. Pendidikan berada di masyarakat, ia adalah milik masyarakat. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab pemerintah/sekolah, orang tua, dan masyarakat. Model/sistem terbuka:
 
  Gambar di atas, mengilustrasikan apa yang biasanya di sebut “model sistem terbuka”[1]. Disebut terbuka karena menggambarkan model sistem pada umumnya yang berlaku atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan:
Sisterm baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan (output)
Guru dan tenaga non guru, administrasi, sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana merupakan instrumental (instrumental input) yang memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik, dan keamanan Negara merupakan factor lingkugan  atau masukan lingkugan (environmental input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumenl dalam pemrosesan masukan mentah.
Yang sudah banyak ditulis dalam kepustakaan tentang pendidikan sebagai sistem adalah sistem pengembangan input menjadi output atau pengembangan peserta didik baru masuk sampai keluar adalah sebagai berikut:

  1. Subsistem input
  2. Subsistem proses
  3. Subsistem output
 Telaah filosofis tentang sistem
Immegar (1972) mengatakan esensi sistem adalah merupakan suatu kesuluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya.
Istilah sistem dapat dimaknai sebagai suatu entity atau keseluruhan yang memiliki komponen-komponen saling berinterfungsi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.Komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah sistem saling bersinergi untuk mencapai sebuah tujuan.
Banathy, (1987) mengemukakan empat karakteristik penting yang dapat mencerminkan eksistensi sebuah sistem.[2]
Interdependent mempunyai makna bahwa setiap komponen yang terdapat dalam sebuah sistem memiliki ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan dan kinerja secara keseluruhan.
Synergistic berarti kinerja dari keseluruhan komponen yang terdapat dalam sebuah sistem akan berperan lebih optimal jika dibandingkan dengan kinerja setiap komponen yang bekerja secara masing-masing.
Dynamic berarti sebuah sistem memiliki kemampuan untuk meyesuaikan diri dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Sebuah sistem menerima masukan atau input, malakukan proses dan menghasilkan produk atau output bagi lingkungannya. Sebuah sistem senantiasa berubah secara dinamis mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Cybernetic mempunyai makna bahwa setiap elemen yang terdapat dalam sebuah sistem akan berkomunikasi secara efisien. Komunikasi ini mengarah pada upaya untuk pencapaian tujuan.
Contoh mudah untuk dipahami, yang dapat digunakan untuk menjelaskan eksistensi dari sebuah sistem, adalah perangkat komputer. Kinerja sebuah perangkat komputer akan terganggu apabila salah satu komponennya tidak dapat berfungsi secara optimal. Komponen yang terdapat dalam sebuah perangkat komputer akan memberi informasi kepada komponen yang lain jika tidak dapat bekerja sama maksimal. Sebagai contoh monitor akan memberi informasi jika CPU diserang oleh virus komputer. Pada umumnya, sebuah sistem selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem juga melakukan sebuah proses di dalamnya. Sistem menerima masukan atau input dari lingkungannya dan melalui sebuah proses atau transformasi untuk mengubah input menjadi output.
 Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem penyelenggaraan pendidikan atau lebih singkat sistem pendidikan dalam persefektif makro merupakan satu kesatuan organis-dinamis antar bidang kehidupan dalam subsistem kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.Sedangkan sistem pendidikan dalam persefektif mikro merupakan serangkaian kesatuan hubungan organis-dinamis antara pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.[3]
Dwi Siswoyo (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo, 1995) menegaskan bahwa proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan itu adalah tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, isi atau materi pendidikan, alat, dan metode, serta lingkungan pendidikan.
Dalam kenyataan dewasa ini, pendidikan sebagai suatu sistem menghadapi banyak tantangan akibat adanya perubahan sosial-budaya yang dipicu oleh kemajuan teknologi.Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya, hendaknya selalu berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis dan responsif terhadap berbagai perubahan serta kecendrungan yang sedang berlangsung. Kegagalan dalam mengembangkan sistem pendidikannya akan mengakibatkan terperangkapnya sistem pendidikan ke dalam kegiatan “rutinisme” sehingga kegiatan pendidikan menjadi kegiatan yang steril dari pengaruh perubahan zaman. Hal ini berakibat pada munculnya keterbelakangan pendidikan yang pada gilirannya menyebabkan keterbelakangan bangsa.
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah suatu subsistem dari sistem sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka lembaga pendidikan formal tersebut juga akan mengalami perubahan maka hasilnya akan berpengaruh terhadap sistem sosial. Antara lembaga pendidikan dan sistem sosial terjadi hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Agar kita dapat lebih memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan dapat kita gali dari tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan disekolah, yaitu: 1) kegiatan belajar mengajar, 2) faktor internal dan eksternal, dan 3) sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan.
Dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerinah.Penanggung jawab pendidikan di Indonesia adalah Departemen pendidikan Nasional yang mengatur seluruh sistem berdasarkan ketentuan-ketentuan yang di berlakukan[4].


[1] Umar Tirtarahardj, S.L.a Sulo, 2005, pengantar pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 61.
[2] Benny A. Pribadi, 2009, model desain sistem pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, hlm, 24
[3]Arif Rohman, 2009, Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Laksbang Mediatama, hal. 82.
[4]Udin Syafaefudin Sa’ud, 2010, inovasi pendidikan, Bandung: Alfabeta, hal. 58.
 



[1]Kasful anwar Us, hendra harmi, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Bandung: ALFABETA, hal. 34
[2]Ibid.
[3]Made Pidarta, 2007, landasan kependidikan, Jakarta:Renika Cipta, hal. 27

1 komentar:

SEMUGA BERMAMFAAT