Kamis, 18 Oktober 2012

pendidikan di indonesia


KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم
Puji rasa syukur marilah kita `panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberkan kenikmatan kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawae dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hai yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, kami dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dari kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmua yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun menyucapkan terima kasih kepada teman- teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.
Akhirnya kepada ilahi kita berharap dan berdo`a, semoga makalah ini bermamfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin…..!!!!

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembetukan pribadi manusia. Pendidikan. Pendidikan sagat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses pekembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, dekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Salah satunay adalah memasuki abad ke- 12 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan teknologi dna perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.adapun pemasalah khususdalam dunia pendidikan yaitu;
1.      Rendahnya sarana fisik,
2.      Rendahnya kesejahteraan duru.
3.      Mahalnya biaya pendidikan

     B. Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud  pendidikan?
2.      Apa saja ciri- ciri pendidikan di indonesia?
3.      Bagaimana kualitas pendidikan di indonesia?
4.      Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di indonesia?
    C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengatahui apa yang dimaksud  pendidikan?
2.      Untuk mengatahui apa saja ciri- ciri pendidikan di Indonesia?
3.      Untuk mengatahui bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?
4.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN
 
A.    Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat megembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperluakan dirinya dan masyarakat.
Secara umum pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas sangatlah penting, karena pendidikan merupakan pilihan utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.

    1.  Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu  dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan music dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kalahiran
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
    2. Fungsi pendidikan
Menurut Horton dan hunt. Lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut;
a.       Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah
b.      Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat
c.       Melestarikan kebudayaan
d.      Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partsipasi dalam demokrasi.
a.       Fungsi laten lembaga pendidika sebagai berikut
  1. Mengorangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan. Sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolha
  2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pendangan antara sekolah dan masyarakat tenang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  3. Mempertahankan sistem kelas social. Pendidikan sekolah dihaarapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese dan status yang ada dalam masyarakat. sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status social yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya
  4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memprlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya

B.     Ciri- ciri pendidikan di Indonesia
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di disini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan- pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah- ceramah agama dimasyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat member- member agama dan ketuhanan di televise, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan yang perlu diserap melalui media itu akan beringtegrasi rohani siswa/ mahasiswa.
Pengembangan pikiran sebagai besar dilakukan di sekolah- sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi yang merekan pelajari. Pikiran para siswa/ maha siswa siasah melalui memecahan soal- soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

C.    Kualitas pendidikan di Indonesia
Seperti yang kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru. Sarana belajar, dan merid-muridnya. Guru-guru tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru- guru  saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru- guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi factor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar- benar dipakai buat hidup dna kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya kata persiden susilo bambang yudhoyono usai rapat cabinet terbatas di gedung depdiknas, jl jenderal sudirman. Senin (12/3/2007)
Preseden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia antara lain yaitu.
  1.   Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
  2. Langkah kedua, menghilangkan ketidak merataan dalam akses pendidikan, seperti ketidak merataan di desa dan kota, seperti jender.
  3. Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.
  4. Langkah keempat pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap yang dibutuhkan.
  5. Langkah kelima, pemerintah berncana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah computer dan perpustakaan di sekolah- sekolah.
  6. Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas pendidikan

D.    Penyebab rendahya kualitas pendidikan di Indonesia
 Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab redahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu;
a.       Efektifitas pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan social dengan yang diharpkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya ada;aj todal admua tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Dalam pendidikan di sekolah menengah misalnya, seorang yang mempunyai kelebihan dibidang social dan dipaksa mengekuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih erndah jikan dibandingkan peserta didik yang mengekuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal- hal seperti itulah banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
b.      Efisiensi pengajaran di Indonesia
Efesien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan degan proses yang lebih murah, dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita menghitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tampa melupakan proses yang baik pula. Hal- hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat merah standar hasil telah disepakati.
 masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita, sebenarnya harga pendidikna di Indonesia erletive lebih rendah jika kita bandingkan dengan Negara lain.
c.       Standardisasi pendidikan di Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati peruses untuk menentukan standar yang akan diambil.
Dunia pendidikan terus berubah, kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus- menerus berubah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi- kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini. Standar dan kompetensi dalam pandidikan formal maupun informal terlihat hanya kerajinan terhadap standard an kompetensi. Kualitas pendidikan hanya diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kopentensi tersebut seperti badan standardisasi nasional pendidikan(BSNP)
Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersbunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
   Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak peduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
    Hasil seperti  diatas sangat di sayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntut standar kompetensi, hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
  Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hamper selalu menjadi kontrofersi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN  sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya perserta didik mengekuti pedidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tampa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menempuh peruses pendidikan selama beberapa tahun.selain hanya berlangsung sekali evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tampa mengevaluasi bidang studi lain yang telah diikuti oleh peserta didik.
w.    Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidak hanya sebatas yang kami bahas di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kit. Tentu hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia sehingga jadi lebih baik lagi.
   Sselain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan di papaprkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
     a). rendahnya kualitas sarana fisik
    untuk sarana fisik misalnya banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah ynag tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
  b). rendahnya kualitas guru
 keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profensionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 39 UUD No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.walaupun guru dan pengajar bukan satu- satunya penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
  c). rendahnya kesejahteraan guru
dd. rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survey FGII( federasi guru independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan sebesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang pendapatan rata- rata guru PNS perbulan sebesar Rp 1,5 juta. Guru bantu Rp 460 ribu, dan guru honor di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, member les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya(republika, 13 juli,2005)
dengan adanya UU guru dan dosen barangkali kesejahteraan guru dan dosen(PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan juaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapatkan penghasilan yang pantas dan memadai antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan tunjangan khusus serta penghasilan lain yang  berkaitan dengan tugasnya
mereka yang diangkat pemkot/ pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas
tapi kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitikan pikiran rakyat 9 januari 2006,sebanyak 70 % dari 403 PTS di jawa barat dan banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU guru dan dosen (pikiran rakyat 9 januari 2006).
 d). rendahnya perestasi siswa
dengan keadaan yang demikian itu(rendahnya sarana fisik, kualitas gur, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan, sebagai missal pencapaiaan fisika dan metematika siswa Indonesia di dunia Internasional sangat rendah, menurut trends in mathematic and science study (TTMSS) 2003 (2004) siswa Indonesia hanya berada di renking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi metematikan dan di rengking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia singapur sebgagai Negara tetangga yang terdekat.
 Anak- anak Indonesia ternyata hanya menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
  e). mahalnya biaya pendidikan
 pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkna masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
mm.                      Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (menejemen berbasis sekolah) MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah/ dewan pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsure pengusaha.
nn.  Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang badan hokum pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik public ke bentuk badan hokum jelas memiliki konsekusensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas perndidikan warganya kepada pemilik badan hokum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan tinggi negeri pun berubah menjandi badan hokum milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang controversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa perguruan tinggi favorit.
oo.  Privatisasi atau semakin melemahnya peran Negara dalam sector pelayanan public tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35- 40% dari APBN setiap tahunnya merupakan factor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tanggal 8% (kompas, 10/05/2005)


    BAB III
PENUTUP

      
A.    Kesimpulan
Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan menusia yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi  oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. sebagai tripusat. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri namun ada hubungan saling mempengaruhi lingkungan pendidikan.
                  Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangan rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di Negara- Negara lain.hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masal lainnya yang menjadi penyebab yaitu:
1.      Rendahnya secara fisik,
2.      Rendahnya Kualitas guru
3.      Rendahnya Kesejahteraan guru
4.      Rendahnya Prestasi siswa
5.      Rendahnya Biaya pendidikan  

  DAFTAR PUSTAKA

F Pidart. Prof. Dr. Made, 2004 Menajemen Pendidikan Indonesia: PT Rineka Cipta
F Tirtahardja, Umar dan s. L.la sulo, 2005. Pengantar pendidikan . Jakarta Rineka Cipta
F Idris zahara. H. H. Lisman jama. Pengantar pendidikan. Jakarta : PT Grasindo. 1995. Cet. Ke- II
F Pena Prima tim. Kamus ilmiah popular. Surabaya: gitamedia press. 2006. Cet .ke- II
F Zahara, Idris H 1995 pengantar pendidikan Jakarta: PT Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT