بسم الله الرحمن الرحيم
Puji rasa
syukur marilah kita `panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberkan
kenikmatan kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawae dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Bergema
seiring nada mengalunkan kata hai yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa,
kami dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dari kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmua yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun menyucapkan
terima kasih kepada teman- teman dan pihak yang turut membantu terselesainya
makalah ini.
Akhirnya
kepada ilahi kita berharap dan berdo`a, semoga makalah ini bermamfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin…..!!!!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembetukan pribadi manusia. Pendidikan. Pendidikan
sagat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses pekembangan dan pendidikan manusia tidak
hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, dekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu
sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya
tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan yang berada diluar lingkungan
formal.
Salah satunay
adalah memasuki abad ke- 12 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka.
Kemajuan teknologi dna perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia
yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan
Negara lain.adapun pemasalah khususdalam dunia pendidikan yaitu;
1.
Rendahnya sarana fisik,
2.
Rendahnya kesejahteraan
duru.
3.
Mahalnya biaya pendidikan
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud pendidikan?
2.
Apa saja ciri- ciri
pendidikan di indonesia?
3.
Bagaimana kualitas
pendidikan di indonesia?
4.
Apa saja yang menjadi
penyebab rendahnya kualitas pendidikan di indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengatahui apa yang
dimaksud pendidikan?
2.
Untuk mengatahui apa saja
ciri- ciri pendidikan di Indonesia?
3.
Untuk mengatahui bagaimana
kualitas pendidikan di Indonesia?
4.
Untuk mengetahui apa saja
yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat megembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan
yang diperluakan dirinya dan masyarakat.
Secara umum
pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah
asas-asas tertentu. Landasan dan asas sangatlah penting, karena pendidikan merupakan
pilihan utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa
tertentu.
1. Filosofi pendidikan
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu
dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal
dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan
memainkan music dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kalahiran
Anggota
keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih
mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga
berjalan secara tidak resmi.
2. Fungsi pendidikan
Menurut Horton dan
hunt. Lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes)
berikut;
a.
Mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mencari nafkah
b.
Mengembangkan bakat
perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat
c.
Melestarikan kebudayaan
d.
Menanamkan keterampilan
yang perlu bagi partsipasi dalam demokrasi.
a.
Fungsi laten lembaga
pendidika sebagai berikut
- Mengorangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan. Sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolha
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pendangan antara sekolah dan masyarakat tenang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas social. Pendidikan sekolah dihaarapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese dan status yang ada dalam masyarakat. sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status social yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memprlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya
B.
Ciri- ciri
pendidikan di Indonesia
Cara melaksanakan
pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia,
sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di disini ialah pendidikan yang
dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan
sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan- pendidikan
agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah- ceramah agama
dimasyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat member- member
agama dan ketuhanan di televise, melalui radio, surat kabar dan sebagainya.
Bahan yang perlu diserap melalui media itu akan beringtegrasi rohani siswa/
mahasiswa.
Pengembangan
pikiran sebagai besar dilakukan di sekolah- sekolah atau perguruan-perguruan
tinggi melalui bidang studi yang merekan pelajari. Pikiran para siswa/ maha
siswa siasah melalui memecahan soal- soal, pemecahan berbagai masalah,
menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.
C.
Kualitas pendidikan
di Indonesia
Seperti yang
kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini
terbukti dari kualitas guru. Sarana belajar, dan merid-muridnya. Guru-guru tentunya
punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya.
Memang, guru- guru saat ini kurang
kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain
atau kekurangan dana. Kecuali guru- guru lama yang sudah lama mendedikasikan
dirinya menjadi guru.
Sarana
pembelajaran juga turut menjadi factor semakin terpuruknya pendidikan di
Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun bagi penduduk di
daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-
benar dipakai buat hidup dna kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka
tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain
guru dan sekolah.
Pendidikan ini
menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya kata persiden susilo bambang
yudhoyono usai rapat cabinet terbatas di gedung depdiknas, jl jenderal
sudirman. Senin (12/3/2007)
Preseden memaparkan
beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia antara lain yaitu.
- Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
- Langkah kedua, menghilangkan ketidak merataan dalam akses pendidikan, seperti ketidak merataan di desa dan kota, seperti jender.
- Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.
- Langkah keempat pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap yang dibutuhkan.
- Langkah kelima, pemerintah berncana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah computer dan perpustakaan di sekolah- sekolah.
- Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas pendidikan
D.
Penyebab rendahya
kualitas pendidikan di Indonesia
Di bawah ini akan diuraikan
beberapa penyebab redahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu;
a.
Efektifitas pendidikan di
Indonesia
Pendidikan yang efektif
adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar
dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan social dengan yang
diharpkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, dan trainer) dituntut untuk
dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat
berguna.
Efektifitas pendidikan di
Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan
survey ke lapangan, salah satu penyebabnya ada;aj todal admua tujuan pendidikan
yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Dalam pendidikan di sekolah
menengah misalnya, seorang yang mempunyai kelebihan dibidang social dan dipaksa
mengekuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih
erndah jikan dibandingkan peserta didik yang mengekuti program studi yang
sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal- hal seperti itulah banyak terjadi di Indonesia.
Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya
efektifitas pendidikan di Indonesia.
b.
Efisiensi pengajaran di
Indonesia
Efesien adalah bagaimana
menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan degan proses yang lebih murah, dalam
proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita menghitungkan untuk memperoleh
hasil yang baik tampa melupakan proses yang baik pula. Hal- hal itu jugalah
yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang
mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat merah standar hasil telah
disepakati.
masalah mahalnya biaya
pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita, sebenarnya harga
pendidikna di Indonesia erletive lebih rendah jika kita bandingkan dengan
Negara lain.
c.
Standardisasi pendidikan di
Indonesia
Jika kita ingin
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia kita juga berbicara tentang
standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati peruses
untuk menentukan standar yang akan diambil.
Dunia pendidikan terus
berubah, kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus- menerus berubah
apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era
globalisasi. Kompetensi- kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat
sekarang ini. Standar dan kompetensi dalam pandidikan formal maupun informal
terlihat hanya kerajinan terhadap standard an kompetensi. Kualitas pendidikan
hanya diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula
sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan
kopentensi tersebut seperti badan standardisasi nasional pendidikan(BSNP)
Tinjauan terhadap
standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa
kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersbunyi yaitu kemungkinan adanya
pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan
makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Peserta didik Indonesia
terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja,
bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak
peduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang
diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Hasil seperti diatas sangat di sayangkan karena berarti
pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntut standar
kompetensi, hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia.
Selain itu, akan lebih baik
jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah
sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hamper selalu menjadi kontrofersi
misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan
adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya perserta
didik mengekuti pedidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tampa melihat proses
yang dilalu peserta didik yang telah menempuh peruses pendidikan selama
beberapa tahun.selain hanya berlangsung sekali evaluasi seperti itu hanya
mengevaluasi 3 bidang studi saja tampa mengevaluasi bidang studi lain yang
telah diikuti oleh peserta didik.
w.
Penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia juga tentu tidak hanya sebatas yang kami bahas di atas.
Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kit. Tentu hal seperti
itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan
semoga jika kita akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan
di Indonesia sehingga jadi lebih baik lagi.
Sselain beberapa penyebab
rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan di papaprkan pula
secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan
di Indonesia.
a). rendahnya kualitas
sarana fisik
untuk sarana fisik misalnya banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan
masih banyak sekolah ynag tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki
perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
b). rendahnya kualitas guru
keadaan guru di
Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki
profensionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebutkan
dalam pasal 39 UUD No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.walaupun
guru dan pengajar bukan satu- satunya penentu keberhasilan pendidikan tetapi,
pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi sebagai cermin
kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar rendah
juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
c). rendahnya kesejahteraan
guru
dd. rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat
rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survey FGII( federasi guru
independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru
menerima gaji bulanan sebesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang pendapatan
rata- rata guru PNS perbulan sebesar Rp 1,5 juta. Guru bantu Rp 460 ribu, dan
guru honor di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan
seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.
Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, member les pada sore hari, menjadi
tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/ LKS pedagang pulsa ponsel, dan
sebagainya(republika, 13 juli,2005)
dengan adanya UU guru dan
dosen barangkali kesejahteraan guru dan dosen(PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU
itu sudah memberikan juaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan
guru dan dosen akan mendapatkan penghasilan yang pantas dan memadai antara lain
meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan
tunjangan khusus serta penghasilan lain yang
berkaitan dengan tugasnya
mereka yang diangkat
pemkot/ pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas
tapi kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi
masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan
masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitikan pikiran rakyat 9 januari
2006,sebanyak 70 % dari 403 PTS di jawa barat dan banten tidak sanggup untuk
menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU guru dan dosen
(pikiran rakyat 9 januari 2006).
d). rendahnya perestasi siswa
dengan keadaan yang
demikian itu(rendahnya sarana fisik, kualitas gur, dan kesejahteraan guru)
pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan, sebagai missal
pencapaiaan fisika dan metematika siswa Indonesia di dunia Internasional sangat
rendah, menurut trends in mathematic and science study (TTMSS) 2003 (2004)
siswa Indonesia hanya berada di renking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi
metematikan dan di rengking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains.
Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia singapur
sebgagai Negara tetangga yang terdekat.
Anak- anak Indonesia
ternyata hanya menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit
sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan. Hal ini mungkin
karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
e). mahalnya biaya pendidikan
pendidikan bermutu itu
mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus
dikeluarkna masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya
pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi (PT) membuat
masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang
miskin tidak boleh sekolah.
mm.
Makin mahalnya biaya
pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan
MBS (menejemen berbasis sekolah) MBS di Indonesia pada realitanya lebih
dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite
sekolah/ dewan pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya
unsure pengusaha.
nn. Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang badan hokum
pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik public ke bentuk
badan hokum jelas memiliki konsekusensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan
perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung
jawabnya atas perndidikan warganya kepada pemilik badan hokum yang sosoknya
tidak jelas. Perguruan tinggi negeri pun berubah menjandi badan hokum milik
Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan
pendidikan yang controversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya
pendidikan di beberapa perguruan tinggi favorit.
oo. Privatisasi atau semakin melemahnya peran Negara dalam sector
pelayanan public tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan
pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35- 40% dari APBN setiap
tahunnya merupakan factor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector
yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana
pendidikan terpotong hingga tanggal 8% (kompas, 10/05/2005)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses mencapai tujuan
pendidikan untuk menghasilkan menusia yang unggul baik secara pribadi maupun
penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem
pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi
oleh lingkungan keluarga serta
lingkungan masyarakat. sebagai tripusat. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri
namun ada hubungan saling mempengaruhi lingkungan pendidikan.
Kualitas pendidikan di
Indonesia memang masih sangan rendah bila di bandingkan dengan kualitas
pendidikan di Negara- Negara lain.hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu
efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang
dioptimalkan. Masalah-masal lainnya yang menjadi penyebab yaitu:
1.
Rendahnya secara fisik,
2.
Rendahnya Kualitas guru
3.
Rendahnya Kesejahteraan
guru
4.
Rendahnya Prestasi siswa
5.
Rendahnya Biaya pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
F
Pidart. Prof. Dr. Made,
2004 Menajemen Pendidikan Indonesia: PT Rineka Cipta
F
Tirtahardja, Umar dan s.
L.la sulo, 2005. Pengantar pendidikan . Jakarta Rineka Cipta
F
Idris zahara. H. H. Lisman
jama. Pengantar pendidikan. Jakarta : PT Grasindo. 1995. Cet. Ke- II
F
Pena Prima tim. Kamus
ilmiah popular. Surabaya: gitamedia press. 2006. Cet .ke- II
F
Zahara, Idris H 1995 pengantar
pendidikan Jakarta: PT Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar