MAKALAH
Untuk memenuhi tugas pelajaran Aqidah
akhlaq
Yang dibina oleh Bapak abd basith S.pd.i
Di susun
Oleh
Moh. Walidurrahman
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya,kami bisa menyalesaikan makalah dengan judul “pengertian
tasawuf dan asal usulnya”. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah tasawuf yang
dibina oleh abd basith S.pd.i yang nantinya akan menjadi nilai tugas kelompok.
Dalam
menyelesaikan makalah ini banyak pihak-pihak yang ikut memberikan bantuan baik
material maupun spiritual, mulai dari orang tua maupun teman-teman yang selalu
mendukung dan memotivasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Hanya do’a yang bisa penulis
panjatkan semoga yang memberi bantuan mendapat balasan dari Allah SWT.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Saran dan kritik akan sangat
bermanfaat bagi makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini akan
memberikan manfaat bagi pembaca dan semua orang.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
sumenep 16 september
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Penulisan Makalah
Tasawuf memiliki akar sejarah yang panjang
sejak awal adanya Islam, mulai dari Rasulullah, para sahabat, tabi’in hingga
sekarang. Tasawuf adalah nama lain dari mistisisme dalam Islam, dikalangan
orientalis Barat dikenal denagn sebutan sufisme dalam Islam, sehingga
istilah sufisme tidak ada pada mistisisme agama-agama lain.
Tasawuf
bertujuan memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuham. Hubungan yang
dimaksud adalaha sebagai manifestasi manusia sebagai hamba yang harus
senantiasa mengabdikan dirinya kehadirat Allah Rabbal ‘Alamin. Taasawuf
mengajarkan cara mensucikan diri, meningkatkan moral dan membangun kehidupan
jasmani dan rohani guna mencapai kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah
penyucian jiwa, dan tujuan akhirnya adalah tercapainya kebahagiaan dan
keselamatan abadi.
B. Rumusan
Penulisan
- Apa pengertian tasawuf
- bagaimana asal usul tasawuf?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
- Untuk mengetahui pengertian
dari tasawuf
- Untuk mengetahui asal usul
tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tasawuf
Ada
beberapa definisi tasawuf yang dikemukakan oleh para ulama’, diantaranya4 :
1. Asy Syekh Muhammad Amin Al Kurdy
التَّصَوُّفُ هُوَعِلْمٌ يُعْرَفُ بِهِ اَحْوَلُ النَّفْسِ
مَحْمُوْدُهَا وَمَذْمُوْمُهَا وَكَيْفِيَةُ تَطْهِيْرِهَا مِنَ اْلمَذْمُوْمِ
مِنْهَا وَتَحْلِيَتُهَا بِاْلاِتِّصَافِ بِمَحْمُوْدِهَا وَكَيْفِيَّةُ
السُّلُوْكِ وَالسَّيْرُ اِلَى اللَّهِ تَعَالَى وَاْلفِرَارُاِلَيْهِ
“Tasawuf adalah suatu ilmu yang
dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara
membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat
yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan) Allah dan
meninggalkan (larangan-Nya) menuju (perintah-Nya).”
2. Imam Al Ghazali dari pendapatnya Abu Bakar Al Kattany.
التَّصَوُّفُ خُلُقٌ فَمَنْ زَادَ عَلَيْكَ بِاْلخُلُقِ زَادَ
عَليْكَ بِالتَّصَوُّفِ فاْلعِبَادُ اَجَا بَتْ نُفُوْسُهُمْ اِلَى اْلأَعْمَالِ
لِأَنَّهُمْ يَسْلُكُوْنَ اِلَى بَعْضٍ اْلأَخْلَاقِ لِكَوْنِهِمْ سَلَكُوْا
بِنُوْرِ اْلإِيْمَانِ
“Tasawuf adalah budi pekerti;
barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan
bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah)
untuk beramal karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan nur (petunjuk)
Islam. Dan ahli Zuhud yang jiwanya menerima (perintah) untuk melakukan beberapa
akhlak (terpuji) karena mereka telah melakukan suluk dengan nur (petunjuk
imannya”.
3. Mahmud Amin An Nawawy dari pendapat al Junaid al Baghdady yaitu.
التَّصَوُّفُ حِفْظُ اْلأَوْقَاتِ, قَالَ:وَهُوَ اَنْ لَا يُطَالِعَ اْلعَبْدُ غَيْرَ
حَدِّهِ وَلَايُوَافِقُ غَيْرَ رَبِّهِ وَلَا يُقَارِنُ غَيْرَوَقْتِهِ
“Tasawuf adalah memelihara
(menggunakan) waktu. (Lalu) ia berkata: seorang hamba tidak akan menekuni
(amalan Tasawuf) tanpa aturan (tertentu), (menganggap) tidak tepat (ibadahnya)
tanpa tertuju kepada Tuhan-Nya dan merasa tidak berhubungan (dengan Tuhannya)
tanpa menggunakan waktu (untuk beribadah kepadaNya)”
4. As Suhrawardy mengemukakan pendapat Ma’ruf al Karakhy,
التَّصَوُّفُ اْلأَخْذُ باْلحَقَائِقِ وَاْليَأْسُ فِي اَيْدى
اْلخَلَائِقِ
“Tasawuf adalah mencari hakikat dan
meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk (kesenangan duniawi)”
Dari beberapa
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah melakukan ibadah
kepada Allah dengan cara-cara yang telah dirintis oleh ulama’ sufi, yang
disebutnya sebagai suluk untuk mencapai suatu tujuan; yaitu ma’rifat kepada
alam yang ghaib, mendapatkan keridhaan Allah serta kebahagiaan di akhirat.
B. Asal Usul / Sejarah
Tasawuf
1. Asal Usul Tasawuf
Asal kata tasawuf
Lafal Tasawuf
merupakan masdar kata تَسَوَّفَ
- يَتَسَوَّفُ
- تَسَوَّفًا yang merupakan
kata kerja tambahan dua huruf (ta’ dan tasydid), sebenarnya berasal dari kata صَافَ - يَصُوْفُ – صَوْفًا
dengan masdar yang bermakna “memiliki bulu yang banyak”, dalam kaidah
bahasa arab tambahan (ta’ dan tasydid) memiliki arti “menjadi atau berpindah”.
Sehingga التَصَوُّفُ memiliki arti (menjadi)
berbulu yang banyak; dengan arti sebenarnya menjadi sufi, yang cirri khas
pakaiannya selalu terbuat dari bulu domba (wol).1
Secara etimologis,
tasawuf memiliki banyak arti kata, antara lain:2
1. Ahl al-suffah ( أهل
الصفة ) orang-orang yang ikut
pindah dengan Nabi dari Mekah ke Madinah, dan karena kehilangan harta, berada
dalam keadaan miskin dan tak mempunyai apa-apa. Mereka tinggal di Masjid Nabi
dan tidur diatas bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal. Pelana
disebut suffah, Inggrisnya Saddle-Cushion dan kata sofa dalam
bahasa Eropa berasal dari kata suffah (صفة
). Sungguhpun miskin ahl-suffah
berhati baik dan mulia. Sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi
berhati baik dan mulia itulah sifat-sifat sufi.
2. Saf (صف ) pertama. Sebagaimana halnya orang sembahyang di saf pertama
mendapat kemuliaan dan pahala, demikian pula kaum sufi dimuliakan Allah dan
diberi pahala.
3. Sufi (صوفى ) dan صافى dan صفى
yaitu suci. Seorang sufi adalah orang yang disucikan dan kaum sufi
adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan
lama.
4. Sophos kata Yunani yang berarti hikmat. Orang sufi betul
ada hubungannya dengan hikmat, hanya huruf s dalam sophos
ditranliterasikan ke dalam Bahasa Arab menjadi س dan
bukanص , sebagai kelihatan dalam kata فلسفة
dan kata philosophia. Dengan demikian seharusnya sufi ditulis سوفىdan bukan صوفى.
5. Suf ( صوف ), kain yang terbuat dari bulu yaitu wol. Hanya kain wool yang
dipakai kaum sufi adalah wol kasar dan bukan wol halus seperti sekarang.
Memakai wol kasar diwaktu itu adalah simbol kesederhanaan dan kemiskinan.
Lawannya adalah memakai sutra, oleh orang-orang yang mewah hidupnya dikalangan
pemerintahan. Kaum sufi sebagai golongan yang hidup sederhana dan dalam keadaan
miskin, tetapi berhati suci dan mulia, menjauhi pamakaian sutra dan sebagai
gantinya memakai wol kasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf memliki akar kata yang
memiliki arti berbulu, hal ini karena dilihat dari karakteristik orang yang
menjalani jalan sufisme (sufi) memakai pakaian yang terbuat dari bulu
(wol) kasar sebagai symbol kesederhanaan dan menjauhi hal-hal keduniawian (zuhud).
Sufisme juga sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya
asing, pengaruh hinduisme, budha, Kristen filsafat yunani dan lain sebagainya.
Namun istilah sufisme adalah khas dalam islam dan tidak ada dalam ajaran
agam-agama alinnya.
Definisi tasawuf sendiri dapat disimpulkan bahwa tasawuf
adalah melakukan ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang telah dirintis oleh
ulama’ sufi, yang disebutnya sebagai suluk untuk mencapai suatu tujuan; yaitu
ma’rifat kepada alam yang ghaib, mendapatkan keridhaan Allah serta kebahagiaan
di akhirat.
Dasar dasar tasawuf banyak terdapat di dalam Al Qur’an
seperti QS Al Anbiya’ : 25, QS Al Anfaal : 45, QS Ali Imran : 191, QS Ar Ra’du : 28, QS Al Maidah :
83, QS Az Zumar : 23, QS As Sajdah : 16, QS Al Isra’ : 79, QS An Nisa’ : 77, QS
Qaf : 16. Dan juga banyak dalam hadits-hadits Rasulullah SAW.
Tasawuf memiliki tujuan memperbaiki akhlak dan moral,
mengendalikan hawa nafsu, dan berusaha mendeka kepada Allah dan menjauhi
kehidupan dunia (zuhud). Perkembangan tasawuf telah ada dimulai dari
adanya Islam yang di bawa oleh Rasulillah SAW dan terus berkembang dari masa ke
masa sampai saat ini.
B.
Saran-Saran
Pada point
ini penyusun mengharapkan pada para pembaca untuk
senantiasa meningkatkan daya serta upaya untuk selalu membaca dan membaca,
karena disamping membaca adalah sebuah peroses pembendaharaan pengetahuan,
membaca juga merupakan terapi atas
keterpurukan yang kita sandang saat ini.
Bila tasawuf
merupakan sebuah ilmu berarti telah jelas juga bahwa tasawuf adalah cahaya yang
akan menerangi kita dalam kegelapan ” al-
ilm nuurun ” dan perlu kita lestarikan dalam upaya merehabilitasi peradaban
yang telah lepas landas dari nilai riil dan pokok ajaran tasawuf.
DAFTAR
PUSTAKA
Siregar, A Rivay.Tasawuf
dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2002
Mustofa, A.Akhlak Tasawuf.
Bandung:Pustaka Setia.1997.
Nasution, Harun.Filsafat dan
Mistisisme Dalam Islam. Jakarta Bulan Bintang.1995.
Jamil, M.Cakrawala
Taswuf(Jakarta:Gaung Persada Press.2007
Khaliq, Abdurrahman
Abdul dan Ihsan Illahi Zhahir.Pemikiran Sufisme Di Bawah Bayang-bayang
Fatamorgana.Jakarta:Penerbit Amzah.2001.
Muhsin, Labib.Mengurai
Tasawuf, Irfan dan Kebatinan.Jakarta:PT Lentera Basritama.2004.
Valiudin, Mir.Tasawuf
dalam Al-Qur’an.Jakarta:Pustaka Firdaus.1987.
Khan, Sahib Krya
Khan.Cakrawala Tasawuf.Jakarta:Rajawali.1987.
Haeri, Syekh
Fadhlullah.Belajar Mudah Tasawuf.Jakarta:Lentera.1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar