Sabtu, 20 April 2013

makalah pendidikan


DASAR DAN PONDASI PENDIDIKAN
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Ahmad Mushollin, M. pd. I

Oleh 
Atqurrohman 180 912 089



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
SEPTEMBER, 2012


BAB II
PONDASI-PONDASI PENDIDIKAN
A.    Pengertian Pondasi Pendidikan
Dasar atau pondasi adalah sebuah istilah yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri diatasnya (termasuk aktivitas pendidikan) akan dijiwai atau diwarnainya[1]Secara awam, istilah pondasi diartikan sebagai sesuatu yang memberikan dasar atau landasan terhadap sesuatu. Pondasi memuat nilai-nilai positif yang dianut dan diyakini kebenarannya.Umar tirta rahardja dan La Sulo (1994)menyebut pondasi pendidikan adalah pijakan dan penentu isi dan arah pendidikan.Made Pidarta (200) secara implisit mengartikan pondasi pendidikan sebagai sesuatu yang harus diikuti dalam upaya pengembangan pendidikan .Menurut penulis ,pondasi pendidikan adalah sesuatu yang memberikan dasar atau landasan terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan  yamg dilakukan masyarakat. [2]

B.     Wujud  Pondasi Pendidikan
Meskipun pendidikan sifatnya universal, namun terjadi perbadaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural tersebut. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakanberlandaskan filsafat hidup serta sosiokultural setiap masyatakat. Selain ketiga landasan ini (filosofis, sosiologis ,dan cultural )  masih terdapat landasan filosofis dan landasan hukum dan politik. [3]

1.      Landasan filosofis
Ditinjau dari sudut pandang filsafat,kualitas ilmu pengetahuan pada umumnya tersusun atas tiga lapis,yaitu lapisan abstrak, poternsial –teoritis dan lapisan konkrik-praktis. Dasar pelapisan ini adalah realitas keberadaan setiap benda atau hal yang ada. Manusia misalnya, pada lapisan abstrak mencakup semua jenis,sifat, bentuk, dan wujud manusia yang berada dimana saja dan kapan saja. Adapun potensial-teoritis berupa jenis, bentuk dan wujud yang berbeda, tapi satu dalam karakter.sedangkan pada lapisan konkrit lebih menunjuk pada perwujudannya sebagai manusia individual.[4]
Pengertian filsafat yang  umumnya dipakai adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Ghazalimenurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematis, radikal,dan universal dalam rangka mencari kebenaran, intii, hikmah, atau hakikatmengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta pengetahuan atau kebijaksanaan disebut Philosophos atau dalam bahasa arabfailosof (filsafat).[5]Louis  O. Kattsof mengatakan bahwa kegiatan kefilsafatan ialah merenung,. Akan tetapi, merenung bukanlahmelamu,juga bukan berfikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan, melainkan dilakukan secara mendalam, radikal sistematis dan universal.[6]

a.       Pengertian tentang landasan filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat  manusia ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti  apa, mengapa, kemana, bagaimana dan sebagainya dari pendidikan itu.[7]

b.      Ruang lingkup filsafat pendidikan
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah sebagai berikut:
-          Pendidik
-          Murid atau anak didik
-          Materi pendidikan
-          Perbuatan mendidik
-          Metode pendidikan
-          Eveluasi pendidikan
-          Tujuan pendidikan
-          Alat-alat pendidikan
-          Lingkungan pendidikan

2.      Landasan sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dengan masyarakat dan menyelidiki ikata-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta perubahannya perserikatan-perserikatan hidup itu serta kepercayaannya, keyakinan yang member sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.sementara itu, soejono soekanto mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian.[8]seorang sosiolog Alvin Bertrand memahami sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan menjelaskan tentang hubungan antara manusia (human relationship)[9]di dalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses sosial, mengingat bahwa ilmu pengetahuan perihal struktur menyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambar yang nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia.[10]
a.       Pengertian  landasan sosiologis
Aspek sosial menunjukkan adanya saling hubungan diantara individu, masyarakat, dan antara individu dengan masyarakat. Sejak lahir, manusia individu memiliki hakekat kodrat social yaitu saling membutuhkan satu sama llain. Berdasarkan fakta itu, materi pendidikan perlu digali dari karakter manusia sebagai makhluk social.Selanjutnya, nilai kebersamaan tersebut ditambah-kembangkan di dalam diri setiap peserta didik melalui seluruh rangkaian kegiatan pendidikannya.[11]
Sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagaimana uraian berkikut:
a.       Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu,sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yan g terjadi di lapangan.
b.      Teoritis,adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang dapat disimpan lama.
c.       Komulatif, sebagai akibat proses penciptaan terus menerus
d.      Noteris, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat tapa menilai apakah hal itu baik atau buruk. [12]
Secara sederhana, sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permasalahan-permasalan pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahannya berdasarkan pendekatan sosiologi.[13]
Sosiologi pendidikan merupakan analisis alamiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup  yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
a.       Fungsi pendidikan dlalam kebudayaan.
b.      Hubungan system pendidikan dan kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c.       Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara  dan mendorong proses social dan perubahan kebudayaan
d.      Hubungan pendidikan dengan kelas sosial dan sistem status.
e.       Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannyadengan ras, kebudayaan,ataukelompok-kelompok dalam masyarakat.    
2.      Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
a.       Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di lllluar sekolah.
b.        Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
3.      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:
a.       Peranan sosial guru
b.      Sifat kepribadian guru.
c.       Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d.      Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak.
4.      Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi:
a.       Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
b.      Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem social komunitas kaum tidak terpelajar.
c.       Hubungan antara sekolah dan komunitas dalaml fungsi kependidikannya.
d.      Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.[14]
Atas  pengaruh sosiologi, proses pendidikan yang ideal adalah terarah kepada mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup, baik dalam interaksi sosial, stratifikasi social maupun dalam hubungan diantara kelompok sosial. Oleh sebab itu, terhadap pendidikan sekolah, sosiologi member petunjuk setidaknya dalam tiga hal, yaitu: (1) bagaimana pendidikan sekolah mengembangkan administrasi manajemen, (2) bagaimana pendidikan sekolah mengorganisasi materi pendidikan, dan  (3) bagaimana pendidikan sekolah melaksanakan kegiatan pembelajaran.[15]
3.      landasan psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek kepribadian dan tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kegunaannya didalam praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya.[16]
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landaan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam dari hubungan interdisipliner dengn ilmu sosial  lainnya , khususnya terhadap pendidikan, psikologipun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan perilakukarena oada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran utama penyelengaraan pendidikan.orientasi umum psikologi perkembangan dalam hal aspek-aspek kogniti, afektif dan psikomotorik member petunjuk terhadap pendidik dalam hal menyiapkan dan mengorganisasi materi pendidikan, serta member arah bagaimana membina peserta didik agar mau belajar secara bebas, tanpa terbebani sesuatu apapun.[17]
Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologi sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.[18]dengan bekal pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang hal ini, guru-guru diharapkan dapat menyiapkan dan melaksanakan pengajaarannya dengan lebih baik, mampu memberikan bimbingan yang lebih tepat, terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam memberikan perlakuan pendidikan.[19]
              5.      Landasan hukum dan politik
Arti pondasi hokum adakah kehidupan masyrakat aspek hokum yang menjadi dasar atau melandasi penyelenggaraan pendidikan.begitu juga pondasi politik yang menjadi dasar atau melandasi penyelenggaraan pendidikan..hokum dan politik merupakan dua aspek eekehidupan yang salingberkaitan.
Secara lebih luas arti landasan hukum dan politik dalam penyelenggaraan pendidikan berupa peraturan baku yang dijadikan pedoman di masyarakat serta berkaitan dengan kehidupan politik. Dengan kata lain landasan hokum dan  politik dalam penyelenggaraan pendidikan adalah hal-hal yang menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan berupa kehidupan hukum dan politik.[20]

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.Diperlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu.Apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk diperbaiki. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan pendidikan yang diantaranya adalah:
1.      Landasan filosofis yaitu Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti  apa, mengapa, kemana, bagaimana dan sebagainya dari pendidikan itu.
2.      Landasan sosiologis yaitumerupakan analisis alamiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan
3.      Landasan psikologis
4.      Landasan hokum dan politik




[1] A. seojono hadi, pendidikan suatu pengantar,2008, (Surakarta: (lpp) uns press), hal:91
[2] Arif rahman, memehami pendidikan dan ilmu pendidikan,2009,(Yogyakarta: laksbang meduatama), hal 19-20
[3] Umar tirtaraharja, la sulo, pengantar penpdidikan, 2005, (jakarta: rineka cipta),hal 83
[4] Suparlan suhartono, wawasan pendidikan,2008,ٍ ( ()ogyakarta: ar r
uzz media), hal 69
[5] Sidi ghazali, sistematika filsafat, jilid I, 1976, (Jakarta: bulan bintang), hal:15
[6]Louis.o kattsof, pengantar filsafat, terj. Soejono seomargono, 1989, (Yogyakarta: tiara wacana), hal:6
[7]  Umar tirtaraharjo, la sulo,pengantar pendidikan, 2005, (Jakarta: rinika cipta), hal:84
[8] Hasan shadily, sosiologi untuk masyarakat Indonesia, 1983, (Jakarta:bina aksara),hal 1
[9] Ishomuddin,Sosiologi perspektif islam, (malang: UMM Press, 1997),hal: 9
[10] Seojono soekanto, sosiologi suatu pengantar, 1982, (Jakarta: rajawali), hal 18 dan 53
[11] Suparlan suhartono, wawasan pendidikan sebuah pengantar pendidikan, 2008 ,(Yogyakarta: arruzz media), hal87
[12] Made pidarta, landasan kependidikan, 2007, (Jakarta:rineka cipta),hal: 151-152
[13]Moh. Padil , trio suprayitno,sosiologi pendidikan, 2010,(malang: uin maliki press),hal: 6
[14] Umar tirtaraharjo, la sulo,op, cit, hal 95-96
[15] Suparlan suhartono, op, cit, hal 90
[16] M. ngalim purwanto, psikologi pendidikan, 1998,(bandung:pt.remaja rosdakarya), hal:7
[17] Suparlan suhartono, op, cit, hal 95

[18] Umar tirtaraharjo, la sulo,op, cit, hal 104-105
[19] Nana syaodih sukmadinata, landasan psikologi proses pendidikan, 2009, (bandung:pt.remaja rosda karya), hal 30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT