Sabtu, 20 April 2013

makalah pendidikan


Makalah
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kulian ILMU PENDIDIKAN yang di ampu oleh Bapak Mushallin,

Oleh :
Atiqufiqurrahman   180 912 089


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
SEPTEMBER  2012


A.  Pengertian pendidikan dan ilmu
       Secara etimologi pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat imbuhan pe- an. Berubah menjadi kata kerja ‘mendidik’ yang berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengatahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakatnya.[1] Istilah ini muncul dengan bahasa yunani yaitu paedagogiek yang berarti ilmu menuntun anak, dan paedagogia adalah pergaulan dengan anak-anak, sedangkan orang yang menuntun atau mendidik anak adalah paedagok. Dari istilah yang dikemukakan diatas, ada arti lain yang lebih lengkap yaitu arti secara terminologis atau arti konsep sebagaimana dikemukakan para ahli.
       Crow and Crow, pendidikan diartikan sebagai proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Karter V. Good menuturkan bahwa pendidikan adalah keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan , sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya yang bernialai didalam masyarakat dimana ia hidup. Dalam bukunya dictionary of education beliau membedakan pendidikan dalam dua hal:
1.         Pendidiakn adalah seni, praktek, atau profesi pengajaran
2.         Pendidikan adalah ilmu yang sistematis atu pengajaran yang berhungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mangajar, pengawasan dan pembimbingan siswa.
 John Dewey, mengartikan pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik secara intelektual maupun emosional kearah alam dan sesama manusia.
       Bapak pendidikan Indonesia Ki  Hajar dewantara, merumuskan hakikat pendidikan sebagai usaha orangtua bagi anak anak dengan maksud menyokong kemajuan hidup nya, dalam arti memperbaiki tumbuhnya kekuatan rohani dan jasmani yang ada pada anak anak.[2] Sebagai warga Negara Indonesia maka perlu juga menjabarkan landasan pendidikan yang tertuang dalam Undang Undang Dasar 1995. ada dua pasal yaitu pasal 31 dan pasal 32.
Pasal  31 ayat 1 berbunyi: tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Ayat 2 pasal ini berbunyi : Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
       Menurut Redja mudyaharjo, makna pendidikan bisa dibagi menjadi tiga, yak ni maha luas, sempit dan luas terbatas. Makna secra maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsunag dalam segala lingkungan hidup dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Makna secara sempit,  pendidiakan adalah persekolahan, Yang diselenggarakan oleh sekolah sebagailembaga pendidikan formal yang  diupayakan untuk mempengaruhi anak atau remaja yang diusahakan padanya agar punya kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh berkaitan dengan hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial. Makna secara luas terbatas, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakt, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajarn, dan latihan yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup.
       Dari uraian diatas akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah:
1.         Pendidikan berwujud aktifitas interaktif yang sadar dan terencana.
2.         Dialakuakn oleh minimal dua orang, satu pihak berperan sebagai fasilitator dan dinamisator sedang pihak lainnya sebagai subyek yang berupaya mengembangkan diri.
3.         Proses dicapai melalui penciptaan suasana belajar dan proses pembembelajaran.
4.         Terdapat nilai yang diyakini kebenarannya sebagai nilai aktivitas.
5.         Memiliki tujuan baik dalam rangka mengembangkan segenap potensi internal individu anak.
6.         Puncak ketercapaian tujuan adalah kedewasan, baik secara fisik, psikologik, sosial, emosional, ekonomi, moral dan spiritual pada peserta didik.
Keragaman difinisi tentang pendidikan merupakn hal yang wajar sebab sebuah definisi yang dirumuskan seseorangdipengaruhi oleh latar belakang keilmuan, pendidikan, ideologis, geografis, bahkan juga agama.[3]
Terlepas dari perbedaan makna terpenting dari apa yang disebut pendidikan, pendidikan adalah persoalan yang paling srtategis bagi kehidupan manusia baik dalam perspektif individu, masyarakat dan bangsa.[4]
Sedangkan ilmu adalah mengemukakan hakikat alam beserta isinya,sebagaimana adanya, bebas dari norma norma yang disiptakan oleh manusia.[5]
B.  Pengertian ilmu pendidikan
Para ahli bersepakat bahwa pendidikan yang baik selalau dilakukan dengan  cara-cara mendidik  yang baik. Cara mendidik yang baik adalah cara yang didasarkan pada teori-teori mendidik hasil pemikiran dan hasil penelitian para ahli. Di samping itu pengalaman mendidik para pendahulu yang dianggap berhasil juga diakui sebagai referensi cara mendidik yang baik. Dengan kata lain pendidik yang baik adalah pendidikan yang di lakukan dengan mendasarkan pada teori dan praktek mendidik yang di sepakati para ahli yang  terangkum dalam disiplin ilmu yang disebut ilmu pendidikan.
Secara umum ilmu pendidikan dipahami dalam dua pengertian. Pengertian pertama ilmu pendidikan dipahami sebagai seni mendidik( the art of educating) atau seni mengajar (the art of teaching) sebagaimana diungkapkan Cniarter V. Good. Pengartian semacam ini menganggap ilmu pendidika berisi  sederet kiat kiat jitu dalam mendidik yang efektif, sebagaimana telah dikaji dan  diteliti para ahli. Pengertian kedua , ilmu pendidikan dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip ilmiah (scince of education)
Sebagaimana pendidikan yang kedua para ahli mendefinisikan ilmu pendidikn secara relative beragam. MJ. Lengeveld mengartikan paedagogiek atau ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki obyek itu. Melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Carter V. Good, menyebut ilmu pendidikan sebgai suaau bangunan pengetahuan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif dan obyektif dari proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajarkan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk di uji dari pengalaman, sering kali dalam bentuk eksperimintasi. Jhon Frederick Herbart, memaknai ilmu pendidikan sebagai ilmu yang berdiri sendiri yang mengkaji hakekat, persoalan, bentuk-bentuk dan syarat-syarat dari pendidikan.
       Ahli pendidikan Indonesia Brodjonegoro mengartikan ilmu pendidikan secara sempit dan luas. Secara sempit ilmu pendidikan diartikan sebagai teori pendidikan dan perenungan tentang pendidikan, sedangakan secara luas diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan. Sutari imam barnadib menuliskan wa ilmu pendidiakn adlah ilmu yang mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Driyarakara memaparkan bahwa ilmu pendidiakn adalah pemikiran ilmiah tentang pendidikan. Pemikiran ilmiah tersebut bersifat kritis, metodis dan sistematis. Kritis karena semua pernyataan atau, alfirmasi harus mempunyai dasar cukup kuat. Metodis karena dalam proses belajar berfikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sedangkan sistematis karena berfikir ilmiah dalam prosesnya selalu dijiwai oleh suatunide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga fikiran-fikiranya dan pendapat-pendapatnya memiliki keterkaitan sebagai satu kesatuan. Ngaling purwanto, ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
       Dari pendapat-pendapat diatas, kita dapat mengambil benang mrerah dari pengertian ilmu pendidikan,  seperti yang dikatakan Arif Rohman dalam bukunya “memahami pendidikan dan ilmu pendidikan” adalah ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang berusaha memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan pilihan-pilihan tindakan mendidik yang efektif.
C .  Hubungan antara pendidikan dan ilmu pendidikan
Pendidikan dan ilmu pendidikan adalah suatu bidang ilmu yang telah berdiri sendiri, yang terpisah dari induknya yaitu filsafat. Jika pendidikan sebagai usaha sadar manusia untuk menumbuh kembangkan potensi potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sedangkan ilmu pendidikan adalah teori bertindak atau dengan kata lain seni mendidik/mengajar.
Ilmu pendidikan merupakan konsep konsep pelaksanaan teori teori pendidikan, kemudian perbuatan mendidik, yaitu tindakan tindakan nyata dalam menerapkan teori teori pendidikan. Sebagai akibat dari perbuatan mendidik, akan mendapatkan pengalaman tentang mendidik. Sudah tentu pengalaman itu di dapat dihasilkan di lapangan, pengalaman ini memberikan umpak balik kepada teori pendidikan yang terdapat dalam ilmu pendidikan.[1]
Jadi pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mendasarkan pada teori dan praktek mendidik yang disepakati para ahli yang terangkum dalam disiplin ilmu yang disebut ilmu pendidikan.[2]

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahman. 2009. memahami pendidikan dan ilmu pendidikan, laksbang mediatama Yogyakarta
As’aril Muhajir. 2010. Ilmu pendidikn perspektif kontektual,ar-ruzz media Jakarta.
Fuad ihsan. 2008. Dasar dasar kependidikan, rineka cipta, Jakarta.
Kartini kartono. 1992. Pengantar ilmu mendidik teoritis, mandar maju, Bandung.
Made pidata. 2007.  Landasan kependidikan, Stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia, rineka cipta Jakarta.
Nurani soyomukti. 2010. Teori teori pendidikan, ar-ruzz media, Jogjakarta.
Tobroni.  2008. pendidikan  islam, paradigma teologis, filosofis dan spritualis  umm press malang.




[1] Made pidata. Landasan kependidikan, Stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia, (rineka cipta Jakarta. 2007) Hal: 84
[2] Tobroni.  2008. pendidikan  islam, paradigma teologis, filosofis dan spritualis  umm press malang.





[1] Arif Rahman. memahami pendidikan dan ilmu pendidikan, (laksbang mediatama, Yogyakarta 2009) Hal. 5
[2] As’aril Muhajir. Ilmu pendidikn perspektif kontektual,(ar-ruzz media Jakarta 2010) Hal.72
[3] As’aril Muhajir. Ilmu pendidikn perspektif kontektual,(ar-ruzz media Jakarta 2010) Hal.71
[4] Tobroni  Pendidikan islam, paradigma teologis, filosofis dan spritualis, (universitas muhammadiyah malang; 2008) Hal. 13
[5] Made pidata, Landasan kependidikan, Stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia, (rineka cipta Jakarta; 2007) Hal. 80


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT