Sabtu, 20 April 2013

pendidikan


BAB
TUJUAN PENDIDIKAN
  A.    Pengertian Tujuan Pendidikan.
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan ialah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan.( Dirto Hadisusanto, Suryati Shidarto, dan Dwi Siswoyo, 1995). Sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan memiliki ruang lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Sehingga tujuan pendidikan bisa dimaknakan sebagai suatu system nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Dalam rumusan Undang-Undang RI nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah’’ mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.,,yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.’’ Sedangkan menurut Undang-Undang terbaru yakni Undang-Undang RI nomer 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa, pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermantabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi pesarta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga  Negara yang Demokratis Serta Bertanggung jawab.[1]

Sebagaimana telah kita pahami bahwa pembangan manusia seutuhnya telah menjadi tujuan pendidikan nasional, dan mungkin saja telah menjadi tujuan pendidikan nasional diberbagai Negara.tetapi pada kenyataannya kita sering kurang jelas atau kesulitan menemukan gambaran manusia seutuhnya, dan akan lebih sulit lagi ketika harus merumuskan bagaimana mengembangkan manusia yang utuh, terintegrasi, selaras, serasi dan seimbang dari berbagai aspek dan potensi yang dimiliki manusia.menurut Manfur, secara garis besar sasaran pendidikan umum yaitu semua manusia dalam berbagai usia, keberadaan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan dalam status apapun.yang dimaksud semua manusia adalah berbagai usia secara keseluruhan manusia dari mulai ank-anak, remaja, dewasa dan orang tua.[2] 
Jadi cukup jelas bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq Mulia, sehat, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab kepada dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara serta agamanya.[3]
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karenanya tujuan pendidikan memiliki fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai opeh segenap kegiatan pendidikan.[4]
B.     Kedudukan Dan Fungsi Tujuan Pendidikan
Tujuan pendiddikan tersususn menurut tingkat-tingkat tertentu, mulai dari tujuan yang sangat luas sampai ketujuan-tujuan yang spesifik.[5]
Tujuan pendidikan harus sesuai dengan jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan tingkat bawah hingga pendidikan tinggi. Tingkat jenjang pendidikan dibawahnya seharusnya melandasi jenjang pendidikan diatasnya dan seterusnya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan merupakan suatu rangkaian, kesatuan sistem, dan berkesinambungan.[6]
Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, akan tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik( Umar Tirta Rahardja dan La Sulo,1994). Tujuan pendidikan juga bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak, tidak kelihatan panca indera tetapi bisa dihayati dan dipahami oleh pemiliknya.
Dalam kegiatan pendidikan, tujuan memiliki kedudukan yang amat penting. Lebih-lebih bila dibandingkan di antara aneka komponen lain dalam penyelenggaraan pendidikan, tujuan pendidikan merupakan komponen yang amat fital. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua komponen diadakan, seluruh kegiatan pendidikan diupayakan, semuanya semata-mata hanyalah tertuju kepada pencapaian tujuan pendidikan.Oleh karenanya,semua hal dan semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang menyimpang dari pencapaian tujuan pendidikan, dianggap sebagai praktik pendidikan yang menyimpang juga.
Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat penting pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan pendidikan adalah mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan pedoman kea rah mana pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh karena tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat penting tersebut, meka tujuan pendidikan harus terumuskan dan dirumuskan secara mantap oleh semua pelaku pendidikan disemua jenjang. Dengan adanya oleh semua pelaku pendidikan yang mantap diharapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan menyimpang.
Menurut M.J. Langeveld tujuan pertama dari pendidikan adalah tercapainya kedewasaan. Dengan adanya tujuan ‘’kedewasaan’’ tersebut maka tugas pendidik adalah membawa peserta didik dengan penuh rasa tanggung jawab kea rah kedewasaan.[7]    
Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-rubah yang diberikan kepada fungsi pendidikan, tujuan-tujuan pendidikan berasal dari 4 fungsi dasar pendidikan berikut:
1.      Pengembangan individu- aspek-aspek hidup pribadi: etis,estetis, emosional, fisis;
2.      Pengembangan cara berfikir dan teknik menyelidiki-kecerdasan yang terlatih;
3.      Pemindahan warisan budaya-nilai-nilai sivik dan moral bangsa dan;
4.      Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital, yang menyumbang kepada kesejahteraan ekonomi,sosial,dan politik-lapangan teknik.[8]     
  C.     Macam-macam Tujuan Pendidikan
Didalam praktek pendidikan khususnya pada system persekolahan, didalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Umumnya ada 4 jenjang tujuan pendidikan didalamnya terdapat tujuan antara yaitu:
1.      Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia pancasila
2.      Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya
3.      Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
4.      Tujuan intruksional, yaitu kurikulum yang berupa bidang studi-bidang yang terdiri atas pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.[9]
Adapun menurut Arikunto tujuan yang masih umum harus menjiwai, semua gerak kegiatan pendidikan yang harus dicermati, walaupun tindakan-tindakan khusus harus dilakukan berdasarkan atas jabatan dari tujuan umum tersebut untuk mencapainya harus dirumuskan dalam bentuk tujuan yang lebih khusus. Arikunto selanjutnya menegaskan bahwa tiap jenjang Mempunyai tujuan masing-masing sesuai jenjang jenisnya yaitu:
1.      pendidikan nasional(Tujuan Institusional), tujuan yang dirumuskan dan hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan.
2.      Tujuan kurikuler, tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui bidang studi tertentu
3.      Tujuan Instruksional, tujuan sekolah yang dicapai melalui kegiatan sekolah dan kegiatan mengacu pada kurikulum yang telah distandarisasi oleh pemerintah dan dilaborasi oleh guru menjadi bahan ajar.[10]
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
1.       Tujuan sementara, yaitu tujuan yang dicapai berdasarkan berbagai kemampuan.
2.      Tujuan akhir, tujuan untuk mewujudkan kepribadiannya yang baik melalui berbagai aspek. [11]
Didalam bukunya beknopte theoretische paedagogiek, Langeveld mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan terakhir, atau tujuan bulat. Tujuan umum ialah tujuan didalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum.
2.      Tujuan-tujuan tak sempurna.
Yang dimaksud dengan tujuan tak sempurna atau tak lengkap adalah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan dengan nilai-nilai hidup tetentu. Dan hal ini juga tidak terlepas dari tujuan umum itu.
3.       Tujuan-tujuan sementara.
Tujuan sementara merupakan tempat-tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ketujuan umum. Tujuan umum sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum.
4.      Tujuan-tujuan perantara
Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara.umpamanya, tujuansementara ialah si anak harus belajar membaca dan menulis. Setelah ditentukan untuk apa anak belajar membaca dan menulis itu, dapatlah sekarang berbagai macam kemungkinan untuk mencapainya itu dipandang sebagai tujuan perantara.
5.      Tujuan Insidental
Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum.
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas dan hubungan-hubungannya satu sama lain, mempermudah usaha kita hendak mengerti pekerjaan mendidik dan memmungkinkan kita meninjau apa yang dianjurkan oleh aliran-aliran kuno dalam pendidikan. Sedangkan tujuan umum itu bermuara dalam pandangan hidup yang mendukung sebagai batu dasarnya. [12]
  D.    Tujuan Pendidikan Menurut Para Ahli
            Para ahli memiliki rumusan tujuan pendidikan yang berbeda satu sama lain.masing-masing menekankan pada orientasi tertentu dalam perumusan tujuan pendidikan. Hal ini menandakan bahwa rumusan tujuan pendidikan mengarah pada orientasi yang bervariasi sebagaimana Variasi di dalam perumusannya. Bebrapa rumusan dari para ahli mengenai tujuan pendidikan tersebut telah dipaparkan Sutari Imam Barnadib sebagai berikut:
1.      Crow and Crow.
            Menurut Crow and Crow bahwa tujuan atau cita-cita pendidikan yang baik dan sehat adalah mendorong anak didik untuk berfikir secara efektif, jernih, dan objektif didalam suasana yang bagaimanapun.   
2.      Mj.Langeveld
          Menurut MJ.Langeveld bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia dewasa
3.      Socrates
           Menurut Socrates bahwa tujuan pendidikan adalah mengenali dirinya sendiri supaya dapat hidup dengan jiwa yang sehat, susila, dan bahagia. Pernyataan Socrates yang sangat dikenal adalah:’’ kenalilah dirimu’’.
4.      Plato
          Menurut plato adalah bahwa tujuan pendidikan adalah mencapai keadilan di dalam Negara dengan pimpinan dengan pimpinan raja yang bijaksana.
5.      Kohnstamm
        Bahwa tujuan pendidikan adalah menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia dapat memperoleh perdamaian batin yang sedalam-dalamnya, tanpa menjadi beban orang lain.
6.      Jonas Cohn
            Menurut jonas cohn bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk anak didik supaya menjadi anggota masyarakat yang berdiri sendiri ( mandiri) dalam masyarakat.
7.      Paul Haberlin
            Menurut Paul Haberlin bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk ank didik memiliki kecakapan batin, agar bisa memenuhi kewajiban, tugas hidupnya, dan tuhjuan hidupnya.
8.      John Dewey
           Menurut John Dewey bahwa setiap tujuan pendidikan adalah usaha atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan lain yang lebih tinggi.
9.      Ki Hadjar Dewantara
            Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah tercapai kesempurnaan hidup pada anak didik.
10.  Sikun Pribadi
            Menurut sikun pribadi bahwa tujuan umum pendidikan adalah terbentuknya psycho- hygiene dan tanggung jawab pada diri anak didik.
11.  Nortonagoro
           Menurut nortinagoro bahwa tujuan umum pendidikan adalah tercapainya kebahagiaan sempurna yakni dicapainya kepuasan sepuas-puasnya yang tidak menimbulkan keinginan lagi dan bersifat kekal abadi.[13]
    

DAFTAR PUSTAKA
     Amri, Sofan, Ahmadi Lif Khoiru, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum,Jakarta,2010, Prestasi Pustaka.
     Hamalik, Oemar, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sisitem,Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2002.
Hidayatullah Furqon, Pendidikan karakter: Membangun PeradabanBangsa,Surakarta, 2010,Yuma Pustaka.
     Musaheri, Pengantar Pendidikan,Jogyakarta, 2007,Ircisod.
     Purwanto, M.Ngalim, ilmu pendidikan teoritis dan praktis,Bandung, 2011, PT.Remaja Rosdakarya.
       Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan,Yogyakarta, 2009,Laksbang Mediatama.
     Segala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer,Bandung, 2008,Alfabeta.
     Sutisna, Oteng, Dasar Teoritis untuk praktek professional,Bandung,2007,Angkasa.
Tirtarahardja, Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2008), hlm. 37.
     Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam,Bandung, 2009,CV.Pustaka Setia


[1] Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan,(Yogyakarta: Laksbang Mediatama, 2009), hlm.87-88
[2] Amri, Sofan, Ahmadi Lif Khoiru, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm.29-30.
[3] Musaheri, Pengantar Pendidikan,(Jogyakarta: Ircisod,2007), hlm.50.
[4] Tirtarahardja, Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2008), hlm. 37.
[5] Hamalik, Oemar, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sisitem,(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2002),hlm.123.
[6] Hidayatullah Furqon, Pendidikan karakter: Membangun Peradaban Bangsa,( Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hlm. 6.
[7] Rohman,Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan.hlm.88-89
[8] Sutisna, Oteng, Dasar Teoritis untuk praktek professional,(Bandung: Angkasa,2007), hlm.42.
[9] Tirtarahardja, Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,hlm.39.
[10] Segala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer,(Bandung: Alfabeta, 2008),hlm. 8.
[11] Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung,CV.Pustaka Setia), hlm.29-30.
[12] Purwanto, M.Ngalim, ilmu pendidikan teoritis dan praktis, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.20-23.
[13] Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan,hlm.92-93.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT