Kamis, 11 April 2013

metodolagi penelitian


BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang
              Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan suatu kesibukan di laboratorium. Seorang ahli sedang asyik mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi, atau dalam labu didih, tabung erlenyemer, atau alat-alat lain yang serba rumit. Dengan demikian, kegiatan meneliti merupakan suatu kegiatan monopoli para ahli.[1]
              Orang-orang di laboratorium memang sedang mengadakan penelitian. Tetapi mereka melakukan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan. Sedangkan penelitian itu boleh dilakukan oleh semua bidang ilmu.
              Ilmu dapat dikembangkan dengan adanya penelitian. Kebanyakan orang terpelajar mempelajari teori-teori metodologi penelitian hanya untuk bekal menghadapi tesis atau skripsi. Padahal tujuan mempelajari metodologi penelitian tidak sesempit itu. Ketika masih dalam bangku kuliah, mahasiswa mempelajarinya dengan serius karena untuk bekal penelitian dalam penulisan skripsi atau tesis, apalagi mendekati semester akhir. Setelah selesai dan lulus dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, mereka kemudian melupakan begitu saja karena hanya beranggapan penelitian mereka hanya sampai disitu. Ilmu metodologi penelitian yang diperoleh hanya digunakan sebatas itu saja. Yang harus diketahui adalah ilmu akan berkembang ketika dilakukan banyak penelitian. Kesimpulannya, penelitian penting untuk dilakukan demi berkembangnya ilmu-ilmu secara ilmiah disetiap bidangnya masing-masing.
Seorang ahli masak membuat kue dengan bahan sekian ons terigu, sekian butir telur, sekian ons gula pasir, sekian ons mentega, dan bahan-bahan lain. Setelah melalui proses pembuatan, kemudian diperoleh sebuah kue yang lezat. Ahli masak tersebut tidak puas dengan hasil pekerjaannya itu. Ia selalu berpikir mencari akal bagaimana agar diperoleh kue yang lebih enak lagi dengan bahan-bahan yang jumlahnya sama, atau kalau bisa dengan bahan yang lebih sedikit sehingga biayanya lebih murah. Ahli masak ini sebenarnya juga sedang mengadakan penelitian. Tetap tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak melaporkan hasilnya dalam bentuk tulisan.[1]
              Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jujun S. Suriasumantri(1978) metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.[2]
              Sekarang jelas sudah bahwa setiap orang berhak melakukan penelitian kapanpun dan dimanapun. Tetapi dengan mempelajari metodologi penelitian, penelitian akan memiliki prosedur dan aturan yang sistematis sehingga hasil yang diperoleh lebih jelas.
            Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Salah satunya adalah menentukan variabel-variabelnya. Variabel adalah konstruk (construct) atau sifat yang akan dipelajari (Kerlinger; 1973)[3]. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin,

karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki---perempuan; berat badan dan sebagainya.[1]
              Variabel dibedakan menjadi dua jenis; variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan lain sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran kepandaian.[2]
A.    Rumusan Masalah
1.      Memberikan pengertian variabel dalam proses penelitian.
2.      Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam variabel.
B.     Tujuan
Penulis memiliki beberapa tujuan penulisan diantaranya:
1.      Tujuan Umum:
§  Untuk mengetahui pengertian variabel dalam proses penelitian.
§  Untuk menjelaskan macam-macam variabel
2.      Tujuan Khusus:
§  Untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian.

BAB II
PAMBAHASAN
A.    Definisi Variabel
Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh para peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat menarik kesimpulan.
              Sebelum pembahasan ini lebih berlanjut kita harus mengetahui apakah variabel itu? Ada beberapa definisi tentang variabel. Menurut (Hatch dan Farhady, 1981), variabel merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Misalnya; tinggi, berat badan, sikap, motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan merupakan atribut-atribut dari setiap orang. (Kidder 1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Untuk mendapatkan kesimpulan yang berkualitas dari suatu penelitian, maka penelitian harus berdasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang berkualitas. [1]
              Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang oleh para peneliti telah dimanipulasi, dikontrol atau diobservasikan ke dalam suatu penelitian. Selain itu ada yang mengatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan suatu penelitian dan dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
            Variabel penelitian juga ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda pula variabelnya. Pada dasarnya banyak variabel sangat bergantung oleh sederhana atau runtutnya penelitian.

Makin sedehana rancangan penelitian maka variabelnya juga akan makin sederhana, dan sebaliknya.[1]
              Variabel dapat diartikan sebagai atribut dari seseorang atau dari obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan yang lain. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari obyek.
              Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel karena berat badan antara sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang pasti bervariasi.
              Kerlinger(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construct) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang dapat diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik kesimpulan  darinya.[2]
A.    Macam-macam variabel
              Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

1.      Variabel Independent
              Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat.
              Adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Dengan kata lain, ada atau tidak variabel ini, secara pasti akan memunculkan atau mempengaruhi variabel terikat, sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian pula dapat terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda satu atau yang lain, bahkan juga sama sekali tidak muncul atau tidak ada.
Contoh:
Misalnya dalam penelitian tentang masalah peningkatan produksi susu pada jenis sapi tertentu. Untuk itu ditetapkan variabel terikatnya bahwa kualitas dan kuantitas susu sapi dipengaruhi oleh makanan. Untuk itu ditetapkan dua jenis makanan tambahan yang akan diberikan disamping rumput sebagai makanan utama, yang dalam penelitian berfungsi sebagai variabel bebas. Gejala didalam variabel tu terdiri tiga jenis makanan tambahan (jenis A, jenis B, dan jenis C). Didalam setiap makanan itu terdapat aspek-aspeknya berupa komposisi bahan yang terdapat dalam masing-masing jenis makanan yang berbeda satu dengan yang lain. Hasilnya berupa variabel terikat yang dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel bebas adalah produksi susu setiap sapi dari jenis tertentu itu, baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitasnya.
2.      Variabel Dependent
              Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.
              Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel dependen disebut juga sebagai Variabel Indogen.Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
              Variabel ini adalah himpunan dari sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur didalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain, yang disebut variabel bebas. Ada atau tidak variabel ini tergantung pada ada atau tidaknya variabel bebas. Tanpa variabel bebas tertentu, maka variabel ini tidak akan muncul atau tidak ada. Variabel terikat akan berubah atau tidak muncul sama sekali, apabila variabel bebas berubah atau tidak ada.
              Dari contoh diatas, tentang masalah peningkatan produktivitas susu sapi jelas bahwa yang menjadi variabel terikat adalah kualitas dan kuantitas susu sapi yang dihasilkan setelah mendapat makanan jenis A, B, dan C. Perbedaan jumlah dan unsur-unsur yang menentukan tinggi rendahnya mutu susu sapi yang dihasilkan merupakan aspek-aspek didalam gejala yang terdapat didalam variabel terikat.
1.      Varibel Moderator
            Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyatakemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Contoh:
Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak sebagai variable moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga sebagai variable moderator yang memperlemah hubungan
 perilaku suami =variable independent
perilaku istri     = variable dependent
jumlah anak     = variable moderator
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

 disipli                   = variable independent
kecpatan kerja    =variable dependent
peran orang tua  =variable modern
1.      Variabel Intervening
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variabel is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur.
              Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat. 
Contoh:
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal. 
5.      Variabel Kontrol
              Variabel kontrol  adalah peubah  yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independent (peubah bebas) terhadap variabel dependent (peubah tak bebas) tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati. Variabel kontrol ini sering digunakan dalam penelitian komparatif, yang bersifat melakukan perbandingan. Variabel ini (kontrol), kualitas dan kuantitasnya biasanya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Misalnya saja produktivitas lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan bibit, peneliti menggunakan variabel kontrol dalam bentuk kualitas dan kuantitas pupuk yang sama. Akan tetapi kualitas dan kuantitas bibitnya berbeda. Kualitas dan kuantitas bibit padi sebagai variabel bebas, yang diukur dalam satuan kg., sedangkan produktivitas lahan sawah merupakan variabel terikat yang diukur dalam satuan ton, sedangkan kualitas dan kuantitas pupuk dalam jumlah sama digunakan sebagai variabel kontrol.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Variabel adalah gejala-gejala atau fenomena atau keadaan yang bervariasi atau berubah-ubah atau tidak tetap. Seperti tingkat kecerdasan seseorang, minat belajar, motivasi, keimanan/keyakinan, dan lain-lain. Variabel sangat dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini dibedakan atas variabel kualitatif dan kuantitatif. Untuk penelitian kuantitatif harus memiliki minimal satu variabel. Sedangkan untuk penelitian kualitatif memerlukan minimal dua variabel.
·         Adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dimana didalamnya terjadi hubungan sebab–akibat. Variabel bebas dan variable terikat juga sering disebut sebagai variable X dan variable Y. Runtutan perjalanan variable diawali oleh permasalahan yang timbul karena adanya ketimpangan antara harapan dan kenyataan sehingga mengakibatkan suatu hal diluar harapan terjadi karena beberapa penyebab. 

DAFTAR PUSTAKA
·         Effendi. Sofian. Metode Penelitian Survey,Jakarta, LP3ES,1989.
·         Nawawi.Hadari.Penelitian Terapan,Yogyakarta, Gadjah Mada Press,1994
·         Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2009.
·         Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta, 1997.
·         Arikunto, Prof. Dr. Suharsini, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta, PT ASDI MAHASATYA, 2006








[1] Prof. Dr. Ir. M.S Abdi S.P., M.P., Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Bandung; Alfabet, 1997), hlm 81.
[2] Dr. Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi, hlm 20.

[1] Prof. Dr. Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung; CV Alfabeta, 1997), hlm 144. 



[1]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto., hlm 116.
[2]Ibid, hlm 116. 


[1] Ibid, hlm 2.
[2] Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: ALFABETA, 1998), hlm 1.
[3] Ibid, hlm 20.




[1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), hlm 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMUGA BERMAMFAAT