DASAR DAN PONDASI PENDIDIKAN
BAB II
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Ahmad Mushollin, M.
pd. I
Oleh
Atqurrohman 180 912 089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
SEPTEMBER, 2012
BAB II
PONDASI-PONDASI
PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pondasi Pendidikan
Dasar
atau pondasi adalah sebuah istilah yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak
dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri diatasnya (termasuk aktivitas
pendidikan) akan dijiwai atau diwarnainya[1]Secara
awam, istilah pondasi diartikan sebagai sesuatu yang memberikan dasar atau
landasan terhadap sesuatu. Pondasi memuat nilai-nilai positif yang dianut dan
diyakini kebenarannya.Umar tirta rahardja dan La Sulo (1994)menyebut pondasi
pendidikan adalah pijakan dan penentu isi dan arah pendidikan.Made Pidarta (200)
secara implisit mengartikan pondasi pendidikan sebagai sesuatu yang harus
diikuti dalam upaya pengembangan pendidikan .Menurut penulis ,pondasi
pendidikan adalah sesuatu yang memberikan dasar atau landasan terhadap
penyelenggaraan sistem pendidikan yamg
dilakukan masyarakat. [2]
B. Wujud Pondasi Pendidikan
Meskipun
pendidikan sifatnya universal, namun terjadi perbadaan-perbedaan tertentu sesuai
dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural tersebut. Dengan kata lain,
pendidikan diselenggarakanberlandaskan filsafat hidup serta sosiokultural setiap
masyatakat. Selain ketiga landasan ini (filosofis, sosiologis ,dan cultural
) masih terdapat landasan filosofis dan
landasan hukum dan politik. [3]
1. Landasan
filosofis
Ditinjau dari sudut pandang filsafat,kualitas ilmu
pengetahuan pada umumnya tersusun atas tiga lapis,yaitu lapisan abstrak,
poternsial –teoritis dan lapisan konkrik-praktis. Dasar pelapisan ini adalah
realitas keberadaan setiap benda atau hal yang ada. Manusia misalnya, pada
lapisan abstrak mencakup semua jenis,sifat, bentuk, dan wujud manusia yang
berada dimana saja dan kapan saja. Adapun potensial-teoritis berupa jenis,
bentuk dan wujud yang berbeda, tapi satu dalam karakter.sedangkan pada lapisan
konkrit lebih menunjuk pada perwujudannya sebagai manusia individual.[4]
Pengertian filsafat yang umumnya dipakai adalah pendapat yang
dikemukakan Sidi Ghazalimenurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam,
sistematis, radikal,dan universal dalam rangka mencari kebenaran, intii,
hikmah, atau hakikatmengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta
pengetahuan atau kebijaksanaan disebut Philosophos atau dalam bahasa
arabfailosof (filsafat).[5]Louis O. Kattsof mengatakan bahwa kegiatan
kefilsafatan ialah merenung,. Akan tetapi, merenung bukanlahmelamu,juga bukan
berfikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan, melainkan dilakukan
secara mendalam, radikal sistematis dan universal.[6]
a. Pengertian
tentang landasan filosofis
Terdapat
kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia ikut menentukan tujuan dan cara-cara
penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan
mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa, mengapa, kemana, bagaimana dan
sebagainya dari pendidikan itu.[7]
b. Ruang
lingkup filsafat pendidikan
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah
sebagai berikut:
-
Pendidik
-
Murid atau anak
didik
-
Materi
pendidikan
-
Perbuatan
mendidik
-
Metode pendidikan
-
Eveluasi
pendidikan
-
Tujuan
pendidikan
-
Alat-alat
pendidikan
-
Lingkungan
pendidikan
2. Landasan
sosiologis
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dengan masyarakat dan menyelidiki
ikata-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta
perubahannya perserikatan-perserikatan hidup itu serta kepercayaannya,
keyakinan yang member sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap
persekutuan hidup manusia.sementara itu, soejono soekanto mengartikan sosiologi
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian.[8]seorang
sosiolog Alvin Bertrand memahami sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari
dan menjelaskan tentang hubungan antara manusia (human relationship)[9]di
dalam ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses sosial, mengingat bahwa ilmu
pengetahuan perihal struktur menyarakat saja belum cukup untuk memperoleh
gambar yang nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia.[10]
a. Pengertian landasan sosiologis
Aspek sosial menunjukkan adanya saling
hubungan diantara individu, masyarakat, dan antara individu dengan masyarakat.
Sejak lahir, manusia individu memiliki hakekat kodrat social yaitu saling
membutuhkan satu sama llain. Berdasarkan fakta itu, materi pendidikan perlu
digali dari karakter manusia sebagai makhluk social.Selanjutnya, nilai
kebersamaan tersebut ditambah-kembangkan di dalam diri setiap peserta didik
melalui seluruh rangkaian kegiatan pendidikannya.[11]
Sosiologi mempunyai
cirri-ciri sebagaimana uraian berkikut:
a. Empiris,
adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu,sebab ia bersumber dan diciptakan dari
kenyataan yan g terjadi di lapangan.
b. Teoritis,adalah
peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang
dapat disimpan lama.
c. Komulatif,
sebagai akibat proses penciptaan terus menerus
d. Noteris,
karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat tapa menilai apakah
hal itu baik atau buruk. [12]
Secara sederhana, sosiologi
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
permasalahan-permasalan pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahannya
berdasarkan pendekatan sosiologi.[13]
Sosiologi pendidikan merupakan analisis
alamiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
a. Fungsi
pendidikan dlalam kebudayaan.
b. Hubungan
system pendidikan dan kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c. Fungsi
sistem pendidikan dalam memelihara dan
mendorong proses social dan perubahan kebudayaan
d. Hubungan
pendidikan dengan kelas sosial dan sistem status.
e. Fungsionalisasi
sistem pendidikan formal dalam hubungannyadengan ras, kebudayaan,ataukelompok-kelompok
dalam masyarakat.
2. Hubungan
kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
a. Sifat
kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di lllluar sekolah.
b. Pola interaksi sosial atau struktur
masyarakat sekolah.
3. Pengaruh
sekolah pada perilaku anggotanya,yang mempelajari:
a. Peranan
sosial guru
b. Sifat
kepribadian guru.
c. Pengaruh
kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d. Fungsi
sekolah dalam sosialisasi anak.
4. Sekolah
dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi:
a. Pelukisan
tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
b. Analisis
tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem social komunitas
kaum tidak terpelajar.
c. Hubungan
antara sekolah dan komunitas dalaml fungsi kependidikannya.
d. Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.[14]
Atas pengaruh sosiologi, proses pendidikan yang
ideal adalah terarah kepada mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup,
baik dalam interaksi sosial, stratifikasi social maupun dalam hubungan diantara
kelompok sosial. Oleh sebab itu, terhadap pendidikan sekolah, sosiologi member
petunjuk setidaknya dalam tiga hal, yaitu: (1) bagaimana pendidikan sekolah
mengembangkan administrasi manajemen, (2) bagaimana pendidikan sekolah
mengorganisasi materi pendidikan, dan (3) bagaimana pendidikan sekolah melaksanakan
kegiatan pembelajaran.[15]
3. landasan
psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berusaha
menyelidiki semua aspek kepribadian dan tingkah laku manusia, baik yang
bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat
kegunaannya didalam praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya
dengan manusia lain atau lingkungannya.[16]
Pendidikan selalu melibatkan aspek
kejiwaan manusia, sehingga landaan psikologis merupakan salah satu landasan
yang penting dalam dari hubungan interdisipliner dengn ilmu sosial lainnya , khususnya terhadap pendidikan,
psikologipun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan perilakukarena oada
dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran utama penyelengaraan pendidikan.orientasi
umum psikologi perkembangan dalam hal aspek-aspek kogniti, afektif dan
psikomotorik member petunjuk terhadap pendidik dalam hal menyiapkan dan
mengorganisasi materi pendidikan, serta member arah bagaimana membina peserta
didik agar mau belajar secara bebas, tanpa terbebani sesuatu apapun.[17]
Pemahaman peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan.Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologi sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.[18]dengan
bekal pemahaman yang mendalam dan menyeluruh tentang hal ini, guru-guru
diharapkan dapat menyiapkan dan melaksanakan pengajaarannya dengan lebih baik,
mampu memberikan bimbingan yang lebih tepat, terhindar dari kesalahan-kesalahan
dalam memberikan perlakuan pendidikan.[19]
5. Landasan
hukum dan politik
Arti pondasi hokum adakah kehidupan
masyrakat aspek hokum yang menjadi dasar atau melandasi penyelenggaraan
pendidikan.begitu juga pondasi politik yang menjadi dasar atau melandasi
penyelenggaraan pendidikan..hokum dan politik merupakan dua aspek eekehidupan
yang salingberkaitan.
Secara lebih luas arti landasan hukum
dan politik dalam penyelenggaraan pendidikan berupa peraturan baku yang
dijadikan pedoman di masyarakat serta berkaitan dengan kehidupan politik.
Dengan kata lain landasan hokum dan
politik dalam penyelenggaraan pendidikan adalah hal-hal yang menjadi
dasar penyelenggaraan pendidikan berupa kehidupan hukum dan politik.[20]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan selalu
berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.Diperlukan satu
generasi untuk melihat hasil akhir dari pendidikan itu.Apabila terjadi suatu
kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk
diperbaiki. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan
dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan pendidikan
yang diantaranya adalah:
1. Landasan
filosofis yaitu Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan
mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa, mengapa, kemana, bagaimana
dan sebagainya dari pendidikan itu.
2. Landasan
sosiologis yaitumerupakan analisis alamiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan
3. Landasan
psikologis
[1]
A. seojono hadi, pendidikan suatu pengantar,2008, (Surakarta: (lpp) uns
press), hal:91
[2]
Arif rahman, memehami pendidikan dan ilmu pendidikan,2009,(Yogyakarta:
laksbang meduatama), hal 19-20
[3]
Umar tirtaraharja, la sulo, pengantar penpdidikan, 2005, (jakarta:
rineka cipta),hal 83
uzz media), hal 69
[5]
Sidi ghazali, sistematika filsafat, jilid I, 1976, (Jakarta: bulan
bintang), hal:15
[6]Louis.o
kattsof, pengantar filsafat, terj. Soejono seomargono, 1989, (Yogyakarta: tiara
wacana), hal:6
[7] Umar tirtaraharjo, la sulo,pengantar
pendidikan, 2005, (Jakarta: rinika cipta), hal:84
[8]
Hasan shadily, sosiologi untuk masyarakat Indonesia, 1983, (Jakarta:bina
aksara),hal 1
[9]
Ishomuddin,Sosiologi perspektif islam, (malang: UMM Press, 1997),hal: 9
[10]
Seojono soekanto, sosiologi suatu pengantar, 1982, (Jakarta: rajawali),
hal 18 dan 53
[11]
Suparlan suhartono, wawasan pendidikan sebuah pengantar pendidikan, 2008
,(Yogyakarta: arruzz media), hal87
[12]
Made pidarta, landasan kependidikan, 2007, (Jakarta:rineka cipta),hal:
151-152
[13]Moh.
Padil , trio suprayitno,sosiologi pendidikan, 2010,(malang: uin maliki
press),hal: 6
[14]
Umar tirtaraharjo, la sulo,op, cit, hal 95-96
[15]
Suparlan suhartono, op, cit, hal 90
[16]
M. ngalim purwanto, psikologi pendidikan, 1998,(bandung:pt.remaja
rosdakarya), hal:7
[17]
Suparlan suhartono, op, cit, hal 95
[18]
Umar tirtaraharjo, la sulo,op, cit, hal 104-105
[19]
Nana syaodih sukmadinata, landasan psikologi proses pendidikan, 2009,
(bandung:pt.remaja rosda karya), hal 30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar