Makalah
PENGERTIAN
PENDIDIKAN DAN
ILMU
PENDIDIKAN
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kulian ILMU PENDIDIKAN yang di ampu oleh Bapak
Mushallin,
Oleh
:
Atiqufiqurrahman 180 912 089
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
SEPTEMBER 2012
A. Pengertian pendidikan dan ilmu
Secara etimologi pendidikan berasal dari
kata didik yang mendapat imbuhan pe- an. Berubah menjadi kata kerja
‘mendidik’ yang berarti membantu anak untuk menguasai aneka
pengatahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan
masyarakatnya.[1]
Istilah ini muncul dengan bahasa yunani yaitu paedagogiek yang berarti ilmu
menuntun anak, dan paedagogia adalah pergaulan dengan anak-anak, sedangkan
orang yang menuntun atau mendidik anak adalah paedagok. Dari istilah yang
dikemukakan diatas, ada arti lain yang lebih lengkap yaitu arti secara terminologis
atau arti konsep sebagaimana dikemukakan para ahli.
Crow and Crow, pendidikan diartikan
sebagai proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu
untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta
kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Karter V. Good menuturkan bahwa
pendidikan adalah keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan ,
sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya yang bernialai didalam masyarakat dimana
ia hidup. Dalam bukunya dictionary of education beliau membedakan pendidikan
dalam dua hal:
1.
Pendidiakn adalah
seni, praktek, atau profesi pengajaran
2.
Pendidikan adalah
ilmu yang sistematis atu pengajaran yang berhungan dengan prinsip-prinsip dan
metode-metode mangajar, pengawasan dan pembimbingan siswa.
John Dewey, mengartikan pendidikan sebagai
suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik secara
intelektual maupun emosional kearah alam dan sesama manusia.
Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar dewantara, merumuskan hakikat
pendidikan sebagai usaha orangtua bagi anak anak dengan maksud menyokong
kemajuan hidup nya, dalam arti memperbaiki tumbuhnya kekuatan rohani dan
jasmani yang ada pada anak anak.[2]
Sebagai warga Negara Indonesia maka perlu juga menjabarkan landasan pendidikan
yang tertuang dalam Undang Undang Dasar 1995. ada dua pasal yaitu pasal 31 dan
pasal 32.
Pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap-tiap warga Negara
berhak mendapat pengajaran. Ayat 2 pasal ini berbunyi : Setiap warga Negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Menurut Redja mudyaharjo, makna
pendidikan bisa dibagi menjadi tiga, yak ni maha luas, sempit dan luas
terbatas. Makna secra maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsunag dalam segala lingkungan hidup dan sepanjang hidup. Segala
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Makna secara
sempit, pendidiakan adalah persekolahan,
Yang diselenggarakan oleh sekolah sebagailembaga pendidikan formal yang diupayakan untuk mempengaruhi anak atau
remaja yang diusahakan padanya agar punya kemampuan yang sempurna dan kesadaran
penuh berkaitan dengan hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial. Makna secara
luas terbatas, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakt, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajarn, dan latihan
yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranannya secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup.
Dari uraian diatas akhirnya dapat diambil
kesimpulan bahwa pendidikan adalah:
1.
Pendidikan
berwujud aktifitas interaktif yang sadar dan terencana.
2.
Dialakuakn oleh
minimal dua orang, satu pihak berperan sebagai fasilitator dan dinamisator
sedang pihak lainnya sebagai subyek yang berupaya mengembangkan diri.
3.
Proses dicapai
melalui penciptaan suasana belajar dan proses pembembelajaran.
4.
Terdapat nilai
yang diyakini kebenarannya sebagai nilai aktivitas.
5.
Memiliki tujuan
baik dalam rangka mengembangkan segenap potensi internal individu anak.
6.
Puncak ketercapaian
tujuan adalah kedewasan, baik secara fisik, psikologik, sosial, emosional,
ekonomi, moral dan spiritual pada peserta didik.
Keragaman
difinisi tentang pendidikan merupakn hal yang wajar sebab sebuah definisi yang
dirumuskan seseorangdipengaruhi oleh latar belakang keilmuan, pendidikan,
ideologis, geografis, bahkan juga agama.[3]
Terlepas dari
perbedaan makna terpenting dari apa yang disebut pendidikan, pendidikan adalah
persoalan yang paling srtategis bagi kehidupan manusia baik dalam perspektif
individu, masyarakat dan bangsa.[4]
Sedangkan ilmu
adalah mengemukakan hakikat alam beserta isinya,sebagaimana adanya, bebas dari
norma norma yang disiptakan oleh manusia.[5]
B. Pengertian ilmu pendidikan
Para ahli bersepakat
bahwa pendidikan yang baik selalau dilakukan dengan cara-cara mendidik yang baik. Cara mendidik yang baik adalah cara
yang didasarkan pada teori-teori mendidik hasil pemikiran dan hasil penelitian
para ahli. Di samping itu pengalaman mendidik para pendahulu yang dianggap
berhasil juga diakui sebagai referensi cara mendidik yang baik. Dengan kata
lain pendidik yang baik adalah pendidikan yang di lakukan dengan mendasarkan
pada teori dan praktek mendidik yang di sepakati para ahli yang terangkum dalam disiplin ilmu yang disebut
ilmu pendidikan.
Secara umum ilmu
pendidikan dipahami dalam dua pengertian. Pengertian pertama ilmu pendidikan dipahami
sebagai seni mendidik( the art of educating) atau seni mengajar (the art of
teaching) sebagaimana diungkapkan Cniarter V. Good. Pengartian semacam ini
menganggap ilmu pendidika berisi sederet
kiat kiat jitu dalam mendidik yang efektif, sebagaimana telah dikaji dan diteliti para ahli. Pengertian kedua , ilmu
pendidikan dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan
dengan prinsip ilmiah (scince of education)
Sebagaimana
pendidikan yang kedua para ahli mendefinisikan ilmu pendidikn secara relative
beragam. MJ. Lengeveld mengartikan paedagogiek atau ilmu pendidikan sebagai
suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan
atau hakiki obyek itu. Melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
Carter V. Good, menyebut ilmu pendidikan sebgai suaau bangunan pengetahuan yang
sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif dan obyektif dari proses belajar,
menggunakan instrument secara seksama dalam mengajarkan hipotesis-hipotesis
pendidikan untuk di uji dari pengalaman, sering kali dalam bentuk
eksperimintasi. Jhon Frederick Herbart, memaknai ilmu pendidikan sebagai ilmu
yang berdiri sendiri yang mengkaji hakekat, persoalan, bentuk-bentuk dan
syarat-syarat dari pendidikan.
Ahli pendidikan Indonesia Brodjonegoro mengartikan
ilmu pendidikan secara sempit dan luas. Secara sempit ilmu pendidikan diartikan
sebagai teori pendidikan dan perenungan tentang pendidikan, sedangakan secara
luas diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul
dalam praktik pendidikan. Sutari imam barnadib menuliskan wa ilmu pendidiakn
adlah ilmu yang mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Driyarakara
memaparkan bahwa ilmu pendidiakn adalah pemikiran ilmiah tentang pendidikan.
Pemikiran ilmiah tersebut bersifat kritis, metodis dan sistematis. Kritis
karena semua pernyataan atau, alfirmasi harus mempunyai dasar cukup kuat.
Metodis karena dalam proses belajar berfikir dan menyelidiki orang menggunakan
suatu cara tertentu. Sedangkan sistematis karena berfikir ilmiah dalam
prosesnya selalu dijiwai oleh suatunide yang menyeluruh dan menyatukan,
sehingga fikiran-fikiranya dan pendapat-pendapatnya memiliki keterkaitan
sebagai satu kesatuan. Ngaling purwanto, ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
Dari pendapat-pendapat diatas, kita dapat
mengambil benang mrerah dari pengertian ilmu pendidikan, seperti yang dikatakan Arif Rohman
dalam bukunya “memahami pendidikan dan ilmu pendidikan” adalah ilmu
yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang berusaha memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan
pilihan-pilihan tindakan mendidik yang efektif.
C . Hubungan antara pendidikan dan ilmu pendidikan
Pendidikan dan
ilmu pendidikan adalah suatu bidang ilmu yang telah berdiri sendiri, yang
terpisah dari induknya yaitu filsafat. Jika pendidikan sebagai usaha sadar
manusia untuk menumbuh kembangkan potensi potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Sedangkan ilmu pendidikan adalah teori bertindak atau dengan kata lain seni
mendidik/mengajar.
Ilmu pendidikan
merupakan konsep konsep pelaksanaan teori teori pendidikan, kemudian perbuatan
mendidik, yaitu tindakan tindakan nyata dalam menerapkan teori teori
pendidikan. Sebagai akibat dari perbuatan mendidik, akan mendapatkan pengalaman
tentang mendidik. Sudah tentu pengalaman itu di dapat dihasilkan di lapangan,
pengalaman ini memberikan umpak balik kepada teori pendidikan yang terdapat
dalam ilmu pendidikan.[1]
Jadi pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang mendasarkan pada teori dan praktek mendidik
yang disepakati para ahli yang terangkum dalam disiplin ilmu yang disebut ilmu
pendidikan.[2]
DAFTAR
PUSTAKA
Arif Rahman. 2009.
memahami pendidikan dan ilmu pendidikan, laksbang mediatama Yogyakarta
As’aril Muhajir.
2010. Ilmu pendidikn perspektif kontektual,ar-ruzz media Jakarta.
Fuad ihsan.
2008. Dasar dasar kependidikan, rineka cipta, Jakarta.
Kartini kartono.
1992. Pengantar ilmu mendidik teoritis, mandar maju, Bandung.
Made pidata.
2007. Landasan kependidikan, Stimulus
ilmu pendidikan bercorak Indonesia, rineka cipta Jakarta.
Nurani soyomukti.
2010. Teori teori pendidikan, ar-ruzz media, Jogjakarta.
Tobroni. 2008. pendidikan islam, paradigma teologis, filosofis dan
spritualis umm press malang.
[1] Made
pidata. Landasan kependidikan, Stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia, (rineka
cipta Jakarta. 2007) Hal: 84
[2] Tobroni. 2008. pendidikan islam, paradigma teologis, filosofis dan
spritualis umm press malang.
[1] Arif Rahman. memahami
pendidikan dan ilmu pendidikan, (laksbang mediatama, Yogyakarta 2009) Hal.
5
[2] As’aril Muhajir. Ilmu
pendidikn perspektif kontektual,(ar-ruzz media Jakarta 2010) Hal.72
[3] As’aril
Muhajir. Ilmu pendidikn perspektif kontektual,(ar-ruzz media Jakarta
2010) Hal.71
[4] Tobroni Pendidikan islam, paradigma teologis,
filosofis dan spritualis, (universitas muhammadiyah malang; 2008) Hal. 13
[5] Made pidata, Landasan
kependidikan, Stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia, (rineka cipta
Jakarta; 2007) Hal. 80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar