Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum
Bahasa arab
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah tanmiyah al
manhaj
Yang dibina oleh Bapak Ach. Muhlis
Oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadiran
Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya. sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan salam dan hormat
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menujui
alam yang terang menderang ini
Terima kasih kami ucapkan
pula kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan pengetahuannya
sehingga menambah hal baru bagi kami. Terutama sumbangannya dalam hal materil
yaitu buku referensi
Adapun Kesalahan serta
kekurangan yang ada dalam makalah ini jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang
tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan kami. Dari kesemua kelemahan
kami kirannya dapat dimaklumi.
Demikian, harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. amien…!!!
Pamekasan, 10 april 2011
Penyusun,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada dasarnya ditentukanoleh
guru (tenaga kependidikan). Guru turut serta menyusun kuprikulum, duduk dalam
syatu penelitian pengembangan kurikulum atau memberikan masukan kepada panitia
pengembangan kurikulum.l Prosedur apapun
yang di tempuh dealam penge mbangan kurikulum, guru tetap memegang peranan
penting, karena guru merupakan unsur penting yang menentujan berhasil atau
gagalnya pelaksanaan kurikulum pada
suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsuing secara aktif dalam
pelaksanaan kurikulum bersama siswa. Guru yang menentukan topic pengajaran,
bahan bahan yangdi ajarkan, alat yang dipilih dan diprgunakan serta
mengivaluasi hasil pelaksanaan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi
adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai
dari suatu yang sedang di nilai itu, dilakukan pengukuran dan wujud dari
pengukuran itun adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia
kependidikan dikenal dengan istilah tes.
Mengenal
evaluasi itu sendiri, kita dapat melakukan penilaian terhadar prosedur, teknik,
serta materi yang dievaluasi , karena ketiga hal tersebut hasil evalusi yang
dilakukan, baik menenai validitas (kesahihan) realibilitas (keterandalan),
signifikasi (kepercayaan) maupun obyektifitas.[1]
Di samping itu, oleh sebab dampak hasiln pendidikan bukan hanya semata mata
didasarkan oleh anak didik, atau sekolah, maka penilaian sepatutnya bukan hanya
dilakukan oleh sekolah, tetapi juga oleh para pemakai lulusan. Secara garis
besar dapat dilakukan kepada dua hal yaitu:
1. Evaluasi terhadap proses
kurikulum
2. Evaluasi terhadap hasil
kurikulum
Evaluasi proses pertujuan penilai sejauh
mana kurikulum dapat memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yangb
ditetapklan. Sedangkan hasil ber tujuan menilai apakah hasil belajar dicapai
siswa sesuai dengan tujuan.
Evaluasi
proses dalam pelaksanaan, lebih cendrung dilakukan menggunakn prinsip prinsip
penilaian (research). Jenis penilaian yang dapat di tetapkan di sini terutama
adalah penilaian tindakan dan penilaian evaluasi. Biasanya peneliutian
dilakukan para ahli untuk mencari balikan dari suatu proses kurikulum.
Sedangkan yang berhubungan dengan tugas guru rutin dapat evaluasihasil, yang
dapat di jadikan balikan.
B. prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
Plaksanaan
penilaian di tunjukkan untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat menyampaikan tuijuan yang
ditetapakan. Tujuan merupakan acuhan dari sejumlah komponen, baik komponen
bahan , metode maupun evaluasi . De ngan demikian bila ingin diketahui apakah
tujuan itu tercapai sepenuhnya atau tidak, maka seluruh bahan menjadi dasar
melakukan evaluasi.[2]
Berdasarkan penjelasaan yang
ada, dalam melakukan evaluasi kurikulum perlu dipegang prinsip prinsip sebagai
berikut :[3]
1. Evaluasi mengacu kepada
tujuan
2.Eevalkuasi bersifat komprehensif
atau menyeluruh
3.Evaluasi dilaksakan secara
obyektif
1. Tujuan Sebagai Acuhan Dalam Evaluasi
Tujuan
sebagai acuhan ini harus di rumuskan terlebih dahulyu sehingga dengan jelas
menggambarkan apa yang hendak di capai. Disini diperlukan kajian lebih mendalam
tentang bentuk bentuk atau perjenjangan kognitif,afektif dan psikomotor dari
toksonomi . Prinsip lain dari penggunaan tujuan sebagai acuhan dalam evaluasi
adalah bahwa rumusan itu harus dapat menggambarkan bentuk prilaku yang dapat di
atur. Tekanan utama dalam menentukan bobot sasaran dalam evalusia banyak
ditentukan oleh bentuk kurikulum yang di terapkan, tentu saja pada bentuk subject
centered berbeda dengabn activity
atau pun life curriculum.[4]
2. Seluruh Bahan Harus Mencakup Dalam Evaluasi
Bila tujuan itu menentukan luas dan banyak
bahan, akibat akan banyak sekali bahan yang harus dinilai dalam rangka
pecapaian tujuan. Kemunkinannya ada dua macam, pertama kita harus melakukan
evaluasi dengan butir soal sebnyak banyaknnya atau secara kuantitatif, tentu
ini akan membutuhkan waktu lama kedua, dapat di ambil sample : bila kita
menggunakan sample sebagai dasatr untuk melakuakn evaluasi yang bersifat
komprehensif, diperlukian tehnik tertentu dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kisi kisi evaluasi. Kisi kisi itu barulah dibuat alat evaluasi.
3. Hasil Sebenarnya Merupakn Dasar Kajian
Hasil evaluasi harus dapat menggambarkan keadaan
sebenarnya hasil yang dicapai. Dengan mengetaui hasil semuanya ini dapat
diketahui pula segi-segi kelemahan dan kekuatan dari kurikulum yang
dilaksankan, disamping kemampuan siswa itu sendiri. Agar hasil evaluasi dapat
berarti untuk maksud diatas, keobyektifan perlu diperhatikan dan dipegang.
Keobyektifan ini dimaksudkan, bahwa
evaluasi harus dilaksanakan sebaik-baiknya, tanpa ada pengaruh luar dari
factor guru maupun siswa itu sendiri.
C.
Bentuk-bentuk Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum
Dilihat dari pelaksanaan dan tujuannya, evaluasi
kurikulum dapat dibedakan kedalam dua macam yaitu:
- evaluasi formatif yakni evaluasi yang dilaksanakan selama kurikulum itu digunakan dengan tujuan untuk menjadi dasar dalam perbaikan. Evaluasi ini dapat dilakukan terhadap pelaksanaan paket-paket program atau masing-masing mata pelajaran dari suatu kurikulum atau pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
- evaluasi sumatif yakni evaluasi yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan suatu kurikulum, seperti evaluasi kurikulum SD dilaksanakan setelah selesai (Enam Tahun) kurikulum itu dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kurikulum tersebut.
Didalam
melaksanakan evaluasi kurikulum dibutuhkan beberapa teknik-teknik antara lain
sebagai berikut :
- teknik bukan tes
teknis bukan tes
umumnya menggunakan alat-alat seperti:
- wawancara
- angket
- observasi
- daftar cek
- skala penilaian
Bentuk
bukan tes banyak sekali digunakan dalam melakukan evaluasi baik untuk tujuan
formatif maupun sumatif.
- teknik tes
teknik ini
biasanya digunakan untuk menilai hasil atau produk kurikulum, yang berupa hasil
belajar siswa. Tes dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
- tes lisan yang dilakukan secara verbal
- tes perbuatan adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban yang menggunakan tindakan atau perbuatan
- tes tertulis atau tulisan dilakukan secara tertulis baik soal maupun jawabannya. Teknik ini mempunyai kegunaan yang jelas.
D. Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum
Seorang ilmuan berpendapat bahwa evaluasi kurikulum
minimal terjadi dua kali yaitu awal dan akhir pengembang kurikulum, agar dapat
mengukur perubahan dalam jangka waktu tersebut.namun ia juga berpendapat bahwa
Hal ini harus dilaksanakan berturut-turut sepanjang proses pengembangan
kurikulum yang terdiri atas empat tahapan yaitu penentuan tujuan pendidikan,
pemilihan pengalaman pembelajaran, pengorganisasian pengalaman pembelajaran,
dan evaluasi efektif pembelajaran.[5]
Pengembangan
kurikulum proses yang meliputi kegiatan untuk melaksanakan percobaan evaluasi,
sehingga kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki untk hasil yang lebih baik.
Evaluuasi terhadap penyusunan dan perancangan kurikulum sangat sulit dan rumit,[6]
serta tidak memiliki criteria yang sama. Untuk mengmbangkan fungsi dan makna
evaluasi kurikulum terhadap pengembangan kurikulum ada empat keadaan yang harus
dihindari, yaitu :
- apbila dalam desain kurikulum sama sekali tidak terdapat rancangan evaluasi, desai ini tidak perlu dilaksanakan
- apabila dalam proses evaluasi terjadi penyimpangan tujuan evaluasi.
- Apbila tidak menghiraukan kesimpulan dan penilaian evaluasi yang telah ada
- Evaluasi sering kali digunakan sbagai alat peaerta didik yang justru sebnarnya harus menimbulkan kepercayaan dari pada peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Secara
umum evaluasi dapat membantu memperhitungkan potensi murid dalam mengajar.
Evalusi dapat memberikan informasi paling akurat mengenai kemampaun akademik
siswa. Evaluasi dapat juga menunjukkan bagai mana murid tumbuh, karena itu
evaluasi dapat meningkatkan efektifitas pengajaran, dengan evaluasi kita dapat
melokalisasi kesulitan kesulitan siswa dalam belajar. Evaluasi dapat pula
dijadikian bahan dalam membimbing kecerdasan murid dalam memiliah bidang
keilmuan atau bidang pekerjaan. Pada umumnya evaluasi berguna dalam menentukan
dan kemajuan siswa
DAFTAR PUSTAKA
- Drs. H. M. Ali, pengembangan kurikulum, Bandung: sinar baru, 1992
- Drs. H. saiful arif, pengembangan kurikulum, (pamekasan: stain press, 2009
- Prof. Dr.Nana syaodah sukmadinata,Pengembangan kurikulum teori dan Praktek,PT Citra aditya,Bandung,1993
- Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT, grafindo persada, 2006
- Prof. dr. Oemar hamalik. Dasar dasar pengembangan kurikulum. (Bandung; rosda karya, 2007
[1] Drs. H. M. Ali, pengembangan
kurikulum (Bandung: sinar baru, 1992 ). Hal: 126
[3] Drs. H. M. Ali, Ibid. Hal:
127
[4] Drs. H. M. Ali, Opcit. Hal: 128
[5] Prof. dr. oemar hamalik. Dasar
dasar pengembangan kurikulum. (Bandung;
rosda karya, 2001)hal: 171
[6]
Drs. H. saiful arif, pengembangan
kurikulum, (pamekasan: stain press, 2009) Hal: 172
Tidak ada komentar:
Posting Komentar