BAB
TUJUAN PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Tujuan Pendidikan.
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan ialah seperangkat sasaran
kemana pendidikan itu diarahkan.( Dirto Hadisusanto, Suryati Shidarto, dan Dwi
Siswoyo, 1995). Sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan memiliki ruang
lingkup sama dengan fungsi pendidikan. Wujud tujuan pendidikan dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Sehingga tujuan pendidikan bisa
dimaknakan sebagai suatu system nilai yang disepakati kebenaran dan kepentingannya
yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik dijalur pendidikan sekolah
maupun luar sekolah.
Dalam rumusan Undang-Undang RI nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah’’ mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.,,yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.’’ Sedangkan menurut Undang-Undang terbaru yakni Undang-Undang RI
nomer 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa,
pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa dan bermantabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan bertujuan untuk berkembangnya potensi pesarta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang Demokratis Serta Bertanggung
jawab.[1]
Sebagaimana telah kita pahami bahwa pembangan manusia seutuhnya
telah menjadi tujuan pendidikan nasional, dan mungkin saja telah menjadi tujuan
pendidikan nasional diberbagai Negara.tetapi pada kenyataannya kita sering
kurang jelas atau kesulitan menemukan gambaran manusia seutuhnya, dan akan
lebih sulit lagi ketika harus merumuskan bagaimana mengembangkan manusia yang
utuh, terintegrasi, selaras, serasi dan seimbang dari berbagai aspek dan
potensi yang dimiliki manusia.menurut Manfur, secara garis besar sasaran
pendidikan umum yaitu semua manusia dalam berbagai usia, keberadaan, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, dan dalam status apapun.yang dimaksud semua manusia
adalah berbagai usia secara keseluruhan manusia dari mulai ank-anak, remaja,
dewasa dan orang tua.[2]
Jadi cukup jelas bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq Mulia, sehat, kreatif, mandiri,dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab kepada dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara serta agamanya.[3]
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karenanya tujuan pendidikan
memiliki fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai opeh segenap kegiatan pendidikan.[4]
B.
Kedudukan
Dan Fungsi Tujuan Pendidikan
Tujuan pendiddikan tersususn menurut tingkat-tingkat tertentu,
mulai dari tujuan yang sangat luas sampai ketujuan-tujuan yang spesifik.[5]
Tujuan pendidikan harus sesuai dengan jenjang pendidikan mulai dari
jenjang pendidikan tingkat bawah hingga pendidikan tinggi. Tingkat jenjang
pendidikan dibawahnya seharusnya melandasi jenjang pendidikan diatasnya dan
seterusnya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan
merupakan suatu rangkaian, kesatuan sistem, dan berkesinambungan.[6]
Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma
yang bersifat memaksa, akan tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai
hidup yang baik( Umar Tirta Rahardja dan La Sulo,1994). Tujuan pendidikan juga
bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak, tidak
kelihatan panca indera tetapi bisa dihayati dan dipahami oleh pemiliknya.
Dalam kegiatan pendidikan, tujuan memiliki kedudukan yang amat
penting. Lebih-lebih bila dibandingkan di antara aneka komponen lain dalam
penyelenggaraan pendidikan, tujuan pendidikan merupakan komponen yang amat
fital. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua komponen diadakan, seluruh kegiatan
pendidikan diupayakan, semuanya semata-mata hanyalah tertuju kepada pencapaian
tujuan pendidikan.Oleh karenanya,semua hal dan semua kegiatan penyelenggaraan
pendidikan yang menyimpang dari pencapaian tujuan pendidikan, dianggap sebagai
praktik pendidikan yang menyimpang juga.
Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat
penting pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan pendidikan adalah
mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan pedoman kea rah mana
pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh karena tujuan pendidikan
memiliki fungsi yang amat penting tersebut, meka tujuan pendidikan harus
terumuskan dan dirumuskan secara mantap oleh semua pelaku pendidikan disemua
jenjang. Dengan adanya oleh semua pelaku pendidikan yang mantap diharapkan
pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan menyimpang.
Menurut M.J. Langeveld tujuan pertama dari pendidikan adalah
tercapainya kedewasaan. Dengan adanya tujuan ‘’kedewasaan’’ tersebut maka tugas
pendidik adalah membawa peserta didik dengan penuh rasa tanggung jawab kea rah
kedewasaan.[7]
Tanpa mengindahkan tekanan yang berubah-rubah yang diberikan kepada
fungsi pendidikan, tujuan-tujuan pendidikan berasal dari 4 fungsi dasar
pendidikan berikut:
1.
Pengembangan
individu- aspek-aspek hidup pribadi:
etis,estetis, emosional, fisis;
2.
Pengembangan
cara berfikir dan teknik menyelidiki-kecerdasan
yang terlatih;
3.
Pemindahan
warisan budaya-nilai-nilai sivik dan moral bangsa dan;
4.
Pemenuhan
kebutuhan sosial yang vital, yang menyumbang kepada kesejahteraan
ekonomi,sosial,dan politik-lapangan
teknik.[8]
C.
Macam-macam
Tujuan Pendidikan
Didalam praktek pendidikan khususnya pada system persekolahan,
didalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat khusus terdapat
sejumlah tujuan antara. Umumnya ada 4 jenjang tujuan pendidikan didalamnya
terdapat tujuan antara yaitu:
1.
Tujuan
umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia pancasila
2.
Tujuan
institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu
untuk mencapainya
3.
Tujuan
kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
4.
Tujuan
intruksional, yaitu kurikulum yang berupa bidang studi-bidang yang terdiri atas
pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.[9]
Adapun menurut Arikunto tujuan yang masih umum harus menjiwai,
semua gerak kegiatan pendidikan yang harus dicermati, walaupun
tindakan-tindakan khusus harus dilakukan berdasarkan atas jabatan dari tujuan
umum tersebut untuk mencapainya harus dirumuskan dalam bentuk tujuan yang lebih
khusus. Arikunto selanjutnya menegaskan bahwa tiap jenjang Mempunyai tujuan
masing-masing sesuai jenjang jenisnya yaitu:
1.
pendidikan
nasional(Tujuan Institusional), tujuan yang dirumuskan dan hendak dicapai oleh
suatu lembaga pendidikan.
2.
Tujuan
kurikuler, tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui bidang studi tertentu
3.
Tujuan
Instruksional, tujuan sekolah yang dicapai melalui kegiatan sekolah dan
kegiatan mengacu pada kurikulum yang telah distandarisasi oleh pemerintah dan
dilaborasi oleh guru menjadi bahan ajar.[10]
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan
yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
1.
Tujuan sementara, yaitu tujuan yang dicapai
berdasarkan berbagai kemampuan.
2.
Tujuan
akhir, tujuan untuk mewujudkan kepribadiannya yang baik melalui berbagai aspek.
[11]
Didalam bukunya beknopte theoretische paedagogiek, Langeveld
mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:
1.
Tujuan
Umum
Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan terakhir, atau
tujuan bulat. Tujuan umum ialah tujuan didalam pendidikan yang seharusnya
menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh
pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak
didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk
mencapai tujuan umum.
2.
Tujuan-tujuan
tak sempurna.
Yang dimaksud dengan tujuan tak sempurna atau tak lengkap adalah
tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak
dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan dengan
nilai-nilai hidup tetentu. Dan hal ini juga tidak terlepas dari tujuan umum
itu.
3.
Tujuan-tujuan sementara.
Tujuan sementara merupakan tempat-tempat perhentian sementara pada
jalan yang menuju ketujuan umum. Tujuan umum sementara ini merupakan
tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum.
4.
Tujuan-tujuan
perantara
Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara.umpamanya,
tujuansementara ialah si anak harus belajar membaca dan menulis. Setelah
ditentukan untuk apa anak belajar membaca dan menulis itu, dapatlah sekarang
berbagai macam kemungkinan untuk mencapainya itu dipandang sebagai tujuan
perantara.
5.
Tujuan
Insidental
Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat
yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum.
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas dan hubungan-hubungannya
satu sama lain, mempermudah usaha kita hendak mengerti pekerjaan mendidik dan
memmungkinkan kita meninjau apa yang dianjurkan oleh aliran-aliran kuno dalam
pendidikan. Sedangkan tujuan umum itu bermuara dalam pandangan hidup yang
mendukung sebagai batu dasarnya. [12]
D.
Tujuan
Pendidikan Menurut Para Ahli
Para ahli
memiliki rumusan tujuan pendidikan yang berbeda satu sama lain.masing-masing
menekankan pada orientasi tertentu dalam perumusan tujuan pendidikan. Hal ini
menandakan bahwa rumusan tujuan pendidikan mengarah pada orientasi yang
bervariasi sebagaimana Variasi di dalam perumusannya. Bebrapa rumusan dari para
ahli mengenai tujuan pendidikan tersebut telah dipaparkan Sutari Imam Barnadib
sebagai berikut:
1.
Crow
and Crow.
Menurut Crow and
Crow bahwa tujuan atau cita-cita pendidikan yang baik dan sehat adalah
mendorong anak didik untuk berfikir secara efektif, jernih, dan objektif
didalam suasana yang bagaimanapun.
2.
Mj.Langeveld
Menurut
MJ.Langeveld bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia dewasa
3.
Socrates
Menurut Socrates
bahwa tujuan pendidikan adalah mengenali dirinya sendiri supaya dapat hidup
dengan jiwa yang sehat, susila, dan bahagia. Pernyataan Socrates yang sangat
dikenal adalah:’’ kenalilah dirimu’’.
4.
Plato
Menurut plato
adalah bahwa tujuan pendidikan adalah mencapai keadilan di dalam Negara dengan
pimpinan dengan pimpinan raja yang bijaksana.
5.
Kohnstamm
Bahwa tujuan
pendidikan adalah menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia dapat
memperoleh perdamaian batin yang sedalam-dalamnya, tanpa menjadi beban orang
lain.
6.
Jonas
Cohn
Menurut jonas
cohn bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk anak didik supaya menjadi anggota
masyarakat yang berdiri sendiri ( mandiri) dalam masyarakat.
7.
Paul
Haberlin
Menurut Paul
Haberlin bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk ank didik memiliki kecakapan
batin, agar bisa memenuhi kewajiban, tugas hidupnya, dan tuhjuan hidupnya.
8.
John
Dewey
Menurut John Dewey
bahwa setiap tujuan pendidikan adalah usaha atau alat untuk mencapai tujuan
pendidikan lain yang lebih tinggi.
9.
Ki
Hadjar Dewantara
Menurut Ki Hadjar
Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah tercapai kesempurnaan hidup pada anak
didik.
10.
Sikun
Pribadi
Menurut sikun
pribadi bahwa tujuan umum pendidikan adalah terbentuknya psycho- hygiene dan
tanggung jawab pada diri anak didik.
11.
Nortonagoro
Menurut
nortinagoro bahwa tujuan umum pendidikan adalah tercapainya kebahagiaan
sempurna yakni dicapainya kepuasan sepuas-puasnya yang tidak menimbulkan
keinginan lagi dan bersifat kekal abadi.[13]
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan, Ahmadi Lif Khoiru, Konstruksi
Pengembangan Pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum,Jakarta,2010,
Prestasi Pustaka.
Hamalik, Oemar, Perencanaan pengajaran
berdasarkan pendekatan sisitem,Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2002.
Hidayatullah
Furqon, Pendidikan karakter: Membangun PeradabanBangsa,Surakarta,
2010,Yuma Pustaka.
Musaheri, Pengantar Pendidikan,Jogyakarta,
2007,Ircisod.
Purwanto, M.Ngalim, ilmu pendidikan
teoritis dan praktis,Bandung, 2011, PT.Remaja Rosdakarya.
Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan
ilmu pendidikan,Yogyakarta, 2009,Laksbang Mediatama.
Segala, Syaiful, Administrasi
Pendidikan Kontemporer,Bandung, 2008,Alfabeta.
Sutisna, Oteng, Dasar Teoritis untuk
praktek professional,Bandung,2007,Angkasa.
Tirtarahardja,
Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2008),
hlm. 37.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam,Bandung,
2009,CV.Pustaka Setia
[1]
Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan,(Yogyakarta:
Laksbang Mediatama, 2009), hlm.87-88
[2] Amri,
Sofan, Ahmadi Lif Khoiru, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran pengaruhnya
terhadap mekanisme dan praktik kurikulum,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010),
hlm.29-30.
[3] Musaheri,
Pengantar Pendidikan,(Jogyakarta: Ircisod,2007), hlm.50.
[4] Tirtarahardja,
Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2008),
hlm. 37.
[5] Hamalik,
Oemar, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sisitem,(Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2002),hlm.123.
[6] Hidayatullah
Furqon, Pendidikan karakter: Membangun Peradaban Bangsa,( Surakarta:
Yuma Pustaka, 2010), hlm. 6.
[7] Rohman,Arif,Memahami
pendidikan dan ilmu pendidikan.hlm.88-89
[8] Sutisna,
Oteng, Dasar Teoritis untuk praktek professional,(Bandung: Angkasa,2007),
hlm.42.
[9] Tirtarahardja,
Umar, Sulo,La, Pengantar Pendidikan,hlm.39.
[10] Segala,
Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer,(Bandung: Alfabeta,
2008),hlm. 8.
[11] Uhbiyati,
Nur, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung,CV.Pustaka Setia), hlm.29-30.
[12] Purwanto,
M.Ngalim, ilmu pendidikan teoritis dan praktis, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm.20-23.
[13]
Rohman, Arif,Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan,hlm.92-93.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar