Kamis, 24 Mei 2012

Perkembangan sya`ir arab

A. Perkembangansyair Arab
syair arab dalam perkembangannya bisa dibagi atas beberapa perodisasi Pertama masa jahiliyah ditandai dengan kehadiran kelompok penyair al Muhalhil (awal abad ke – 6), Ashab Al-Mualaqat seangkatan penyait Umr Al-Qais dan Qis bin Sa'adah. Kedua pada masa permulaan Islam dan daulah Umayah (622 – 759). Ini ditandai dengan kehadiran rombongan penyair Ka-Ab bin Zuhair, kemudian juga penyair gazal (canda), lalu rombongan penyair politik Al-Akhtahal (640 – 710), berikutnya penyair badii rombongan penyair Zi'I Rimmah dan yang lainnya.
Kemudian peride ketiga massa daulat abbasiyah (750 – 1258),ditandai dengan hadirnya penyair baru serombongan dengan Basyar bi Burd, Sa'ir Al Syu'ara, Ibnu Hani, Al-Jahizh. Al-Hamdzaniy dan lainnya. Periode keempat, yaitu periode kemunduran (1268 – 1798), lalu kelima periode kebangkitan pada abad ke 19 sampai paruh pertama abad ke 20. Di zaman inj bias dicatatat sejumlah nama misalnya, Naqula Al-Turq, Ismail Shabariy, Rifa'at Al-Thatawiy, Muhammad Timur dan yang lainnya.
Periode keenam, yaitu zaman kontemporer yang penuh dengan media cetak dan elektronik. Di jaman inilah muncul nama Najib Magfuzh, satu-satunya sastrawan arab yang pernah meraih hadiah Nobel Sastra pada tahun 1988. bersama dia juga muncul nama Prof. Nawel Al Sa'adawih. Sastrawan wanita asal mesir, yang karya-karyanya dikenal luas di Indonesia.
Dalam makalah yang singkat ini, penulis akan berusaha mengungkapkan Tentang Pengertia Syair, Perkembangan Syair pada masa pertama atau masa Jahiliyah dan disebut juga masa Syair Arab Klasik,
B. Macam-Macam Syair
Adapun puisi (Syi'r) terbagi atas dua bagian, yaitu asy-Syi'r al-Ginai dan asy-Syi'r al-Hikami atau asy-Syi'r at-Ta'limi. Asy-Syi'r al-Ginai merupakan puisi hiburan yang berisi ungkapan perasaan sang penyair. Adapun asy-Syi'r al-Hikami atau asy-Syi'r at-Ta'limi adalah puisi yang berisikan pendidikan atau pengajaran.
Dalam hal ini, jenis Syi'r Arab jahiliyah menurut tujuannya terbagi menjadi beberapa macam, sesuai bentuk dan warnanya yang berlainan antara yang satu dengan yang lain, yang semuanya mewarnai corak yang sesuai dengan tujuannya masing-masing.
1. Tasybih/ghazal ialah suatu bentuk puisi yang di dalamnya menyebutkan wanita dan kecantikannya, Syi'r ini juga menyebutkan tentang kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja yang berhubungan kisah percintaan. Seperti Syi'r A`sa ketika tidak tega ditinggal kekasihnya Harirah:

غَرَّاءٌ فَرْعَاءْ، مَصْقُوْلٌ عَوَارِضُهَا # تَمْشِى اْلهُوَيْنىَ كَمَا يَمْشِى اْلجى الوحل
كَأَنَّ مِشْيَتَهَا مِنْ بَيتِ # جَارَتِها مَرّ السَحَابَةِ لا رَيْثٌ و لا عَجَل

Seolah-olah jalannya dari rumah tetangganya
Seperti jalannya awan tidak lambat dan tidak juga cepat
2. Hammasah/Fakher, jenis Syi'r ini biasanya digunakan untuk berbangga dengan segala macam kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh suatu kaum. Pada umumnya Syi'r ini digunakan untuk menyebutkan keberanian dan kemenangan yang diperoleh. Seperti Syi'r Rasyid ibn Shihab al- Yaskary yang menantang Qais ibn Mas`ud al-Syaibany di Pasar Ukaz;
وَلاَ تُوعِدنِّى إنـنى إن تـلاَقنى معى مَشْـرِفِىُّ في مضاربـه قَضَمْ
و ذمٌّ يُغَشِّى المرءَ خِزْياً و رهطه لدى السَّرْحة العَشَّاء في ظلها الأَدَمْ
Jangan mengancamku, sungguh bila kau menemui aku
Bersamaku pedang tajam dengan darah yang terus mengalir karena sayatannya
Dan celaan yang membuat pingsan korbannya karena malu dan hina
Disaksikan berbagai kabilah di bawah pohon (di pasar Ukaz) di Qubab Adam (Dhaif, 2001: 200).
Madah, Bentuk Syi'r ini digunakan untuk memuji seseorang dengan segala macam sifat dan kebesaran yang dimilikinya seperti kedermawanan dan keberanian maupun ketinggian budi pekerti seseorang. Seperti Syi'r Nabighah ketika memuji raja Nu`man:

فَإِنَّكَ شَمْسٌ وَ الْمَلُوكُ كَوَاكِبٌ إِذَا طَلَعَتْ لمَْ يَبْدُ مِنْهُنَّ كَوْكَبُ
Kamu adalah matahari sedang raja yang lain adalah bintang
Apabila matahari terbit maka bintang-bintang yang lain tidak mampu menunjukkan diri (Mursyidi, 97).
Atau seperti Syi'r A`sya ketika memuji kedermawanan Muhallik:
Syi'r ini ditulis oleh an-Nabighah untuk memuji kaum Ghassasinah, khususnya kepada raja Amru ibn al-Harits al-Ghassany.

لَهُمْ شِيْمَةٌ لَمْ يُعْطِهَا اللهُ غَيْرَهُمْ مِنَ اْلجُوْدِ، وَاْلأَحْلاَمِ غَيْرَ عَوَازِبِ
رِقَافَ النِّعَالِ، طَيِّبٌ حُجُزَاتُهُمْ يُحَيَّوْنَ بِالرَّيْحَانِ يَوْمَ السَّبَاسِبِ
وَلاَ يَحْسَبُوْنَ اْلخَيْرَ لاَ شَرَّ بَعْدَهُ وَلاَ يَحْسَبُوْنَ الشَّرَّ ضَرْبَةَ لاَزِبِ

Mereka (kabilah Ghassan) memiliki sifat kedermawanan, dan cara berfikir cemerlang yang tidak diberikan oleh Allah kepada yang lain
Sandalnya halus, selalu mengendalikan diri, semua manusia menghormati mereka dengan wangi-wangian pada hari raya sabasib
Mereka sangat berpengalaman, kebaikan tidak melupakan mereka dari kesengsaraan-kesengsaraannya, demikian juga musibah dan penderitaan tidak membuat mereka berputus asa. (Mursyidi, t.t.:90).
3. Rotsa', jenis Syi'r ini digunakan untuk mengingat jasa seorang yang sudah meninggal dunia. Seperti Syi'r Khansa` yang sangat terkenal dengan rangkaian Syi'r ratsa`nya;

يُذَكِّرُنِى طُلُوْعُ الشََّمْسِ صَخْرًا وَ أَذْكُرُهُ لِكُلِّ غُرُوْبِ شَمْسَ
فَلَوْلاَ كَثْـرَةُ البَـاكِيْنَ حَوْلِى عَلَى إِخْوَانِـهِمْ لَقَتَلْتُ نَفْسِى

Aku selalu teringat Sakhr, aku teringat padanya setiap matahari terbit.
Dan aku teringat padanya ketika matahari terbenam.
Aku teringat padanya antara keduanya.
Ingatanku padanya tidak bisa hilang.
Kalau bukan karena aku melihat banyak orang yang menangisi mayat-mayat saudaranya yang mati, mungkin aku sudah bunuh diri.
4. Hijaa', jenis puisi ini digunakan untuk mencaci dan mengejek seorang musuh dengan menyebutkan keburukan orang itu. Seperti Syi'r Zuhair yang mengancam al-Harits ibn Warqa` al-Asady yang merampas unta keluarganya. Warqa` terpaksa mengembalikan untanya yang dirampasnya.

لَيَأْتِـيـَنَّكَ مِنِّى مَنْطِقٌ قَذِعٌ بَاقٍ كَمَا دَنَّسَ اْلقُبْطِـيَّةَ الوَدَكُ

Kamu akan mendapatkan hujatan pedas yang mematikan dariku
Tidak akan bisa hilang seperti baju putih yang terkena lemak
(Dhaif, 2001: 197).

5. I'tidzar, Jenis puisi ini digunakan untuk mengajukan udzur dan alasan dalam suatu perkara dengan jalan mohon maaf dan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya. Syi'r ini dibuat oleh A'sya untuk meminta maaf kepada Aus ibn Lam (dari kabilah Thayyi') yang sebelumnya dia ejek dengan Syi'r hija'nya

وَإِنِّى عَلىَ مَا كَانَ مِنّىِ لَنَادِمٌ وَإِنّىِ إِلَى أَوْسْ بِنْ لاَمٍ لَتَائِبُ
وَإِنِّى إِلَى أَوْسْ لَيَقِيْلُ عِذْرَتِى وَيُصَفِّحُ عَنىِّ- مَا حَيِيْتُ- لَرَاغِبُ
فَهَبْ لِى حَيَاتِى فَاْلحَيَاةُ لَقَائِمٌ بِشُكْرِكَ فِيْهَا، خَيْرُ مَا أَنْتَ وَاهِبُ
سَأَمْحُو بِمَدْحٍ فِيْكَ إِذْ أَناَ صَادِقٌ كِتَابُ هِجَاءٍ سَارَ إِذْ أَنَا كَاذِبُ

Sesungguhnya aku menyesal atas apa yang telah aku lakukan dan aku mohon ampunan kepada Aus ibn Lam, dan aku mohon ampunan dari Aus dan menghapus segala kesalahanku adalah keinginanku, berilah aku kehidupan dan kehidupan akan terjaga dengan kesyukuranku kepadamu dan pemberianmu adalah yang terbaik aku akan menghapus kesalahanku dengan pujian kepadamu dan ini adalah pengakuan yang jujur sedangkan ejekan kepadamu yang lalu sebenarnya adalah bohong (Al-Iskandary, 1978: 55).
6. Wasfun, Jenis Syi'r ini biasanya digunakan untuk menggambarkan sesuatu kejadian ataupun segala hal yang menarik seperti menggambarkan jalannya peperangan, keindahan alam dan sebagainya. Kebanyakan para penyair jahiliyah adalah orang Badui yang begitu menyatu dengan kehidupan alamnya. Sehingga begitu terpengaruh dengan lingkungannya. Mereka mengambarkan dalam Syi'rnya tentang padang pasir, langit, bintang, angin, hujan, tenda-tenda perkemahan, puing-puing perkampungan, tempat-tempat bermain anak-anak dan unta, tentang kuda dan ciri-cirinya, perjalanan, peperangan, alat-alat perang, perburuan dan peralatannya, hal ini terlihat jelas pada Syi'r-puisnya Imru'ul Qais. Imru al-Qais menggambarkan kudanya dengan ungkapan yang begitu indah;

وَقَدْ أَغْتَدِى وَالطَّيْرِ فِى وُكُنَاتِهَا بِمُنْجَرِدٍ قَيْدِ, الأَوَابِدِ, هَيْكَلِ
مُكِرٍّ مُفِرٍّ, مُقْبِلٍ, مُدْبِرٍ مَعًا كَجَلْمُوْدِ صَخْرٍ حَطَّهُ الِسيْلِ مِنْ عَلِ
يَزِلُّ الغُلاَمُ الجِفُّ عَنْ صَهَوَاتِهِ وبلْوى بِأَنْوَابِ العَنِيْفِ المُثَقَّلِ
لَهْ أيْطَلاَ ظَبْى, وَسَاقَا نَعَامَةٍ وَإِرْخَاءِ سِرْحَانٍ, وَتَقْرِيْبُ تَنْفَلِ

Pagi-pagi aku sudah pergi berburu saat itu burung-burung masih tidur disangkarnya
Mengendarai kuda yang bulunya pendek besar larinya cepat mampu mengejar binatang buas yang sedang berlari kencang
Maju dan mundur bersamaan secepat kilat seperti hanya satu gerakan
Seperti batu besar yang runtuh terbawa banjir dari tempat tinggi
Pemuda yang kurus akan kesulitan duduk di pelananya
Sebagaimana orang yang kasar dan besar juga akan kerepotan merapikan bajunya
Pinggangnya seperti pinggang beruang, kakinya panjang dan keras seperti kaki burung Unta
Kalau berlari ringan seperti larinya kijang, apabila berlari kencang mengangkat kedua kaki depannya bagai larinya serigala liar (Mursyidy, t.t.: 75-77).
7. Hikmah: puisi ini berisi pelajaran kehidupan yang terkenal pada zaman jahiliyah Seperti Syi'rnya Labid,

اَلاَ كُلُّ شَيْئٍ مَا خَلاَ اللهِ بَاطِلُ وَ كُلُّ نَعِيْمٍ لاَ مَحَالَةَ زَائِلُ
وَ كُلُّ أُناَسٍ سَوْفَ تَدْخُلُ بَيْنَهُمْ دويهية تَصْفَرُّ مِنْهَا الأَنَامِلُ
وَ كُلُّ امْرِئٍ يَوْمًا سَيَعْلَمُ غَيْبَهُ إِذَا كُشِفَتْ عِنْدَ الالَهِ الْحَصَائِلُ
Sesungguhnya segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap
dan setiap kenikmatan pasti akan sirna.
Setiap orang pada suatu saat pasti akan didatangi oleh
maut yang memutihkan jari-jari.
Setiap orang kelak pada suatu hari pasti akan tahu amalannya
jika telah dibuka catatannya di sisi Tuhan (Al-Iskandary, 1978: 88-89).

Metode pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa kami haturkan selaksa sholawat dan salam kepada sang baginda Nabi tercinta pembawa kedamaian bagi seluruh alam semesta sekaligus dipuja oleh jutaan insan yang bertakwa yakni Muhammad Ibn Abdillah.
Dan kami tidak lupa pula ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat memberi konstribusi sebagai wahana dalam rangka memperluas wawasan saudara-saudara khususnya pribadi penulis.


Pamekasan 26 Oktober 2011

PENULIS


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Kosakata (al-Mufradât) 2
B. Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât) 2
C. Langkah-langkah menyampaikan Kosakata (al-Mufradât) 3
D. Pembelajaran Mufrodat Pada Tingkat Dasar 4
E. Pembelajaran Mufrodat Pada Tingkat Menengah 4
F. Pembelajaran Mufradat Pada Tingkat Lanjut 5
DAFTAT PUSTAKA 6






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimana dalam pembelajaran bahasa arab membutuhkan beberapa kecakapan yaitu kecakapan dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.dan juga dalam pembelajaran bahasa arab ini sulit untuk dipahahami. Dimana untuk memahami bahasa arab ini butuk memperkaya kosakata bahasa arab.untuk cepat memperkaya kosakata ini perlu adanya langkah-langkah. atau metode.
Pada pembahasan makalah ini yaitu akan mengbahas tentang langka-langkah memberika atau meperkaya kosakata dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam bahasa arab. Dengan adanya langkah-langkah ini senantiasa bisa membantu kepada guru bagaimana cara yang baik dalam memberikan kosakata kepada anak didiknya dalam pembelajaran bahasa khususnya dalam pembelajaran bahasa arab.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Kosakata (al-Mufradât)
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata.

B. Pembelajaran kosakat (Mufradat)
Mengajarkan mufradat yang baik, harus memper-timbangkan hal-hal sebagai berikut.
1. Frekuensi (al-tawâtur), yaitu mengutamakan kata-kata yang lebih populer dalam dunia komunikasi bahasa Arab secara umum.
2. Range (al-tawâzzu’), yakni mengutamakan kata-kata bahasa Arab yang lebih banyak dipakai di banyak negara Arab dari pada yang hanya dipakai di sebuah negara Arab.
3. Availability (al-matâhiyyah), yakni mengutamakan kata-kata yang mana jika seseorang menginginkan atau mencarinya dengan mudah dapat ditemukan.
4. Familiaritas (al-ulfah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih akrab bagi pembelajar dari pada yang jarang digunakan oleh mereka.
5. Coverage (al-syumûl), yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi) redaksi dari banyak majalah, koran dari pada yang tidak atau jarang karena hanya terdapat pada selebaran-selebaran tertentu saja.
6. Urgensi (al-ahammiyyah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih memenuhi kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.
7. Al-‘arûbah, yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni, buka kata serapan. Kecuali kata yang tidak ada pasdanannya dalam bahasa arab, seperti kata virus.


C. Langkah-Langkah dalam Menyampaikan kosakata(Mufradat)
Berikut ini metode yang dapat digunakan oleh guru dalam menjelaskan mufradat (kosa kata) baru, yaitu:
1. Memberikan contoh (namâdzij)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan memberikan contoh, atu menunjukkan sebuah benda yang memilki kesesuaian arti dengan kata baru yang dimaksud.
2. Dramatisasi (tamtsîl-l-ma’nâ)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan melakukan praktek, atau mendramatisasi arti kata yang dimaksud. Seperti ketika menjelaskan kata kataba, sang guru lalu menggerakkan tangannya seperti orang menulis.
3. Bermain peran (la’b-l-dawr)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan mengambil peran orang lain, atau meminta siswa berperan sesuai dengan yang diinginkan. Misalkan, guru berperan menjadi pasien yang sedang sakit perut, lalu diperiksa seorang dokter.
4. Menyebutkan antonim (mutadlâdât)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan cara menyebutkan lawan katanya, seperti menyebutkan kata bârid untuk kata hâr. Guru dapat menjelaskan arti kosa kata baru dengan kata lain yang berlawanan, asalkan kata tersebut sudah dimengerti siswa atau telah disampaikan sebelumnya.
5. Menyebutkan sinonim (mutarâdifât)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan cara menyebutkan padanan katanya, seperti menjelaskan arti kata mawlâ dengan menyebutkan kata sayyid, asalkan kata tersebut sudah dimengerti siswa atau telah disampaikan sebelumnya.
6. Memberikan asosiasi (tadâ’iy-l-ma’âni)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan cara membuatkan asosiasi makna, maksudnya menjelaskan dengan menampilkan kata-kata lain yang mengacu pada makna yang diinginkan. Seperti menyebutkan kata zawj, zawjat, awlâd untuk menjelaskan arti kata „âilah.
7. Menyebutkan asal-usul kata (musytaqât)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan menjelaskan asal-usul kata. Misalnya, ketika menjelaskan makna mashâdirat guru dapat menyebutkan asal-usul kata tersebut dengan menyebutkan kata shadara, shadr, mashdar, dan seterusnya.
8. Mejelaskan maksudnya (al-murâd bihâ)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan menerangkan maksudnya. Beberapa kata baru terkadang dapat dijelaskan artinya dengan memberikan uraian beberapa kalimat yang mengacu pada makna yang dimaksud.
9. Mengulang-ulang bacaan (takrîr-l-qirâah)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan memimpin atau meminta siswa membaca kembali berulang-ulang kosa kata baru dengan rangkaian kalimat yang ada dalam teks, sehingga sampi ditemukan makna yang terkandung sesuai konteks kalimatnya.
10. Mencari dalam kamus (taftîsy-l-ma’âjim)
Guru menjeaskan arti kosa kata baru dengan mengajak bersama-sama atau sendirian memeriksa arti kosa kata baru tersebut dalam kamus. Cara semacam ini justru lebih cocok untuk digunakan bagi siswa di tingkat mutawashshith .
11. Menerjemahkan langsung (tarjamah fawriyyah)
Guru menjelaskan arti kosa kata baru dengan secara langsung menerjemahkannya ke dalam bahasa yang digunakan siswa (bahasa pertama). Cara ini hendaknya menjadi pilihan terakhir dalam menjelaskan makna kosa kata baru.

D. Pembelajaran Mufrodat Pada Tingkat Dasar
1. Menggunakan nyanyian/lagu dalam pembelajaran bahasa arab dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradat dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar. dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau menambah perbendaharaan mufradat,
2. Dengan menampilkan benda atau sampel yang di tunjukkan makna kata, contoh: pensil atau buku.Mendengarkan dan menirukan bacaan,dan mengulang-ngulang bacaan. (namâdzij)

E. Pembelajaran Mufrodat Pada Tingkat Menengah.
1. Menggunakan peragaan tubuh. Contoh guru membuka buku dalam menerangkan kata fathul kitab. (tamtsîl-al-ma’nâ)
2. Menulis kata Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa. (tamtsîl-l-ma’nâ)
3. Dengan bermain peran. (la’b-l-dawr)
4. Menyebutkan antonym dan sinonimnya. (mutarâdifât)
5. Menyebutkan kata dasar dan kata bentuknya. (musytaqât)
F. Pembelajaran Mufradat Pada Tingkat Lanjut.
1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya. (namâdzij)
2. Mencari makna kata dalam kamus. (taftîsy-l-ma’âjim)
3. Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa. (tarjamah fawriyyah)
4. Meletakan kata dalam kalimat.(al-kalimat al-musalsasl)
5. Menyusun kalimat.(yal`ab daur al-mudarris)


DAFTAR PUSTAKA


 Izza, ahmad, H, Dr, M,Ag Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Humaniora, Bandung
 الاستاذ متقين سعيد مدخل الى طريق تعلم اللغة العربية المدرسى اللغة العربية 1998 الاحكام
 الاعداد لتعليم اللغة العربية وطريقة تعليمها لغير الناطقين بها, 2002 المكتبة المعهد العالى
الاسلامى, باميكاسن

Media pengajaran bahasa arab

BAB I
MEDIA PENGAJARAN BAHASA ARAB


2.1. Pengertian Media Pengajaran Bahasa Arab
Kata media berasal dari bahasa latin Medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantaran. Sedangkan dalam bahasa arab adalah wasail yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Sedangkan menurut para ahli, media merupakan:
• Gearlach & Ely serta M. Sorby Sutikno; manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
• Atwi Suparman; Alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
• AECT (association of education and communication technology); segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi.
• Heinich dkk; perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima.
Dan dalam aktifitas pengajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa.
2.1. Urgensi Media dalam Pengajaran Bahasa Arab
Ada beberapa alasan mengapa media dipandang memiliki urgensi yang tinggi dalam pengajaran. John M. Lannon , mengungkapkan bahwa media pengajaran khusunya alat-alat pandang dapat :
1. Menarik perhatian siswa;
2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
3. Memberikan data yang kuat atau terpercaya;
4. Memadatkan informasi;
5. Memudahkan menafsirkan data;
6. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis ( bersifat tak jelas );
7. Mengatasi keterbatasan ruang;
8. Pembelajaran lebih komunikatif dan produtif;
9. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
10. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;
11. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu (bahasa Arab);
12. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam; serta
13. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa.
Sementara itu ada beberapa manfaat dari media pengajaran diantaranya :
1. Memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai lafazh
2. Menjadikan siswa lebih memperhatikan dan rajin belajar,
3. Menambah pemahaman siswa dan menjadikannya lebih membekas
4. Membantu untuk berfikir sistematis
5. Membantu menambah kekayaan bahasa siswa
2.1. Macam dan Prinsip Pemilihan Media Pengajaran
A. Macam-macam Media Pengajaran secara Umum
1. Dilihat dari jenisnya; audio (suara), visual (penglihatan/gambar), audiovisual (suara dan gambar).
2. Dilihat dari daya liputnya; luas dan serentak, terbatas oleh ruang dan tempat.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya; mudah dengan harga murah dan cara penggunaannya tidak sulit, sulit didapat dan tidak mudah dibuat serta harganya relatif mahal.

B. Macam-macam Media Pengajaran Bahasa Arab
Macam-macam media (jenis dan karakteristiknya) yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa arab secara ringkas sebagia berikut :
1. Laboratorium bahasa dengan berbagai macamnya. Media ini dapat membantu pengajar dalam memperdengarkan suara atau bunyi yang telah direkam kepada siswa untuk dipelajarinya. Media ini menggunakan pendekatan individual dalam melatih berbicara secara benar.
2. Media audio, seperti radio, piringan (CD), atau program radio pendidikan.
3. Media visual, yang terdiri atas :
a. Media cetakan, seperti naskah-naskah penjelasan dan keterangan, gambar, majalah, selabaran-selabaran, surat kabar, dan berbagai macam kartu. Media ini dapat digunakan secara langsung atau dengan menggunakan alat-alat tertentu seperti papan tulis, papan magnetic, flip chart dan sebagainya.
b. Media proyeksi, seperti OHP (Over Head Projector), slide projector dan film strip.
c. Contoh barang, model, pameran dan museum. Media ini dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa yang dipelajari, gaya hidup, dan lebih ditujukan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari bahasa arab.
4. Media audio visual, seperti film bersuara, video, televisi. Media ini memiliki kelebihan dengan memungkinkan menyajikan suara dan gambar sekaligus terutama untuk menyampaikan materi yang dipelajari.
5. Media pembelajaran berprogram. Media ini bertingkat-tingkat mulai dari bentuk modul-modul sederhana sampai dalam bentuk komputer.
Masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan, sebuah media yang tepat dan efektif digunakan untuk mengajarkan sebuah materi, belum tentu tepat dan efektif jika digunakan untuk mengajarkan materi yang lain. Untuk itu ketepatan pemilihan media juga turut menentukan keberhasilan pengajaran. Shalah Abdul Madjid membagi media pengajaran tersebut secara lebih rinci sesuai dengan jenis kemampuan (maharoh) yang akan diajarkan. Beberapa media tersebut antara lain :
1. Media pengajaran Istima’
Beberapa media pengajaran yang dapat digunakan dalam materi istima’ antara lain:
a. Piringan (CD)
b. Kaset/tape recorder
c. Siaran radio
d. Drama
e. Bermain peran
f. Permainan bahasa
g. Laboratorium bahasa
Masing-masing media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga dalam penggunaannya perlu mempertimbangkan dengan benar kesesuaian media tersebut dengan materi dan karakteristik siswa yang belajar.
2. Media pengajaran kalam
Beberapa media yang dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan kalam (an-nutq wa al-hadits) adalah ;
a. Papan pameran
b. Papan tulis
c. Papan magnetic
d. Lukisan dinding
e. Lingkaran jam
f. Slide dan film diam
g. Tamasya
h. Permainan bahasa
3. Media pengajaran qiro’ah
Beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran qiro’ah diantaranya :
a. Kartu
b. Laboratorim bacaan
c. Majalah bergambar karikatur
d. Poster
e. Tachistoscope
f. Reading pacer
g. Flm bacaan
h. Over head projector
i. Opaque projector
j. Permainan bahasa
4. Media pengajaran kitabah
Media pengajaran kitabah secara garis besar dapat dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu media pengajaran hija’iyyah, media pengajaran insya’, dan media resensi. Beberapa media yang dapat digunakan dalam pengajaran kitabah tersebut antara lain :
a. Kaset
b. Melengkapi huruf
c. Penggalan kata-kata
d. Gambar dan sketsa
e. Permainan hija’iyyah
f. Meningkatkan ta’bir muwajjah menjadi ta’bir hurr
g. Resensi film, program televisi, program radio, Koran dan majalah
C. Prinsip-prinsip Peilihan Media Pengajaran
1. Menentukan jenis media dengan tepat;
2. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat;
3. Menyajikan media dengan tepat;
4. Menempatkan atau mempergunakan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi dan Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Media Pengajaran
1. Onjektivitas, media dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan pendidik melainkan keperluan sistem belajar.
2. Program pengajaran, ada kesesuaian antara yang disampaikan kepada siswa dengan kurikulum yang berlaku (isi, struktur maupun kedalamannya).
3. Sasaran program, ada kesesuaian antara medai yang akan digunakan dengan tingkat perkembangan siswa (bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaan).
4. Situasi dan kondisi, tempat atau ruangan yang akan dipergunakan (ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya). serta siswa yang akan mengikuti pelajaran (jumlah, motifasi dan kegairahannya).
5. Kualitas teknik, perlu penyempurnaan sebelum digunakan (saura atau gambar yang kurang jelas, keadaannya telah rusak, ketidaksesuaian dengan alat yang lainnya).
B. Kriteria-kriteria Pemilihan Media Pengajaran
1. ketepatannya dengan tujuan pengajaran;
2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran;
3. Kemudahan memperoleh media;
4. Keterampilan pendidik dalam menggunakan apapun jenis medai yang dierlukan;
5. Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
2.4. Syarat-syarat agar Pendidik Mengetahui dan Terampil Menggunakan Media Pengajaran
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Marshall McLuhan mengenai media pengajaran yang akhirnya disimpulkan bahwa ada tiga kelompok pendidik sehubungan dengan media.
1. Pendidik yang hanya tahu akan nama-nama media
2. Pendidik yang tahu nama media dan tahu juga untuk apa dan mengapa media tersebut dgunakan
3. Pendidik yang bukan hanya tahu nama dan tahu untuk apa serta mengapa digunakan, tetapi sampai pada tingkat bagaimana menggunakan media tersebut.
Lebih lanjut McLuhan mengatakan bahwa untuk daapt sampai ke tingkat ketiga, yakni mengetahui dan terampil bagaimana menggunakan media pengajaran, dituntut dari pendidik adanya tiga syarat, yaitu:
1. Pendidik harus mengetahui spesifikasi media yang akan digunakan mengenai: nama, bagian-bagian, kelengkapan komponen, fungsi, alternatif kemanfaatan, dan bagaimana menggunakannya.
2. Pendidik harus bersikap modern. Cara mengajar, gaya dan strategi mengajar yang dimiliki oleh pendidik seringkali merupakan refleksi dari apa yang dilakukan oleh gurunya dahulu. Pendidik harus bersedia mengubah sikap sehingga iklim mengajar yang ada disekolah tidak konvensional (secara adat kebiasaan).
3. Pendidik harus dapat menempatkan dirinya sebagai siswa yang belajar. Guru harus memperlakukan siswa sebagai subek didik, bukan sebagai orang dewasa kecil.

Metode pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa kami haturkan selaksa sholawat dan salam kepada sang baginda Nabi tercinta pembawa kedamaian bagi seluruh alam semesta sekaligus dipuja oleh jutaan insan yang bertakwa yakni Muhammad Ibn Abdillah.
Dan kami tidak lupa pula ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat memberi konstribusi sebagai wahana dalam rangka memperluas wawasan saudara-saudara khususnya pribadi penulis.




Pamekasan 26 Oktober 2011


PENULIS


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Dasar-Dasar Dalam Memberikan Kosakata Bahasa Arab 2
B. Langkah-Langkah Dalam Memberikan Kosakata Bahasa Arab 3
DAFTAT PUSTAKA 6






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dimana dalam pembelajaran bahasa arab membutuhkan beberapa kecakapan yaitu kecakapan dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.dan juga dalam pembelajaran bahasa arab ini sulit untuk dipahahami. Dimana untuk memahami bahasa arab ini butuk memperkaya kosakata bahasa arab.untuk cepat memperkaya kosakata ini perlu adanya langkah-langkah. atau metode.
Pada pembahasan makalah ini yaitu akan mengbahas tentang langka-langkah memberika atau meperkaya kosakata dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam bahasa arab. Dengan adanya langkah-langkah ini senantiasa bisa membantu kepada guru bagaimana cara yang baik dalam memberikan kosakata kepada anak didiknya dalam pembelajaran bahasa khususnya dalam pembelajaran bahasa arab.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Dalam Memberikan Kosakata Bahasa Arab
1. Memberikan kosakata yang dibutuhkan oleh perindividu, yaitu: seorang guru dalam memberi kosakata harus sesuai dengan kebuhan setiap anak didiknya.
2. Memberikan kosakata yang jarang digunakan dalam sehari-hari ketikan seorang guru hendak menyuruh seorang murid membuat susunan dalam kalimat. Insya`
3. Memberikan kosakata secara terbatas kepada anak didiknya secara umum yaitu seorang pendidik dalam memberikan kosakata bahasa arab kepada anak didiknya harus membatasinya, misalnya tentang alat sekolah, maka guru harus membarikan kosakata yang berkaitan dengan peralatan sekolah tidak keluar dari itu. Biar anak didiknya cepat dalam mengengatnya.
4. Memberikan kosakata yang berhubungan dengan benda yang ada disekitarnya, yang mana seorang pendidik dalam memberikan kosakata bahasa arab yaitu dengan memilih kosakata yang ada disekitarnya yang sering diliahat oleh anak didiknya, sehingga anak didiknya cepat ingat dan cepat tanggap.
5. Memberikan kosa kata langsung disertai dengan artinya, disini guru memberikan kosakata bahasa arab langsung dengan ma`na atau artinya. Tampa memberikan gambaran apapun kepada anak didiknya.


B. Langkah-Langkah Dalam Memberikan Kosakata Bahasa Arab
Dan juga kami akan menjelaskan tentang langkah-langkah dalam memberi kosakata dalam pembelajaran bahasa arab.
Langkah-Langkah Dalam Memberikan Kosakata Bahasa Arab yaitu:
1. Memberikan kosakata dengan menggambarkan suatu benda. Yaitu: seorang guru dalam bemberikan kosakata bahasa arab kepada anak didiknya tidak menyampai secara langsung, akan tetapi masih menggambarkan suatu benda yang dituju.
2. Memberikan kosakata dengan mempraktekan langsung yaitu: yang mana seorang guru melakukan aktivitas yang berkenaan dengan kosakata tersebut, contoh seorang guru menulis kepapan tulis sambil mengucapkan كتب الاستاذ امام السبورة sehingga anak didiknya pahan atas apa yang disampaikan oleh gurunya.
3. Memberikan kosakata dengan menggunakan permainan yaitu: seorang guru dalam memberikan kosakata membuat seutu permaina atau alur cerita. Yang mana guru dalam memberikan kosakata tersebut seakan-akan bermain-main akan tetapik tidak lepas dari alu cerita itu tujuan untuk mengetahui kosa kata yang terkait dalamnya. Dan guru juga ikut serta didalam.
4. Menyampaikan kosakata yang berlawana. Yang mana seorang guru menyuruh kepada anak didiknya untuk melontarkan kosakata yang berlawanan dengan kosakata yang dilontarkan oleh seorang guru. Contoh ketika guru melontarkan kata الجميل maka seorang anak melontarkan kata القبيح
5. Menyaipaikan kosakata yang mempunyai arti sama berbeda dalam lafalnya. Dalam ini hampeir sama dengan langkah diatas tadi akan tetapi hanya berbeda dalam lafalnya saja. Ketika seorang guru melontarkan kata الترتيب maka seorang anak melontarkan kata النظام.
6. Menyampaikan kosakata dengan dijelaskan asal mulanya. Hal ini seorang guru menyampaikan kosakata yang disertai dengan penjelasan asal mula lafal tersebut. Contoh مكاتب yang asal mulanya adalah كتب
7. Dengan menggunakan susunan kalimat. Disini seorang guru memberikan kosakat dengan membuat susunan kalimat daartikan secarea perlafal. Contoh ذهب محمد الى مدرسة dalam kalimat ini diartikan satu persatu
8. Dengan cara membaca teks. Dalam hal ini seorang guru menyuruh kepada anak didiknya membaca suatu teks dan anak didiknya menanyakan kosakata yang sulit.
9. Dengan menerjemah. Yang mana seorang guru meminta anak didiknya untuk menerjemah sebuah susunan kata. Dan seorang memberitahukan kosakata yang sulit yang terkait dengan susunan kata tersebut.
10. langsung mencari didalam kamus. Ketika salah satu anak didiknya ada Yang tidak tahu pada salah satu kosakat maka seorang guru memerintahkan kepada anak didiknya langsung melihat atau mencari didalam kamus
Dalam salah satu buku juga dijelaskan tentang langkah-langkah penyampaian kosakata
1. menggunakan metode langsung yaitu seorang guru langsung menggunakan kosakata bahasa arab sebagai pengantar, ketika ada salah satu anak didik yang tidak mengerti salah satu kosakata yang ada dalam percakapan guru tersebut maka, guru mengembil alat peraga sebagai gambaran
2. menggunakan metode alami. Dimana seorang guri membawa anak didiknya kesalah satu tempat disana seorang guru mengenalkan benda-benda yang ada disekitarnya dengan menggunakan bahasa arab.
3. Menggunakan metode percakapan. Guru menyuruh kepada anak didiknya bercakap-cakap dengan kebiasaan sehari-harinya dengan menggunakan bahasa arab. Ketika ada kesulitan dalam menyampaikan kosakata. Maka seorang guru membantunya.
4. Dengan metode membaca. Dalam hal ini seorang guru menyuruh kepada anak didiknya membaca suatu teks dan anak didiknya menanyakan kosakata yang sulit.
5. Dengna metode mendengarkan. Seorang guru menyuruh kepada anak didiknya untuk mendengarka teks yang dibaca oleh gurunya atau temannya ketika anak didik menemukan kosa kata yang sulit anak didik tersebut menanyakannya.
6. metode menulis seorang guru menyuruh kepada anak didiknya untuk membuat susunan kata ketika anak didik. menemukan kosakata yang sulit anak didik tersebut menanyakannya.

DAFTAR PUSTAKA

 Izza, ahmad, H, Dr, M,Ag metode pembelajaran bahasa arab, humaniora, bandung
 الاستاذ متقين سعيد مدخل الى طريق تعلم اللغة العربية المدرسى اللغة العربية 1998 الاحكام

Senin, 14 Mei 2012

Belajar Berbasis Aneka Sumber.,


ملخص البحث

لقد كتب فى هذا العصر نظريات التربية الحديثة, منها حرية التلاميذ على استخدام وسائل التربية المتنوعة, مثل الكتاب, الجريدة, المذ ياع, التلفاز, معمل اللغة, البيئة, وما اشبه ذلك. و كذلك الحركة تحض على التعليم الفردى, اى الانتقال من تعليم الفصل الى تعليم جماعة منه, و من تعليم جماعة الى تعليم الفرد.
تستخد م وسائل التربية المتنوعة فى التعليم الفردى استخداما كثيرا. لأن هذا التعليم  يراعى فيه قوة كل فرد, و مستواه فى كل مادة على حدة. بجانب ذلك, جواز استخدام وسائل التربية المتنوعة فى تعليم اللغة العربية لذى تلاميذ مرحلة المتوسطة و المتقدمة لنيل المهارات اللغوية.

Sabtu, 12 Mei 2012

تحطيط الدراسة


يستطيع الطلاب قراءة النص, يعرف المفردات الجديدة, ويفهم النص.
       ·            الهدف الخص
يستطيع الطلاب قراءة النص بجيد, ويعرف مفردة جديدة, ويفهم النص عن الموضوع "أبو بكر الصديق".
       ·             العلامات
-        يستطيع الطلاب أن يقرء النص بجيد
-        يستطيع الطلاب أن يفهم النص عن الموضوع "أبو بكر الصديق".
       ·            المادة الدراسية
قراءة النص عن الموضوع " أبو بكر الصديق " باستخدام مفردة جديدة وفهمها
       ·            طريقة التدريس
محاضرة,الأسئلة والأجوبة.
       ·            عملية التدريس
التمهيد
-        يجيب الطلاب السلام من الأستاذة ويقرء الدعاء
-        يلقي الأستاذة الهدف الخاص في التدريس
 العرض
-        يقرء الأستاذ عن النص
-        يعرف الأستاذ المفردات الجديدة
-        يأمر الأستاذ الطلاب لقراءة النص
  الخاتمة
-        يقرء الطلاب النص عن الموضوع " أبو بكر الصديق "
-        يجيب الطلاب السلام
       ·            وسائل التدريس
الكتابة أو النص عن " أبو بكر الصديق ", . LCD, Laptop
       ·            الإختبارات
طريقة الإختبار: شفويا
   مادة الإختبار
-        يعبر المفردات الجديدة
-        يعبر الفكرة عن "أبو بكر الصديق"




أبو بكر الصديق
كان أبو بكر صديقا بالنبي قبل البعثة. فلما بعث رسول الله جاءه أبو بكر. وقال : أخبرني يا أبا لقاسم, أصحيح ما أخبر به القوم؟ فقال النبي : ماذا أخبروك؟ فأجاب أبو بكر : قالوا : إن الله ارسلك إلينا, لنعبده ولا نشرك به شيئا. فسأله النبي : وماذا جوابك لهم يا عطيق ؟ (فأخبره أبو بكر أنه صديق به عندهم).
وحدث النبي أبا بكر كيف جاءه الوحي في غار حراء. ثم كيف نزل (إقرأ باسم ربك الذي خلق .............), فقال أبو بكر : أشهد أن لاإله الا الله وأشهد أنك رسول الله.
وكان أبو بكر كلما أخبره النبي خبرا قال : صدقت. وهو صدق به خبر الإسراء قبل أن يسمع الخبر منه. واثر عنه فى ذالك قوله : (إن كان قال فقد صدق) وصدق به فى خبر السماء كلما نزل عليه الوحي.






المفردات
         
Kabar
أخبر
Di utus
بعث
Jujur
صدق
Menyekutukan
أشرك
Berkata
حدث
Wajib
يجيب
Turun
نزل
Bertanya
سأل
Sakit
مريض
Orang yg jujur
الصديق
Taat
أطاع
Memberi
خطب








الإختبارات

Kabar
……………….
……………….
بعث
Jujur
……………….
……………….
أشرك
Berkata
……………….
……………….
يجيب
Turun
……………….
……………….
سأل
Sakit
……………….
……………….
الصديق
Taat
……………….
……………….
خطب

أجب عن الأسئلة الاتية مناسب بالقراءة السا بقة!
1.   هل كان أبو بكر صديقا بالنبي قبل بعثة؟
2.   ماذا قال أبو بكر كلما أخبره النبي خبرا؟
3.   لمذا لقب أبو بكر بالصديق؟

SEMUGA BERMAMFAAT